Moderasi Beragama Artinya Cara Pandang Toleransi, Ketahui Konsep dan Nilai-Nilai yang Diusung

Moderasi beragama artinya pandangan, sikap, dan perilaku beragama yang dianut dan diamalkan oleh mayoritas penduduk dalam suatu wilayah, dari masa lalu hingga saat ini.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 23 Agu 2023, 15:20 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2023, 15:20 WIB
Ilustrasi Toleransi
Ilustrasi Toleransi dan Moderasi Beragama. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Moderasi beragama artinya pandangan, sikap, dan perilaku beragama yang dianut dan diamalkan oleh mayoritas penduduk dalam suatu wilayah, dari masa lalu hingga saat ini. Dilansir dari laman Kemenag, moderasi beragama artinya konsep dalam beragama yang menekankan pada toleransi, penghargaan, dan penghormatan terhadap keyakinan agama orang lain tanpa harus membenarkannya atau merendahkan keyakinan sendiri.

Dalam konteks aqidah (keyakinan) dan hubungan antar umat beragama, moderasi beragama artinya meyakini keyakinan agama sendiri dengan kuat sambil tetap menghormati dan menghargai keyakinan agama orang lain, tanpa menganggap keyakinan orang lain benar. Ini tidak mengurangi kedalaman keyakinan, meskipun ada persepsi keliru yang menganggapnya sebagai pelonggaran keyakinan.

Dalam konteks sosial dan budaya, moderasi beragama artinya perilaku yang melibatkan perlakuan baik dan adil terhadap individu dengan keyakinan agama yang berbeda, sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran agama itu sendiri. Dalam konteks negara dan kewarganegaraan, tidak ada perbedaan dalam hak dan kewajiban berdasarkan agama.

Untuk memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan moderasi beragama, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (23/8/2023).

Konsep Moderasi Beragama

Moderasi beragama artinya pendekatan dalam pandangan, sikap, dan tindakan beragama yang dianut oleh mayoritas penduduk suatu wilayah, yang mengedepankan sikap toleransi, penghargaan terhadap perbedaan keyakinan, dan keseimbangan dalam melaksanakan ajaran agama. Dalam konteks Indonesia, pemerintah telah mengakui pentingnya moderasi beragama sebagai program nasional, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Dalam dimensi aqidah (keyakinan) dan hubungan antar umat beragama, moderasi beragama artinya penerimaan atas kebenaran keyakinan agama sendiri sambil tetap menghormati dan menghargai keyakinan agama orang lain, tanpa perlu membenarkannya. Konsep ini tidak berarti melemahkan keyakinan, namun justru menekankan pada penghargaan terhadap keragaman keyakinan.

Dalam dimensi sosial dan budaya, moderasi beragama artinya perlakuan baik dan adil terhadap individu dengan keyakinan agama yang berbeda, sesuai dengan ajaran agama itu sendiri. Dalam konteks negara dan kewarganegaraan, prinsip kesetaraan hak dan kewajiban berdasarkan agama ditekankan. Dalam hal politik, moderasi beragama memungkinkan kerjasama antar berbagai kelompok agama demi tujuan bersama.

Moderasi beragama artinya sebuah konsep yang bertentangan dengan politik identitas dan populisme, serta menghormati prinsip-prinsip akidah dan tujuan moral dalam beragama. Moderasi beragama juga melibatkan pendekatan ilmiah dalam mendiskusikan perbedaan keyakinan.

Namun, pergeseran sosial seperti kemajuan teknologi informasi dan globalisasi telah mengubah lanskap beragama, menghadirkan tantangan seperti penyebaran pandangan agama yang ekstrem melalui media sosial, serta munculnya aktor-aktor baru dalam ranah keagamaan yang bisa mengabaikan tradisi dan nilai-nilai moderat.

Maka dari itu, menjaga moderasi beragama artinya penting untuk mempertahankan keragaman sosial dan kesatuan negara. Ini melibatkan partisipasi aktif kaum moderat dalam mengisi ruang spiritualitas umat, terutama dalam era digital. Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan tokoh agama untuk mempromosikan pesan moderasi beragama yang didasarkan pada keseimbangan, kemaslahatan, dan kemuliaan manusia dalam kerangka kesatuan bangsa.

Nilai-Nilai Moderasi Beragama

Ilustrasi Toleransi
Ilustrasi Toleransi. (Bola.com/Pixabay)

Moderasi beragama artinya sebuah konsep mendasarkan diri pada serangkaian nilai-nilai yang saling melengkapi untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan beragama dan sosial. Dilansir dari laman MIN 9 Bandar Lampung, nilai-nilai yang diusung dalam moderasi beragama adalah sebagai berikut:

1. Kemanusiaan

Moderasi beragama artinya cara pandang yang menempatkan martabat dan nilai kemanusiaan di atas segalanya. Setiap individu dihormati sebagai manusia tanpa memandang latar belakang agama atau etnis. Hal ini mendorong sikap empati, penghargaan, dan perlakuan adil terhadap semua orang.

2. Kemaslahatan Umum

Prinsip ini menekankan pada kepentingan bersama dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tindakan beragama harus memberikan manfaat dan tidak merugikan orang lain atau masyarakat.

3. Adil dan Berimbang

Moderasi beragama artinya sikap yang mendorong perlakuan yang adil dan seimbang dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan antaragama. Tidak ada diskriminasi atau perlakuan khusus berdasarkan agama.

4. Taat Konstitusi

Nilai ini menekankan pentingnya mengikuti hukum dan konstitusi negara. Agama dijalankan dengan menghormati norma-norma hukum yang berlaku.

5. Komitemen Kebangsaan

Moderasi beragama artinya sikap yang melibatkan rasa cinta dan kesetiaan terhadap negara dan bangsa. Sikap ini menghantarkan pada kesatuan dan solidaritas di tengah keragaman.

6. Toleransi

Nilai penting ini menuntun individu untuk menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan. Toleransi menghindarkan konflik dan membangun hubungan harmonis antar umat beragama.

7. Anti Kekerasan

Moderasi beragama artinya sikap yang menolak segala bentuk kekerasan dalam nama agama. Konflik diselesaikan melalui dialog, saling pengertian, dan solusi damai.

8. Penghormatan terhadap Tradisi (Kearifan Lokal)

Nilai ini menghargai warisan budaya dan kearifan lokal yang terkait dengan agama. Tradisi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi dipertahankan.

Moderasi beragama artinya prinsip tindakan yang memandu individu dan masyarakat dalam menjalani kehidupan beragama yang seimbang, inklusif, dan harmonis. Nilai-nilai ini mencerminkan semangat untuk hidup bersama dengan saling menghormati dan menciptakan lingkungan yang damai serta adil bagi semua.

Cara Menerapkan Moderasi Beragama dalam Kehidupan Sehari-hari

Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin berbincang dengan tamu kehormatan dari Amerika Serikat di Sekretariat Negara Jalan Teuku Umar, Jakarta, Selasa (28/11).
Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin berbincang dengan tamu kehormatan dari Amerika Serikat di Sekretariat Negara Jalan Teuku Umar, Jakarta, Selasa (28/11).

Mempraktikkan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, harmonis, dan damai. Dilansir dari laman UIN Sunan Gunung Djati, cara-cara untuk mempraktikkan moderasi beragama artinya sebagai berikut:

1. Menghargai Perbedaan

Menghormati dan menghargai perbedaan agama adalah fondasi utama moderasi beragama. Hindari merendahkan atau mengolok-olok agama orang lain. Jagalah sikap sopan dan penuh hormat dalam berbicara tentang agama.

2. Meningkatkan Pemahaman

Tingkatkan pemahaman tentang agama dan keyakinan orang lain. Ini dapat dilakukan dengan membaca tentang agama-agama yang berbeda, mengikuti diskusi antaragama, dan membuka diri untuk mendengarkan cerita dan pengalaman orang lain.

3. Mempraktikkan Nilai-Nilai Agama

Terapkan nilai-nilai agama Anda dalam tindakan sehari-hari. Kejujuran, kasih sayang, dan perdamaian adalah nilai-nilai yang dapat diterapkan oleh semua agama. Menunjukkan nilai-nilai ini melalui tindakan nyata dapat menjadi contoh bagi orang lain.

4. Menciptakan Dialog

Mengadakan dialog antaragama adalah cara yang efektif untuk memahami pandangan dan keyakinan orang lain. Ini membuka ruang untuk berbicara secara terbuka, saling mendengarkan, dan memahami perspektif masing-masing. Dialog juga membantu mengatasi prasangka dan kesalahpahaman.

5. Menjaga Sikap Tenang dan Tidak Mudah Terprovokasi

Dalam situasi yang mungkin memicu konflik, berusaha menjaga ketenangan dan tidak mudah terprovokasi sangat penting. Hindari reaksi emosional yang dapat memperburuk situasi. Menjaga pikiran terbuka dan tetap fokus pada pemahaman bersama dapat menghindari eskalasi konflik.

6. Memberi Dampak Positif

Berpartisipasilah dalam kegiatan atau inisiatif yang mempromosikan toleransi dan kerjasama antaragama. Ini bisa berupa kegiatan sosial, seminar, atau proyek kemanusiaan yang melibatkan berbagai komunitas agama.

7. Menjaga Bahasa dan Sikap

Saat berbicara atau berinteraksi dengan orang lain, gunakan bahasa yang tidak mengandung sentimen negatif atau merendahkan terhadap agama lain. Jaga sikap sopan, hormat, dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain.

8. Menjaga Keterbukaan

Buka diri untuk belajar dan mengakui bahwa tidak ada satu agama pun yang memiliki pengetahuan mutlak. Mengakui ketidakpastian ini dapat membantu membangun kerja sama dan pengertian yang lebih baik antaragama.

Dengan mengamalkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, mengurangi konflik, dan memberikan contoh positif bagi masyarakat sekitar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya