Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin kerap mendengar atau bahkan mengucapkan istilah istiqomah. Istiqomah adalah kata yang kerap diucapkan karena di dalamnya terkandung makna yang lurus, tegak atau dalam bahasa bakunya yaitu konsisten.
Kemudian, istiqomah adalah istilah yang juga sangat sering dikaitkan dengan suatu aktivitas, terutama kaitannya dengan ibadah.
Advertisement
Baca Juga
Kendati istiqomah adalah istilah yang sangat sering diucapkan, akan tetapi bukan tidak mungkin jika sebagian orang masih belum mengetahui arti dari istiqomah, atau mungkin hanya menerka-nerka apa sebenarnya arti dari istilah tersebut.
Mengulas lebih jauh mengenai istiqomah, berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari berbagai sumber, Minggu (21/2/2021).
Pengertian Istiqomah
Istiqomah adalah istilah dari Bahasa Arab yang memiliki arti lurus. Istiqomah adalah sebuah usaha untuk menjaga perbuatan baik, contohnya seperti ibadah secara konsisten dan tidak berubah. Kemudian, jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Jika dilihat lebih jauh lagi mengenai istiqomah, sebenarnya telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW di dalam salah satu hadistnya, dari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘aku beriman’, lalu istiqomahlah”. (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Kemudian, menurut Ibnu Rajab Al Hambali, pengertian istiqomah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Istiqomah mencakup segala hal yang mencakup semua ketaatan lahir dan batin serta meninggalkan semua perkara yang dilarang. Maka wasiat ini mencakup seluruh ajaran agama.
Allah SWT telah berfirman dalam surat Hud ayat 112,
“Maka istiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
Abu Bakar Ash-Shidiq juga berpendapat jika istiqomah adalah perilaku seseorang yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan yang lainnya atau tidak berbuat syirik. Sedangkan menurut Umar bin Khatab R.A., istiqomah adalah suatu hal yang harusnya bertahan pada satu perintah dan tidak melakukan suatu apapun yang dilarang.
Kemudian, Usman bin Affan R.A. juga menyebutkan istiqomah adalah ikhlas. Sedangkan menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib, istiqomah adalah melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT.
Advertisement
Istiqomah dari Pandangan Ulama
Selain pengertian istiqomah menurut Khulafaur Rasyidin, pengertian istiqomah juga dijelaskan oleh para ulama. Ibnu Abbas R.A menyatakan jika istiqomah adalah istilah yang memiliki tiga arti yakni istiqomah dalam lisan, istiqomah dalam hati, serta istiqomah dalam jiwa yang berarti terus beribadah dan taat kepada Allah SWT tanpa henti.
Imam An-Nawawi mengemukakan istiqomah adalah tetap dalam keimanan dan taat kepada Allah SWT, serta berada di jalan yang lurus menuju Allah SWT. Ulama mujahid turut menjelaskan jika pengertian istiqomah adalah suatu komitmen atas kalimat syahadat yang diucapkan seorang muslim. Sebagai contoh nyata, menjaga tauhid hingga akhir hayat merupakan bukti nyata dari perbuatan istiqomah.
Selanjutnya Ibnu Taimiyah juga menjelaskan mengenai pendapatnya jika istiqomah adalah suatu perilaku mencintai Allah SWT dan tetap menjaga ibadah kepada-Nya tanpa menoleh ke sisi kanan maupun sisi kiri.
Dalil Mengenai Istiqomah
Terdapat beberapa hadist Nabi Solallohu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan mengenai perintah istiqomah kepada manusia. Berikut ini beberapa di antara dalil-dalil istiqomah adalah sebagai berikut:
Telah dijelaskan dalam Alqur’an surat Fushilat ayat 30 dengan arti:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
Kemudian di dalam hadist juga telah disebutkan anjuran untuk beristiqomah. Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah, tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi SAW menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomah (konsisten menjalankan perintah dan menjauhi larangan).”
Advertisement
Keutamaan Istiqomah
Istiqomah bagi umat Islam mengandung beberapa keutamaan yang tentu akan diperoleh bagi siapapun yang menjalankannya. Di dalam sebuah ayat di dalam Alqur’an, Allah berfirman bahwa seorang muslim yang tetap istiqomah di jalan-Nya maka akan selalu dilapangkan rezekinya oleh Allah SWT. Hal ini tertulis di dalam Surat Al-Jin ayat 16 yang artinya:
“Dan bahwasannya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang melimpah).”
Sselanjutnya keutamaan yang kedua adalah diberikan rasa aman dan diangkat segala kesedihan. Allah SWT akan memberikan rasa aman dan damai bagi mereka yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Hal ini sesuai dengan Alqur’an Surat Fushilat ayat 30.
Tantangan dalam Istiqomah
Untuk mendapatkan sebuah hal, mungkin manusia kerap mengalami kegagalan, dan hal tersebut sangat biasa terjadi. Kegagalan tersebut hendaknya menjadi motivasi dan pelecut semangat untuk menjadi lebih baik. Begitu pula saat seseorang yang mencoba untuk istiqomah.
Kendati ada jalan yang ditetapkan untuk tetap istiqomah, ternyata masih banyak orang justru tergelincir atau menyimpang dari jalan lurus tersebut. Tentu hal ini adalah suatu hal yang biasa terjadi saat seseorang mencoba berubah jadi lebih baik. Itulah mengapa, perlu diperkuat adanya niat dan kembali ke jalan yang lurus tersebut.
Allah SWT turut berfirman dalam masalah ini,
“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (Q.S. Fushilat: 6).
Selanjutnya Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan terkait ayat tersebut, bahwa “Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya”, yang menjadi sebuah isyarat bahwa kerap kali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Salah satu hal yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah). Istighfar sendiri di dalamnya terkandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus).
Advertisement
Doa agar Istiqomah
Robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadainaa, wa hab lanaa min-ladunka rohmatan, innaka antal-wahhaab.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia).”
Jaminan Surga Orang yang Istiqomah
Saat seseorang bisa dan mampu menjalankan aktivitas ibadah dengan istiqomah maka dirinya akan mendapat keutamaan berupa pahala surga. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat Fushilat ayat 30 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
Sebenarnya jaminan surga bagi orang yang menjalankan ibadah dengan istiqomah ini juga sudah tertera dalam Surat Al-Ahqaf ayat 13-14 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka itulah para penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”
Advertisement