8 Wisata Kuliner Purwokerto Istimewa, dari Camilan hingga Makanan Berat

Wisata kuliner Purwokerto tak boleh terlewatkan saat singgah di kota ini.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 28 Mei 2023, 19:20 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2023, 19:20 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Wisata kuliner Purwokerto tak boleh terlewatkan saat singgah di kota ini. Kota Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas yang sekaligus menjadi pusat pemerintahannya. Kota yang terkenal dengan dialog ngapaknya ini memiliki banyak referensi kuliner.

Wisata kuliner Purwokerto memiliki pilihan makanan khas. Wisata kuliner Purwokerto bisa ditemui di sepanjang jalan Purwokerto baik berupa warung makan kaki lima hingga restoran mewah. Wisata kuliner Purwokerto juga terdiri dari beragam jenis makanan, mulai makanan berat, camilan, hingga oleh-oleh.

Jika Anda mampir ke kota ini jangan lupa untuk mampir mencicipi wisata kuliner Purwokerto. Beberapa wisata kuliner Purwokerto juga sudah terkenal hingga daerah lain seperti tempe mendoan dan gethuk goreng. Nah, supaya tak penasaran, berikut wisata kuliner Purwokerto yang punya cita rasa khas, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (23/9/2019).

Sroto Sokaraja

Soto Sokaraja
Soto Sokaraja jadi andalan di jalur selatan (Liputan6.com / Aris Andrianto)

Sroto atau Soto Sokaraja merupakan kudapan khas daerah Purwokerto dan Banyumas. Berbeda dengan soto di daerah lain yang menggunakan nasi, Sroto Sokaraja diisi dengan potongan ketupat. Sroto Sokaraja banyak ditemui di sepanjang jalan kota Purwokerto dan Kabupaten Banyumas.

Potongan ketupat dicampur dengan irisan daging ayam atau sapi, sohun, tauge, daun bawang, dan aneka kerupuk. Campuran ini kemudian disiram kuah kaldu sapi atau ayam yang gurih. Sroto Sokaraja begitu istimewa dengan tambahan bumbu kacang pada kuahnya yang memberi tekstur kental dan segar.

Kraca

kracak-keong-sawah-130717c.jpg
Kraca

Kuliner khas Purwokerto lainnya adalah Kraca. Kraca merupakan olahan keong sawah yang dimasak dengan bumbu kuah pedas sepeti cabai, garam, pala, perica, bawang, lada, dan rempah lainnya. Bumbu rempah yang kuat ini memberi sensasi pedas dan panas hingga tenggorokan.

Kraca paling sering ditemui saat bulan Ramadan tiba. Namun, Anda juga bisa menikmati Kraca di Purwokerto kapan pun Anda mau. Kudapan ini banyak ditemui di sepanjang jalan Purwokerto dan Banyumas. Waktu yang paling tepat menyantap kuliner ini adalah pada malam hari karena bisa menghangatkan tubuh.

Tegean

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Sekilas Tegean mirip dengan sayur bening biasa. Kuliner ini memang sederhana namun sudah tak asing lagi bagi warga Purwokerto. Tegean merupakan sayur bening yang berisi bermacam-macam sayuran, diracik menggunakan bumbu sederhana.

Tegean biasanya berisi bayam, kecambah, katuk, wortel, kedelai hitam, jagung. Tegean biasanya diberi bumbu awang merah dan bawang putih, beberapa ada yang dicampur daging sapi atau ayam. Tegean cocok disantap pada siang hari karena sensasi kuah dan sayurnya yang menyegarkan.

Buntil

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Buntil merupakan panganan khas Purwokerto berupa parutan kelapa, ikan teri, dan bumbu yang kemudian dibungkus dan diikat dengan daun pepaya, singkong, atau talas. Gulungan ini kemudian direbus dalam kuah santan.

Nantinya bungkusan ini dapat dimakan bersama kuah santan yang gurih. Sekilas buntil mirip hidangan bothok, yang membedakan adalah daun pembungkusnya yang bisa turut dimakan. Sangat mudah menemukan olahan buntil di Purwokerto. Buntil banyak menjadi menu di warung kaki lima atau restoran di sepanjang jalan Purwokerto dan Banyumas.

Camilan khas Purwokerto

Getuk Sokaraja
Gerai getuk sekaligus difungsikan sebagai tempat menggoreng. Bebauan manis menarik hati pembeli (Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Gethuk Goreng

Gethuk Goreng merupakan kue khas kecamatan Sokaraja, Banyumas, di pinggir kota Purwokerto. Gethuk Goreng memiliki rasa manis dan gurih terbuat dari singkong dan gula kelapa. Gethuk Goreng Sokaraja sudah melegenda dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Purwokerto dan Banyumas. Bahkan camilan satu ini diusulkan sebagai warisan budaya nasional bukan benda (intangible) oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Mendoan

Tak cuma gethuk, Purwokerto juga terkenal dengan camilan mendoannya. Tempe mendoan paling cocok dijadikan camilan bersama teh atau kopi. Perbedaan mendoan dengan tempe goren biasanya adalah pada cara memasaknya. Mendoan berasal dari bahasa Jawa "mendo" yang berarti setengah matang. Tempe digoreng setengah matang sehingga teksturnya masih terasa lembut.

Jenis tempenya pun khusus. Tempe yang digunakan tidak padat seperti tempe biasa. Tempe dibuat lembaran tipis dan lebar serta dibungkus dengan daun pisang. Adonan tepungnya pun bukan menggunakan tepung terigu, melainkan tepung beras. Warna kulit mendoan khas Banyumas berwarna putih tanpa campuran pewarna. Mendoan khas purwokerto lebih nikmat apabila di sajikan dalam keadaan hangat.

Oleh-oleh khas Purwokerto

Keripik tempe
Keripik tempe (sumber: wikipedia)

Keripik tempe

Selain mendoan, Purwokerto juga punya olahan tempe yang cocok sebagai oleh-oleh. Di daerah Purwokerto, banyak terkenal dengan sentra keripik tempe. Anda dapat menemukan camilan ini di pusat oleh-oleh atau pasar di Purwokerto.

Dalam proses menggoreng keripik, tempe digoreng setengah matang. Baru setelah dingin, tempe digoreng lagi. Jenis tempe yang digunakan untuk keripik tempe merupakan jenis yang sama dengan olahan tempe mendoan.

Nopia

Nopia merupakan makanan yang terbuat dari adonan tepung terigu yang diisi dengan gula merah. Adonan dibuat bulat, lalu ditempelkan ke gentong yang terbuat dari tanah liat yang dibakar di atas kayu. Nopia memiliki rasa manis khas gula merah. Sekilas nopia mirip dengan bakpia khas Jogja. Hanya saja kulit nopia lebih padat sedangkan bakpia lebih berlapis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya