5 Tips Agar Tidak Mudah Terpancing Emosi saat Dikritik, Coba Berpikir Terbuka

Tips agar tidak mudah terpancing emosi kritik dapat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mental.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 14 Des 2023, 20:15 WIB
Diterbitkan 14 Des 2023, 20:15 WIB
Ilustrasi Berdebat
Ilustrasi menerima kritik (dok. Pexels.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta Menerima kritikan dari orang lain memang merupakan pengalaman yang tidak selalu menyenangkan. Terlebih lagi, tidak semua kritik disampaikan dengan cara yang membangun, ada kalanya kritik tersebut datang dengan tajam dan cenderung menghina. Meski demikian, kritik adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Tips agar tidak mudah terpancing emosi saat menerima kritik dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental kita.

Tips agar tidak mudah terpancing emosi kritik dapat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mental. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi. Emosi yang meluap-luap, terutama jika bersifat negatif seperti marah, dapat mempengaruhi tindakan selanjutnya secara signifikan. 

Dengan tips agar tidak mudah terpancing emosi saat menerima kritik, seseorang dapat merespons kritik dengan sikap yang lebih positif, menjaga kesehatan mentalnya, dan memanfaatkan setiap kritik sebagai peluang untuk meningkatkan diri. Berikut tips agar tidak mudah terpancing emosi saat mendapat kritik yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (14/12/2023).

1. Tahan Godaan untuk Langsung Membalas Kritikan

Ilustrasi mendapatkan kritikan
Ilustrasi mendapatkan kritikan. (Photo Copyright by Freepik)

Tips agar tidak mudah terpancing emosi saat mendapat kritik yang pertama adalah dengan tidak langsung memberikan respon. Saat emosi tersulut oleh kritik, naluri untuk membela diri bisa menjadi sangat kuat. Namun, menahan diri dari godaan untuk memberikan balasan yang emosional adalah langkah kunci. Meresapi kritik dan menanggapinya dengan kepala dingin akan membuka ruang untuk refleksi yang lebih baik, sementara memberikan balasan impulsif hanya akan memperdalam konflik.

2. Coba Berpikir Terbuka

Kritik juga dapat membuat seseorang merasa terancam. Coba pahami emosi yang muncul saat menerima kritik. Kenali dan terima emosi tersebut tanpa langsung menanggapinya. Kemudian, pisahkan emosi dari fakta. Refleksikan apakah kritik tersebut memiliki dasar yang dapat dibenarkan. Hindari melihat segalanya dari sudut pandang negatif.

Menghentikan siklus pikiran negatif dapat membantu meredakan emosi. Melihat situasi dari berbagai sudut pandang dan menilai secara rasional dapat menghindari penilaian yang berlebihan. Sebaliknya, mencari solusi positif dari situasi yang sulit dapat membantu mengubah pola pikir dan membangkitkan emosi positif. Memfokuskan diri pada aspek baik dari suatu masalah dapat memberikan energi positif.

3. Cobalah untuk Memahami Sang Kritikus

Sadari bahwa beberapa orang mungkin mengkritik sebagai cara untuk mengatasi rasa tidak aman mereka sendiri. Pahami bahwa ini mungkin bukan tentang Anda, tetapi tentang mereka. Jika memungkinkan, berikan tanggapan yang membangun. Ini tidak hanya melindungi hati Anda tetapi juga dapat membantu kritikus melihat bahwa mereka tidak perlu mengkritik untuk merasa baik.

4. Pikirkan Kebenaran dari Kritik Tersebut

Setelah emosi mereda, periksa kebenaran di balik kritik. Tanyakan pada diri sendiri apakah ada area di mana Anda dapat memperbaiki diri. Terima manfaat dari kritik yang konstruktif. Jika ada ketidaksepahaman, buka komunikasi dengan pemberi kritik. Mungkin ada kesalahpahaman yang dapat diselesaikan melalui percakapan terbuka.

Menerima bahwa tidak semua masalah dapat diubah adalah langkah menuju penerimaan diri. Menyikapi tantangan dengan kepala dingin dan mencari sisi positif dari setiap situasi sulit dapat membantu dalam mengendalikan emosi

5. Buat Resolusi

Jika kritik tersebut memang bermakna dan membangun, buatlah resolusi untuk melakukan perubahan atau perbaikan. Ini menunjukkan ketanggapan konstruktif terhadap kritik. Namun, jika kritik tersebut tidak konstruktif dan merugikan, pertimbangkan untuk mengakhiri percakapan dengan sopan. Fokus pada solusi daripada mempertahankan diri.

Manfaat Kritik untuk Pengembangan Diri

Ilustrasi haters, tukang kritik
Ilustrasi haters, tukang kritik. (Image by Freepik)

Meski kritik seringkali dianggap sebagai sesuatu yang kurang menyenangkan, sebenarnya memiliki manfaat yang signifikan bagi pengembangan diri seseorang. Berikut beberapa manfaat kritik bagi pengembangan diri.

1. Sadar akan Kelemahan Diri

Kritik membantu seseorang untuk lebih objektif melihat dirinya sendiri. Seringkali, kita tidak menyadari kelemahan atau kekurangan yang dimiliki. Kritik memberikan pandangan dari sudut pandang orang lain, membantu kita mengidentifikasi area di mana kita perlu memperbaiki diri.

2. Mengetahui Kualitas Kerja

Kritik memberikan wawasan tentang kualitas kerja yang telah kita hasilkan. Apakah itu berupa apresiasi atau kritik konstruktif, informasi ini membantu kita mengukur sejauh mana kualitas kerja yang telah kita tunjukkan. Ini dapat menjadi acuan untuk mempertahankan aspek positif dan meningkatkan area yang masih perlu diperbaiki.

3. Memacu Semangat untuk Bertumbuh

Kritik bisa menjadi pemicu semangat untuk terus berkembang. Dengan adanya umpan balik, seseorang tidak hanya melakukan hal-hal yang sama secara berulang, tetapi dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan diri. Ini membantu mengatasi kejenuhan dan memotivasi seseorang untuk menambah keterampilan baru guna mencapai pertumbuhan pribadi dan profesional.

4. Memberi Ide Segar

Kritik sering kali mengundang pemikiran kreatif dan inovatif. Melalui saran dan masukan, seseorang dapat memperoleh ide segar yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ini dapat merangsang kreativitas dan membuka pintu untuk pemikiran baru, baik dalam konteks profesional maupun pribadi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya