Liputan6.com, Jakarta Mengatasi perbedaan pendapat dengan pasangan adalah bagian penting dari menjaga keharmonisan dalam hubungan. Ketika dua orang memiliki pandangan atau opini yang berbeda, perbedaan tersebut bisa menimbulkan ketegangan dan potensi perselisihan jika tidak ditangani dengan baik.
Kunci untuk mencegah konflik dan menjaga hubungan tetap sehat terletak pada cara komunikasi dan pendekatan yang digunakan saat menghadapi perbedaan tersebut. Mengadopsi strategi yang efektif dalam mengatasi perbedaan pendapat dapat membantu pasangan untuk tetap fokus pada tujuan bersama dan menghindari perselisihan yang merusak.
Dengan pendekatan yang bijaksana, setiap pihak dapat merasa didengar dan dihargai, bahkan ketika pendapat mereka tidak sepenuhnya sama. Pendekatan ini melibatkan keterampilan komunikasi yang baik, empati, dan kompromi, yang semuanya berkontribusi pada penyelesaian konflik secara konstruktif.
Advertisement
Dalam panduan ini, akan dipaparkan empat cara efektif untuk mengelola perbedaan pendapat dengan pasangan. Menerapkan cara-cara ini tidak hanya membantu mengurangi kemungkinan perselisihan, tetapi juga memperkuat hubungan dengan meningkatkan pemahaman dan rasa saling menghargai. Dengan pendekatan yang tepat, perbedaan pendapat bisa menjadi kesempatan untuk memperdalam hubungan dan mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (29/8/2024).
1. Berbicara dengan Baik
Jika anda adalah orang yang cenderung lebih banyak bicara, berikanlah lebih banyak waktu bagi pasangan untuk berbicara. Namun, jika kamu cenderung pendiam, gunakanlah kesempatan ini untuk berlatih mengomunikasikan apa yang kamu inginkan, pikirkan, dan rasakan.
Advertisement
2. Mengdengarkan dengan Baik
Dalam sebuah perdebatan yang sehat, penting untuk mengungkapkan posisi dan pemahaman dalam suatu hubungan. Mendengarkan dengan baik juga sama pentingnya dengan berbicara. Meskipun anda mungkin tidak ingin mendengarkan saat sedang kesal, namun untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat, kedua belah pihak perlu mendengarkan. Keterampilan mendengarkan dengan baik juga membutuhkan latihan.
Gunakanlah pernyataan "Aku" untuk mengekspresikan pengalaman tanpa mempermalukan, menghakimi, atau berasumsi. Misalnya, mengatakan "Kamu selalu lupa menelepon, kamu tidak peduli!" dapat diganti dengan "Kalau kamu tidak menelepon, aku merasa kamu tidak peduli." Pernyataan kedua membahas masalah dan mengungkapkan perasaan tanpa merendahkan pasanganmu.
Kondisi ini memberikan ruang untuk mencapai kesepakatan tanpa meningkatkan pertahanan. Penting untuk menjaga agar pertengkaran tetap non-fisik.Â
3. Tetaplah Fokus pada Situasi yang Terjadi
Saat sedang marah dan mengungkapkan rasa sakit hati, kamu mungkin tergoda untuk mengingatkan tentang konflik di masa lalu. Begitu juga, jika selama ini menyimpan kebencian, kamu juga tergoda untuk menyampaikan semua keluhan yang telah dikumpulkan. Meskipun ada saat-saat di mana rasa sakit di masa lalu dan keluhan yang tidak terungkap terkait langsung dengan masalah yang ada, argumen yang sehat akan mampu mengatasi masalah yang ada saat ini.
Jika ada masalah yang belum terselesaikan dan tidak berhubungan dengan topik yang sedang diperdebatkan, mungkin yang terbaik adalah menyimpannya sampai kamu menyelesaikan masalah yang ada. Jangan salah paham, masalah yang belum terselesaikan penting untuk diatasi, namun anda tidak perlu membebani situasi yang ada.Â
Advertisement
4. Istirahat Tenangkan Pikiran
Jika diperlukan, beristirahatlah Tidak semua argumen dapat diselesaikan dengan baik pada waktu yang tepat. Apakah anda merasa tidak berhasil, terlalu marah untuk berbicara, membutuhkan waktu untuk menenangkan pikiran, atau memiliki alasan lain sehingga kamu tidak dapat menerima argumen saat ini, berikanlah ruang untuk istirahat.
Pastikan untuk menyampaikan kepada pasangan bahwa kamu membutuhkan waktu untuk diri sendiri, dan bersiaplah untuk memenuhi permintaan yang sama jika itu datang dari mereka. Dalam situasi seperti ini, anda berusaha untuk tidak bersikap dingin, dan sebaliknya, mintalah waktu istirahat agar dapat kembali berdiskusi dalam keadaan yang lebih baik.