Liputan6.com, Jakarta - Kabar meninggalnya Mbok Yem pemilik warung tertinggi se-Indonesia di puncak Gunung Lawu beredar luas di media sosial. Salah satunya disampaikan oleh Esa, seorang pemandu lokal sekaligus porter Gunung Lawu.
Dalam siaran langsung TikTok, Rabu sore, 23 April 2024, ia menjelaskan bahwa Mbok Yem meninggal dunia pada usia 82 tahun sekitar jam 16.00 WIB. "Karena sakit pneumonia, penyakit infeksi/radang paru-paru karena bakteri atau jamur," ujarnya kepada penonton TikTok Live via akunnya @akuesa.
Advertisement
Baca Juga
a pun berencana melayat ke rumah duka yang berlokasi di Magetan, Jawa Timur tanpa merinci alamat detailnya. Ia memperkirakan baru akan tiba di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB. Ia kemudian membagikan informasi terbaru tentang perjalanannya untuk melayat.
Advertisement
"Mbok Yem sudah dimakamkan di dekat rumahnya di hari Rabu, 23 April 2025 sekitar pukul 19.00 WIB," terang Esa pada tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis (24/4/2025). Ia menambahkan, almarhumah dimakamkan di TPU Dusun Dagung, Desa Gonggang, kKcamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur.
Esa sjuga empat membagikan video di hari Rabu. “Dunia pendakian sedang berduka,” tulisnya dalam keeterangan unggahannya. Dalam unggahan itu ia menyalami Mbol Yem dan disebutnya sebagai pertemuan mereka yang terakhir. Mbok Yem yang duduk di tandu dengan memakai jaket tebal warna abu-abu sepertinya akan turun gunung untuk menjalani perawatan kesehatan.
Sebelumnya, Esa juga membagikan video Temon, kera peliharaan Mbok Yem. Temon selalu setia menemaninya selama bertahun-tahun dan telah menjadi bagian dari keseharian warung tertinggi di Indonesia itu.
Esa menuliskan kalau Temon sudah dipelihara Mbok Yem selama tujuh tahun terakhir. Ia selalu terlihat sedih tiap kali pemiliknya turun gunung untuk menjalani pengobatan. Kini setelah Mbo Yem tiada, masih belum diketahui nasib Temon selanjutnya.
Mbok Yem Dirawat di Rumah Sakit
Mbok Yem yang bernama lengkap Wakiyem sebelumnya juga mencuri perhatian karena turun dari Gunung Lawu pada awal Maret 2025. Padahal, ia biasanya baru meninggalkan lapaknya berjualan menjelang Lebaran. Penyebabnya adalah karena sakit.
Perempuan itu kemudian ditandu untuk turun gunung. "Mbok Yem turun tanggl 4 Maret (2025) jam 08.00 WIB. Ada lima orang yang membantu dan ada dua orang ikut mengiringi, termasuk anaknya," cerita seorang pemandu lokal, sekaligus porter Gunung Lawu, Esa, melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 8 Maret 2025.
Esa menambahkan, "Saya sampai Warung Mbok Yem jam 09.00. Saya tanya ke orang yang membantu Mbok Yem, 'Mbok Yem di mana?' katanya dibawa turun. Setelah minum, saya langsung menyusul turun dan bertemu di bawah Pos 2. Akhirnya saya ikut mengiringi ke bawah."
Esa menyebut bahwa ia sudah mengetahui Mbok Yem sakit setidaknya sejak bulan lalu. "Mbok Yem sekarang dirawat di RS Aisyah Ponorogo. Baru besok rencananya saya mau jenguk," ungkapnya.
Kendati ditinggal sang pemilik, Warung Mbok Yem di Gunung Lawu tetap buka. Esa berkata, "Warung tetap buka. Yang jaga di sana yang sering bantu Mbok Yem berjualan setiap harinya, orang Kediri sama Madiun."
Advertisement
Kebakaran Hutan di Gunung Lawu
Sebagai penutup, ia mendoakan kesembuhan Mbok Yem. "Semoga Mbok Yem lekas membaik dan bisa beraktivitas seperti sedia kala, karena banyak yang merindukan Mbok Yem kembali ke warungnya yamg termasuk warung tertinggi di Indonesia," ucapnya saat itu.
Sebelumnya, nasib Mbok Yem sempat jadi sorotan saat kebakaran hutan dan lahan melanda kawasan Gunung Lawu pada 2023. Pasalnya, saat api menyala di sejumlah titik, Mbok Yem dilaporkan masih berjualan di puncak Lawu, di warungnya yang bernama Argo Dalem.
Di jagat maya, ramai beredar kabar bahwa Warung Mbok Yem terdampak karhutla yang melanda gunung dengan tinggi 3.265 mdpl tersebut. Namun, kabar warung Mbok Yem terbakar dipatahkan sebuah video viral yang diunggah kembali oleh akun Instagram @sekitartawangmangu.
"Update kabar terbaru Mbok Yem alhamdulillah sehat wal afiat dan warungnya tidak terbakar. Yang terbakar separoh adalah warung pak Giyar yang berada di dekatnya warung mbok Yem," bunyi keterangan unggahan yang dibagikan pada Senin, 2 Oktober 2023.
"Mari sama2 berdoa semoga kebakaran gunung Lawu dan gunung2 lain cepat padam semoga cepat turun hujan. Salam lestari dan sehat selalu. NB: video kiriman dr mbak Triani cucunya mbok Yem. Video didot drbkeranat yg mengecek keadaan mbok Yem ke warungnya," tutup keterangan itu.
Fasilitas Modern di Warung Mbo Yem
Warung Mbok Yem sendiri disebut cukup laris di kalangan pendaki. Warung ini jadi penyelamat lapar ketika para penakluk Lawu itu tidak sempat memasak. Menu andalan di Warung Mbok Yem adalah nasi pecel telur ceplok. Ada juga nasi soto yang siap disantap panas-panas sambil menikmati keindahan Lawu.
Yang menarik lagi dari warung tersebut adalah keberadaan fasilitas modern seperti televisi, kulkas, dan penanak nasi yang tentu mengejutkan banyak orang. Hal ini dimungkinkan berkat penggunaan panel surya sebagai sumber listrik.
Mengutip kanal Cek Fakta Liputan6.com, panel surya tersebut mampu menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik yang digunakan untuk mendukung operasional warung. Teknologi ini memungkinkan Mbok Yem untuk tetap dapat berjualan dan melayani para pendaki meskipun berada di lokasi yang terpencil dan minim akses.
Keberhasilan Mbok Yem memanfaatkan teknologi terbarukan ini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dapat diterapkan di berbagai kondisi, bahkan di puncak gunung yang terpencil.Sumber listrik dari panel surya ini telah mendukung keberlangsungan warung Mbok Yem selama lebih dari tiga dekade.
Advertisement
