8 Fakta Tanaman Kratom yang Jarang Diketahui, Kenali Manfaat dan Bahayanya

Fakta-fakta tanaman kratom.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 24 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 13:00 WIB
Tanaman kratom
Tanaman kratom. (Liputan6.com/Wikimedia Commons/Uomo vitruviano)

Liputan6.com, Jakarta Tanaman kratom telah lama dikenal sebagai bagian integral dari warisan pengobatan tradisional di Asia Tenggara. Tumbuhan ini tumbuh subur di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Thailand, menjadi pemandangan umum di daerah-daerah tertentu. Seiring dengan peningkatan ekspor dalam beberapa tahun terakhir, tanaman kratom telah menjadi salah satu sumber penghasilan penting bagi masyarakat di berbagai daerah, terutama di Kalimantan. Namun, popularitasnya juga membawa sorotan tajam terkait efeknya yang dikaitkan dengan substansi mirip narkoba.

Penting untuk memahami bahwa tanaman kratom memiliki sejarah panjang dalam penggunaan medis tradisional. Di kalangan masyarakat lokal, tanaman ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari meredakan nyeri hingga mengurangi kecemasan. Namun, penelitian lebih lanjut tentang manfaat kesehatan yang tepat masih menjadi fokus utama bagi otoritas kesehatan dan pemerintah.

Baru-baru ini, Presiden Jokowi memerintahkan lembaga-lembaga terkait, seperti Kementerian Kesehatan, BRIN, dan BPOM, untuk mendalami lebih jauh potensi manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman kratom. Hal ini menjadi sorotan utama dalam diskusi terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta. Keputusan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memahami secara mendalam peran tanaman kratom dalam konteks kesehatan masyarakat.

Jadi tanaman yang banyak dibicarakan saat ini, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber fakta-fakta tanaman kratom, pada Senin (24/6).

1. Tanaman Kratom yang Terkenal

kratom
Kratom (Mitragyna speciosa), hanya karena sedikit penelitian, tanaman kratom dianggap berbahaya dan diusulkan dilarang. (foto: Liputan6.com/FB)

Tanaman kratom (Mitragyna speciosa Korth) adalah anggota suku Rubiaceae, mirip dengan tanaman kopi dalam hal keluarga botani. Morfologinya mencakup pohon dengan batang lurus dan kulit batang berwarna abu-abu kecoklatan. Salah satu perbedaan mencolok adalah warna tulang dan urat daunnya, yang dapat berupa hijau atau coklat kemerahan.

Kratom biasanya tumbuh subur di daerah yang dekat dengan aliran sungai, terutama pada tanah alluvial yang kaya akan bahan organik. Meskipun bukan tanaman air, kratom memiliki daya tahan terhadap genangan air sesaat, sehingga dapat bertahan hidup dalam kondisi tersebut. Di daerah Kapuas Hulu, masyarakat sering menanam kratom di halaman rumah, sedangkan untuk budidaya skala besar, dilakukan di kebun atau lahan yang dekat dengan sungai.

 

2. Kandungan Senyawa Alkaloid yang Bermanfaat

Daun kratom, tanaman herbal yang sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, mengandung sejumlah senyawa alkaloid yang memiliki manfaat penting bagi kesehatan. Beberapa jenis senyawa alkaloid yang terdapat dalam daun kratom meliputi:

  • Mitragynine: Senyawa ini memiliki efek 13 kali lebih kuat daripada morfin.
  • 7-hydroxymitragynine: Merupakan obat analgesik yang efektif dalam meredakan rasa sakit.
  • Speciociliatine: Senyawa ini mampu meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi intensitas rasa sakit.
  • Corynanthe Idine: Bertindak dengan menghambat kontraksi otot.
  • Speciogynine: Berperan penting dalam menciptakan efek analgesik.
  • Paynantheine: Menciptakan efek penghilang rasa nyeri.
  • Mitraphylline: Kandungan ini digunakan untuk mengobati radang sendi, penyakit jantung, kanker, dan peradangan lainnya.

 

 

3. Ciri-ciri Tanaman Kratom

Tanaman kratom
Tanaman kratom. (Liputan6.com/Wikimedia Commons/ThorPorre)

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat sejumlah ciri khas yang dapat dikenali pada tanaman kratom (Mitragyna speciosa Korth):

  • Daun Berlapis Lilin yang Mengkilap: Salah satu ciri yang mencolok dari daun kratom adalah permukaannya yang dilapisi lilin, memberikan kesan mengkilap.
  • Warna Daun Hijau Tua: Daun-daun kratom memiliki warna hijau tua yang khas, menjadi salah satu ciri penting dalam mengidentifikasi tanaman ini.
  • Ukuran Daun yang Tertentu: Panjang daun kratom berkisar antara 14 hingga 20 sentimeter, sedangkan lebarnya mencapai 7 hingga 12 sentimeter. Ukuran ini menjadi standar dalam membedakan daun kratom dari tanaman lain.
  • Tulang Daun Berwarna Kemerahan: Tulang daun pada kratom memiliki warna kemerahan yang mencolok, menambah karakteristik unik pada tanaman ini.
  • Bunga Berwarna Kuning yang Berbentuk Bulat: Bunga kratom memiliki warna kuning dengan bentuk bulat bergerigi, menjadi bagian penting dalam siklus hidup tanaman ini.
  • Pohon Perdu dengan Tinggi Mencapai 15 Meter: Kratom termasuk dalam kategori pohon perdu yang dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai kurang lebih 15 meter. Cabangnya menyebar lebih dari 4,5 meter, dengan batang yang lurus dan bercabang.
  • Tumbuh di Daerah dengan Tanah Sedikit Basah: Tanaman kratom cenderung tumbuh subur di daerah yang memiliki tanah sedikit basah, mengindikasikan preferensi tanaman ini terhadap kondisi lingkungan tertentu.

 

4. Meningkatkan Mood dan Potensi Antidepresan

Daun kratom terkenal dengan kemampuannya dalam meningkatkan suasana hati. Banyak masyarakat menggunakan tanaman herbal ini dalam pengobatan tradisional untuk membantu orang-orang yang mengalami kecanduan opioid, sehingga dapat meredakan gejala penarikan morfin dan etanol.

Selain itu, daun kratom juga menunjukkan potensi sebagai antidepresan. Karena daun ini mampu menurunkan kadar kortikosteron, yang pada umumnya berkaitan dengan kondisi depresi. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan hubungan ini secara pasti.

 

 

5. Efektivitas sebagai Pereda Nyeri

Tanaman kratom. (Dok KemenkopUKM)
Tanaman kratom. (Dok KemenkopUKM)

Kratom memiliki tiga jenis varietas utama, yaitu vena putih, vena hijau, dan vena merah. Ketiga jenis ini efektif sebagai pereda nyeri kronis karena dapat berinteraksi dengan reseptor opioid dalam tubuh. Manfaat ini didapat berkat senyawa 7-hidroksi mitraginin yang terdapat dalam daun kratom.

Meskipun daun kratom memiliki sifat menargetkan reseptor opioid seperti morfin dan kodein, namun banyak ahli menganggapnya sebagai opioid atipikal karena cara kerjanya yang lebih selektif dalam menonaktifkan sinyal tertentu. Dengan demikian, efek samping yang ditimbulkan oleh kratom cenderung lebih rendah dibandingkan dengan opioid konvensional.

 

6. Risiko Efek Samping

Meskipun dosis kecil jarang menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan, dosis yang lebih besar dapat memicu efek samping dari penggunaan kratom.

Beberapa efek samping ringan yang umum terjadi akibat penggunaan daun ini antara lain mual dan sembelit. Namun, ada juga kemungkinan terjadinya efek samping seperti berkeringat, gatal, pusing, mulut kering, hingga halusinasi dan kejang. Lebih serius lagi, konsumsi kratom dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.

