Pria Pengangguran Ini Numpang Tidur di 500 Rumah Orang Asing, Ogah Kerja

Pria ini Dijuluki Pengemis Modern

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 02 Des 2024, 19:30 WIB
Diterbitkan 02 Des 2024, 19:30 WIB
Tukang Numpang Tidur
Pria Pengangguran Ini Numpang Tidur di 500 Rumah Orang Asing (Sumber: Oddity Central)

Liputan6.com, Jakarta Punya rumah sendiri jadi impian banyak orang, tapi pria Jepang ini justru memilih hidup tanpa tempat tinggal tetap. Shuraf Ishida, seorang pria pengangguran, menghebohkan publik dengan aksi anehnya numpang tidur di rumah lebih dari 500 orang asing. Selama lima tahun terakhir, ia hidup sebagai tunawisma modern yang menjadikan kebaikan hati orang lain sebagai penginapan gratisnya.

Pria berusia 33 tahun ini berdiri di tengah keramaian dengan papan bertuliskan "Izinkan Saya Menginap Malam Ini!" Meski terlihat nekat, Ishida nyaris selalu mendapat tempat bermalam dari orang asing yang bahkan tidak mengenalnya. Ia menyebut perjalanannya sebagai "petualangan sosial," sementara orang lain menganggapnya sebagai kisah unik yang sulit dipercaya.  

Aksi ini berawal saat Ishida berhenti bekerja di usia 28 tahun dan menjual hampir seluruh barangnya untuk berkeliling Jepang. Dengan sisa tabungan, ia hidup berpindah dari satu rumah ke rumah lain, mengandalkan keberanian dan papan reklamenya. "Ini seperti memancing, menunggu siapa yang akan menangkap umpannya," ujarnya dengan santai.  

Meski kerap dihujani kritik karena dianggap hanya memanfaatkan orang lain, banyak pemilik rumah yang merasa terbantu dengan kehadirannya. Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum kisah tunawisma numpang tidur di 500 rumah orang lain melansir dari Oddity Central, Senin (2/12/2024). 

 

Jarang Gagal Dapat Rumah

Tukang Numpang Tidur
Pria Pengangguran Ini Numpang Tidur di 500 Rumah Orang Asing (Sumber: Oddity Central)

Shuraf Ishida dikenal dengan aksinya berdiri di tempat ramai sambil membawa papan sederhana. Dengan pesan "Izinkan Saya Menginap Malam Ini!" ia mencari tempat berteduh setiap malam. Aksi ini awalnya dianggap mustahil, tetapi Ishida membuktikan bahwa kebaikan orang asing bisa jadi solusi hidup.  

Meski terlihat nekat, pria ini jarang sekali gagal mendapatkan tempat bermalam. Ia kerap menginap di rumah orang-orang yang kesepian atau sekadar ingin berbagi cerita. "Saya tidak menawarkan apa-apa selain telinga yang mendengarkan," ungkap Ishida kepada media lokal.  

Namun, bukan berarti aksinya selalu mulus. Ada kalanya ia harus tidur di stasiun kereta atau taman jika tidak ada yang bersedia menampung. Tapi IshPria Pengangguran Ini Numpang Tidur di 500 Rumah Orang Asingida tidak menyerah dan terus melakukan perjalanan tanpa rasa khawatir.  Pria Pengangguran Ini Numpang Tidur di 500 Rumah Orang Asing

Dijuluki Pengemis Modern

Tukang Numpang Tidur
Pria Pengangguran Ini Numpang Tidur di 500 Rumah Orang Asing (Sumber: Oddity Central)

Tidak semua orang menyukai gaya hidup unik Ishida yang dianggap tidak bertanggung jawab. Kritikus menyebutnya sebagai "pengemis modern" yang mengandalkan kebaikan orang lain untuk hidup. Media sosial juga ramai dengan komentar pedas yang mengkritik keputusannya berhenti bekerja.  

Namun, pandangan berbeda datang dari pemilik rumah yang pernah menampungnya. Banyak yang merasa bahwa kehadiran Ishida justru memberikan makna baru bagi hidup mereka. "Dia membantu saya melewati malam-malam sepi tanpa merasa sendiri," ujar seorang pria lajang yang menjadi salah satu tuan rumah Ishida.  

Para pemilik rumah menyebut Ishida sebagai pendengar yang baik dan tidak menghakimi. Meski tidak menawarkan apapun secara material, kehadirannya sering dianggap "sepadan dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuknya."  

Lulus Kuliah Tak Mau Kerja

Tukang Numpang Tidur
Pria Pengangguran Ini Numpang Tidur di 500 Rumah Orang Asing (Sumber: Oddity Central)

Perjalanan hidup Ishida dimulai ketika ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya pada usia 28 tahun. Sebagai mahasiswa, ia dulunya adalah orang yang sangat pemalu dan penyendiri. Namun, pengalaman traveling ke Taiwan selama masa kuliah mengubah cara pandangnya terhadap hidup.  

Setelah lulus, ia bekerja di sebuah perusahaan Jepang dengan tujuan menabung untuk berkeliling dunia. Ketika tabungannya cukup, ia menjual semua barang miliknya dan memulai perjalanan panjang sebagai tunawisma keliling. "Saya ingin hidup bebas tanpa tekanan," kata Ishida.  

Kini, meski tabungannya menipis, Ishida tidak memiliki rencana untuk kembali bekerja. Ia menikmati gaya hidup uniknya dan menganggap setiap pengalaman sebagai kisah yang berharga. "Hidup seperti ini membuat saya belajar banyak hal yang tidak bisa saya dapatkan di kantor," pungkasnya.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya