10 Makanan Khas Suku Baduy, Warisan Kuliner dari Pedalaman Banten

Berikut adalah 10 makanan khas yang menjadi identitas kuliner Suku Baduy.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 02 Jan 2025, 13:20 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2025, 13:20 WIB
20160512-Melihat Proses Pembuatan Gula Aren Suku Baduy Luar-Banten
Seorang warga Baduy Luar menunjukan gula aren yang dibungkus daun dan telah dibuka untuk siap dikonsumsi di Kampung Kadu Jangkung, Kabupaten Lebak, Banten (12/05). Gula aren tersebut digunakan sebagai dasar pembuatan makanan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Berbicara tentang kekayaan kuliner nusantara, makanan khas Suku Baduy menjadi salah satu warisan yang menarik untuk ditelusuri. Tersembunyi di pedalaman Banten, komunitas adat ini menyimpan berbagai hidangan tradisional yang mencerminkan kesederhanaan dan kearifan lokal mereka dalam mengolah bahan-bahan alami menjadi santapan yang lezat dan bermakna.

Setiap makanan khas Suku Baduy memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi bahan, proses pembuatan, hingga cara penyajiannya. Hal ini tidak terlepas dari cara hidup mereka yang masih sangat tradisional dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat. Menariknya, beberapa makanan khas Suku Baduy telah berkembang dan dikenal luas di wilayah Banten, meski tidak banyak yang mengetahui asal-usulnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, makanan khas Suku Baduy tidak hanya berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan nutrisi, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang dalam. Setiap hidangan memiliki cerita dan makna tersendiri, yang mencerminkan hubungan erat antara masyarakat Baduy dengan alam sekitarnya. 

Berikut adalah 10 makanan khas yang menjadi identitas kuliner Suku Baduy, yang telah Liputan6.com rangkum pada Kamis (2/1).

Hidangan Pokok dan Lauk Pauk

Masakan - Vania
Ilustrasi Ayam Bakar/https://www.shutterstock.com/Abel Brata Susilo

1. Nasi Baduy: Kemurnian Rasa dari Ladang Pegunungan

Nasi Baduy merupakan hidangan pokok yang memiliki karakteristik unik dengan tekstur yang cenderung pera atau keras. Keistimewaan nasi ini terletak pada bahan bakunya yang berasal dari padi ladang, bukan padi sawah seperti pada umumnya. Proses penanaman yang dilakukan secara tradisional di area pegunungan memberikan cita rasa yang berbeda pada beras yang dihasilkan.

Dalam proses memasaknya, masyarakat Baduy masih menggunakan cara tradisional dengan tungku kayu. Penggunaan kayu bakar tidak hanya memberikan kehangatan pada nasi yang dimasak, tetapi juga menambahkan aroma khas yang tidak bisa didapatkan ketika memasak dengan peralatan modern. Nasi Baduy biasanya disajikan bersama lauk pauk sederhana seperti ikan laut atau ayam untuk melengkapi nutrisi.

2. Angeun Kotok: Sajian Ayam Kampung Beraroma Rempah

Angeun kotok adalah hidangan ayam khas Suku Baduy yang terkenal dengan cita rasa gurihnya yang khas. Proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan kesabaran untuk menghasilkan daging ayam yang empuk dan bumbu yang meresap sempurna. Hidangan ini menjadi bukti kepiawaian masyarakat Baduy dalam mengolah bahan makanan sederhana menjadi hidangan istimewa.

Keunikan angeun kotok terletak pada teknik pengolahannya yang dimulai dengan pembakaran ayam untuk menghilangkan bau amis, dilanjutkan dengan pemasakan menggunakan bumbu-bumbu halus seperti bawang, honje, kunyit, dan jahe. Kombinasi bumbu-bumbu ini tidak hanya memberikan rasa yang kaya, tetapi juga mengandung berbagai manfaat kesehatan.

3. Lalap Baduy: Kesegaran Sayuran Pegunungan

Lalap Baduy merupakan hidangan sayur mentah yang mencerminkan kedekatan masyarakat Baduy dengan alam. Kombinasi daun singkong, daun pepaya, dan kacang panjang yang disajikan dengan sambal terasi menjadi pilihan sehat yang kaya akan nutrisi. Kesegaran sayuran yang dipetik langsung dari kebun memberikan pengalaman makan yang berbeda.

Sambal terasi yang menjadi pendamping lalap Baduy dibuat dengan bahan-bahan alami dan proses pengolahan tradisional. Perpaduan antara kesegaran sayuran dan pedasnya sambal menciptakan harmoni rasa yang sempurna, menjadikan lalap Baduy sebagai pendamping ideal untuk berbagai hidangan utama.

Kue Tradisional

Filosofi Kue Apem
ilustrasi kue apem/credit: Merdeka.com

4. Apem Putih: Kelembutan dari Tepung dan Tape

Apem Putih menjadi salah satu kue tradisional kebanggaan Suku Baduy yang dibuat melalui proses pengolahan yang teliti. Perpaduan antara tepung beras hasil penggilingan dan tape fermentasi menghasilkan tekstur yang kenyal namun lembut. Bentuknya yang mungil dan sederhana menyimpan cita rasa yang kompleks, terutama ketika disantap bersama gula merah cair.

Proses fermentasi tape dalam pembuatan Apem Putih tidak hanya memberikan aroma khas, tetapi juga berperan dalam menciptakan tekstur yang sempurna. Kue ini sering disajikan dalam berbagai acara adat dan menjadi simbol kebersamaan dalam masyarakat Baduy. Para pembuat Apem Putih di Suku Baduy masih mempertahankan resep tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.