Tidak hanya efek samping yang muncul secara langsung, beberapa orang juga mengalami efek jangka panjang setelah penggunaan rutin, seperti kulit wajah yang menggelap, mulut kering yang persisten, sering buang air kecil, anoreksia, penurunan berat badan, dan sembelit. Dengan demikian, penting untuk mengonsumsi daun kratom dengan penuh kewaspadaan dan dalam dosis yang direkomendasikan untuk menghindari risiko efek samping yang tidak diinginkan.

7. Efek Memabukkan dan Potensi Ketergantungan

Bubuk daun tanaman kratom
Bubuk daun tanaman kratom. (Liputan6.com/Wikimedia Commons/DMTrott)

Pertanyaan apakah kratom bisa memabukkan seringkali menjadi sorotan. Faktanya, daun kratom memang memiliki potensi untuk memberikan efek memabukkan. Kandungan aktif utamanya, mitragin, memiliki kemampuan untuk mempengaruhi otak dan sistem saraf.

Efek dari kratom dapat bervariasi tergantung pada dosis dan jenis daun yang digunakan. Pada dosis rendah, kratom dapat memberikan efek seperti kafein, meningkatkan energi, dan meningkatkan suasana hati. Namun, pada dosis yang tinggi, kratom dapat menghasilkan efek psikoaktif yang mirip dengan opioid.

Efek psikoaktif ini dapat menyebabkan perasaan euforia, relaksasi, dan penekanan terhadap rasa nyeri. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kratom dalam dosis yang tinggi juga berpotensi menimbulkan ketergantungan. Ini karena efek memabukkan yang dihasilkan dapat membuat pengguna merasa nyaman secara psikologis, sehingga mereka cenderung mengonsumsi kratom secara berlebihan untuk mencapai efek yang sama. Hal ini menjadi perhatian karena ketergantungan pada kratom dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan dan kualitas hidup pengguna.

 

8. Beragam Cara mengolahnya

Daun kratom memiliki fleksibilitas yang unik dalam hal cara konsumsi, memungkinkan pengguna untuk memilih sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Berikut adalah beragam cara konsumsi yang dapat dilakukan dengan daun kratom:

  • Mengunyah Langsung: Salah satu cara tradisional konsumsi kratom adalah dengan mengunyah daunnya secara langsung. Ini adalah metode yang umum dilakukan di daerah asalnya, di mana daun kratom tumbuh secara alami. Mengunyah langsung memberikan pengalaman langsung dari efek-efek tanaman ini.
  • Menggerus atau Membubuk: Beberapa orang lebih memilih untuk menggerus daun kratom menjadi bubuk halus sebelum mengonsumsinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat penggiling atau mesin khusus. Bubuk kratom ini kemudian bisa dicampur dengan air atau minuman lainnya untuk diminum.
  • Mengasap atau Menghirup: Sebagian orang mengasapi daun kratom, entah dalam bentuk daun kering atau bubuk, untuk menghirup efek-efeknya. Cara ini seringkali dilakukan dengan menggunakan alat vapor atau cerutu khusus.
  • Menyeduh Menjadi Teh: Cara konsumsi yang populer adalah dengan menyeduh daun kratom menjadi teh. Daun kratom direndam dalam air panas, kemudian disaring untuk mendapatkan cairan teh yang dapat diminum. Ini adalah cara yang nyaman bagi banyak orang untuk mengonsumsi kratom.
  • Mengolah Menjadi Suplemen: Kemajuan teknologi memungkinkan pengolahan daun kratom menjadi suplemen dalam bentuk pil atau bubuk kapsul. Hal ini memudahkan konsumsi dan dosis yang tepat, serta memberikan alternatif yang lebih praktis bagi mereka yang tidak menyukai rasa daun kratom secara langsung.

Setiap cara konsumsi memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing, tergantung pada preferensi individu dan tujuan konsumsi kratom tersebut.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya