Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari Mbok Yem. Sang pemilik warung tertinggi se-Indonesia, yakni puncak Gunung Lawu, meninggal dunia pada hari ini, Rabu, 23 April 2025. Kabar tersebut disampaikan sejumlah akun Instagram pegiat pendakian, salah satunya @lawumontain.
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya beliau, Mbok Yem. Semoga keluarga diberikan ketabahan," tulis akun tersebut dalam kolom keterangan.
Advertisement
Baca Juga
Kabar duka juga disampaikan oleh Esa, seorang pemandu lokal sekaligus porter Gunung Lawu. Dalam siaran langsung TikTok, Rabu sore, ia menjelaskan bahwa Mbok Yem meninggal dunia pada usia 82 tahun sekitar jam 16.00 WIB.
Advertisement
"Karena sakit pneumonia, penyakit infeksi/radang paru-paru karena bakteri atau jamur," ujarnya kepada penonton TikTok Live via akunnya @akuesa.
Ia pun berencana melayat ke rumah duka yang berlokasi di Magetan, Jawa Tengah, tanpa merinci alamat detailnya. Ia memperkirakan baru akan tiba di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB.
Mbok Yem yang bernama lengkap Wakiyem sebelumnya juga mencuri perhatian karena turun dari Gunung Lawu pada awal Maret 2025. Padahal, ia biasanya baru meninggalkan lapaknya berjualan menjelang Lebaran. Penyebabnya adalah karena sakit.
Perempuan itu kemudian ditandu untuk turun gunung. "Mbok Yem turun tanggl 4 Maret (2025) jam 08.00 WIB. Ada lima orang yang membantu dan ada dua orang ikut mengiringi, termasuk anaknya," cerita seorang pemandu lokal, sekaligus porter Gunung Lawu, Esa, melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 8 Maret 2025.
Â
Ditandu Turun Lebih Awal
Esa menambahkan, "Saya sampai Warung Mbok Yem jam 09.00. Saya tanya ke orang yang membantu Mbok Yem, 'Mbok Yem di mana?' katanya dibawa turun. Setelah minum, saya langsung menyusul turun dan bertemu di bawah Pos 2. Akhirnya saya ikut mengiringi ke bawah."
Esa menyebut bahwa ia sudah mengetahui Mbok Yem sakit setidaknya sejak bulan lalu. "Mbok Yem sekarang dirawat di RS Aisyah Ponorogo. Baru besok rencananya saya mau jenguk," ungkapnya.
Kendati ditinggal sang pemilik, Warung Mbok Yem di Gunung Lawu tetap buka. Esa berkata, "Warung tetap buka. Yang jaga di sana yang sering bantu Mbok Yem berjualan setiap harinya, orang Kediri sama Madiun."
Sebagai penutup, ia mendoakan kesembuhan Mbok Yem. "Semoga Mbok Yem lekas membaik dan bisa beraktivitas seperti sedia kala, karena banyak yang merindukan Mbok Yem kembali ke warungnya yamg termasuk warung tertinggi di Indonesia," ucapnya saat itu.
Advertisement
Warung Mbok Yem Terdampak Kebakaran
Sebelumnya, nasib Mbok Yem sempat jadi sorotan saat kebakaran hutan dan lahan melanda kawasan Gunung Lawu pada 2023. Pasalnya, saat api menyala di sejumlah titik, Mbok Yem dilaporkan masih berjualan di puncak Lawu, di warungnya yang bernama Argo Dalem.
Di jagat maya, ramai beredar kabar bahwa Warung Mbok Yem terdampak karhutla yang melanda gunung dengan tinggi 3.265 mdpl tersebut. Namun, kabar warung Mbok Yem terbakar dipatahkan sebuah video viral yang diunggah kembali oleh akun Instagram @sekitartawangmangu.
"Update kabar terbaru Mbok Yem alhamdulillah sehat wal afiat dan warungnya tidak terbakar. Yang terbakar separoh adalah warung pak Giyar yang berada di dekatnya warung mbok Yem," bunyi keterangan unggahan yang dibagikan pada Senin, 2 Oktober 2023.
"Mari sama2 berdoa semoga kebakaran gunung Lawu dan gunung2 lain cepat padam semoga cepat turun hujan. Salam lestari dan sehat selalu. NB: video kiriman dr mbak Triani cucunya mbok Yem. Video didot drbkeranat yg mengecek keadaan mbok Yem ke warungnya," tutup keterangan itu.
Warung Mbok Yem Legendaris
Di video, Mbok Yem berkata, "Aku selamet, sehat, Alhamdulillah, paringan sehat kuat aku neng kene (Aku selamat, sehat, alhamdulillah, diberi sehat kuat aku di sini)." Momen Mbok Yem turun gunung, baru-baru ini, salah diartikan sejumlah warganet yang tidak tahu bahwa ia sakit.
"Kalo mbok yem turun berarti pertanda jadi lebaran 😂," kata salah satunya, yang dibalas Esa melalui akun TikTok-nya @akuesa, "Ini beda konsep mas sekarang turun karna sakitnya makin parah mas doakan saja semoga lekas membaik."
Di tahun-tahun lalu, ditandu turun gunung memang jadi cara Mbok Yem mudik Lebaran. Kanal Jatim Liputan6.com melaporkan, 30 April 2022, karena sudah tua, ia turun gunung hanya setahun sekali, yakni saat Idul Fitri.
Warung Mbok Yem disebut cukup laris di kalangan pendaki. Warung ini jadi penyelamat lapar ketika para penakluk Lawu itu tidak sempat memasak. Menu andalan di Warung Mbok Yem adalah nasi pecel telur ceplok. Ada juga nasi soto yang siap disantap panas-panas sambil menikmati keindahan Lawu.
Â
Advertisement