5. Pasung Merah: Keunikan Bentuk dan Rasa

Pasung Merah mendapatkan namanya dari bentuk kerucut yang khas, hasil dari penggunaan wadah pembungkus dari daun nangka atau daun pisang. Kue tradisional ini tidak hanya unik dari segi bentuk, tetapi juga memiliki cita rasa yang khas berkat aroma alami dari daun pembungkusnya. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian untuk menghasilkan tekstur yang kenyal dan sempurna.

Penggunaan daun sebagai pembungkus bukan hanya sekadar pilihan praktis, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal Suku Baduy dalam memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar mereka. Selain memberikan bentuk yang unik, daun pembungkus juga menambahkan aroma yang menggugah selera, menciptakan pengalaman menyantap yang berbeda.

6. Kue Balok Menes: Singkong dalam Sajian Mewah

Kue Balok Menes menunjukkan kreativitas masyarakat Baduy dalam mengolah singkong menjadi kudapan istimewa. Teksturnya yang lembut saat disentuh namun kenyal di mulut menjadi daya tarik utama. Proses pembuatannya dimulai dari pemilihan singkong putih berkualitas, yang kemudian melalui serangkaian tahap pengolahan hingga mencapai tekstur yang diinginkan.

Ketelitian dalam proses pengupasan, pencucian, dan pembentukan menjadi kunci kesempurnaan Kue Balok Menes. Setelah dibentuk persegi, kue ini dikukus hingga matang sempurna sebelum dihaluskan melalui proses penumbukan atau penggilingan. Hasil akhirnya adalah kudapan yang tidak hanya enak tetapi juga mengenyangkan.

7. Jojorong: Perpaduan Tepung dan Gula Merah

Jojorong telah menjadi ikon kuliner Banten yang sebenarnya berasal dari kreativitas Suku Baduy. Kue tradisional ini dibuat dari campuran tepung kanji, tepung beras, dan gula merah yang menghasilkan cita rasa manis yang khas. Teksturnya yang lembut dan rasa manisnya yang pas menjadikan Jojorong sebagai salah satu kudapan favorit.

Proses pembuatan Jojorong memerlukan keahlian khusus dalam mencampur bahan-bahan dan mengatur tingkat kematangan yang tepat. Penggunaan gula merah memberikan tidak hanya rasa manis natural tetapi juga warna cokelat yang menarik. Kue ini sering dijadikan buah tangan oleh para pengunjung yang datang ke wilayah Baduy.

Cemilan Tradisional

8. Gipang: Kudapan Manis dari Ketan

Gipang merupakan cemilan tradisional Suku Baduy yang dibuat dari beras ketan dan sirup gula. Berbentuk persegi panjang dengan tekstur renyah dan manis, cemilan ini menjadi favorit banyak orang. Proses pembuatannya yang tradisional menghasilkan cita rasa yang khas dan tidak dapat ditiru oleh produksi massal modern.

Keistimewaan Gipang terletak pada teknik pembuatannya yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Beras ketan yang sudah dimasak harus mencapai tingkat kematangan yang pas sebelum dicampur dengan sirup gula. Setelah tercampur rata, adonan kemudian dicetak dan dikeringkan hingga mencapai tekstur yang diinginkan. Cemilan ini dapat bertahan cukup lama dan sering dijadikan oleh-oleh khas dari wilayah Baduy.

Hidangan Laut

9. Otak-otak Labuan: Citarasa Laut dari Pedalaman

Meskipun Suku Baduy tinggal di wilayah pegunungan, mereka memiliki hidangan berbahan dasar ikan yang istimewa yaitu Otak-otak Labuan. Makanan ini terbuat dari daging ikan tengiri pilihan yang dihaluskan dan dicampur dengan berbagai bumbu seperti tepung tapioka, bawang putih, merica, garam, dan gula pasir. Hasil akhirnya adalah hidangan dengan tekstur yang lembut dan rasa yang gurih.

Proses pembuatan Otak-otak Labuan membutuhkan keahlian khusus dalam memilih dan mengolah ikan tengiri. Daging ikan harus dihaluskan hingga benar-benar lembut sebelum dicampur dengan bumbu-bumbu. Setelah dibentuk dan dibungkus dengan daun pisang, otak-otak kemudian dipanggang hingga matang sempurna. Aroma panggang yang khas berpadu dengan bumbu-bumbu membuat hidangan ini memiliki cita rasa yang tak terlupakan.

Makanan Penutup

10. Kolak Buah Khas Baduy

Kolak Buah Khas Baduy menjadi pelengkap hidangan yang menyegarkan. Berbeda dengan kolak pada umumnya, versi Suku Baduy menggunakan buah-buahan hasil kebun sendiri yang dipadu dengan santan kelapa murni dan gula aren asli. Penggunaan bahan-bahan alami tanpa pengawet membuat kolak ini memiliki cita rasa yang autentik.

Keunikan kolak ini terletak pada pemilihan buah yang disesuaikan dengan musim panen. Pisang, ubi, dan kolang-kaling menjadi bahan utama yang sering digunakan. Proses pembuatan yang masih tradisional, menggunakan tungku kayu, memberikan aroma khas yang tidak dapat ditemukan pada kolak modern. Santan yang digunakan juga masih digiling secara manual untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Dalam era modern ini, makanan khas Suku Baduy mulai mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Beberapa hidangan bahkan telah dikembangkan menjadi produk kuliner yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas, tentu dengan tetap mempertahankan keaslian resep dan cara pembuatannya. Hal ini menjadi langkah positif dalam upaya pelestarian warisan kuliner Indonesia sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Suku Baduy kepada dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya