Liputan6.com, Cilacap - Sebuah pondok pesantren di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memiliki metode unik untuk menyembuhkan pecandu narkoba. Nama pesantrennya juga mudah diingat, Metal Tobat Sunan Kalijaga.
Pesantren ini berdiri di Gandrungmangu, Cilacap pada tahun 2000. Sejak awal, pesantren memang menampung bekas maling, preman, hingga pecandu narkoba yang hendak bertobat dengan bertekad sembuh narkoba.
Baca Juga
Pesantren ini diasuh oleh KH Soleh Aly Mahbub, seorang kiai muda, yang lebih akrab disapa dengan Abah Soleh.
Advertisement
Salah satu santri asuhan Abah Soleh adalah Rudiarto. Panggilannya Rudi. Pembawaannya santai. Cara bicaranya slengekan, namun sopan.
Rudi adalah seorang slankers, pun mengakui amat mengidolakan Bimbim Slank. Tato di punggungnya seolah merupakan dalil pembenar betapa kelamnya masa lalu santri ini.
Sebelum tobat, ia mengaku sering manggung di Purwokerto dan kota-kota lainnya. Namun, profesi sebagai musikus keliling membuatnya jenuh karena ia hanya memiliki pelarian ke mabuk-mabukan, narkoba, dan main perempuan.
"Pada dasarnya saya anak reggae. shoppingmode Vespa sampah yang saya pakai sangat panjang, dan rambutku gimbal. Tetapi itu dulu, kalau sekarang saya malu, Mas. Wis tua," tutur Rudi.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Dedikasikan Kemampuan Musik untuk Dakwah
Rudi adalah salah satu santri pernah direhabilitasi dari kecanduan narkoba dan gangguan Kejiwaan. Dia masuk ke pesantren ini atas saran seorang kawan.
Dia menemukan kesejukan di pesantren ini tanpa harus kehilangan hobinya bermusik. Bahkan, kelompok musiknya kerap tampil di acara-acara keagamaan, membawakan lagu rohani yang dipadu dengan rock and roll atau reaggae.
Rudi mengakui, baru pertama kalinya merasa berguna. Dari penghasilannya manggung sambil berdakwah itu, dia bisa membantu keuangan pesantren. Perlahan, Rudi juga sembuh dari kecanduan narkoba.
"Sejak kumpul dengan anak shoppingmode Vespa, kemudian reggae juga, aku sudah makai-makai kaya gitu juga. Sebelum kenal sini (Pondok Pesantren Metal Tobat-red). Lalu treat di sini sih, betah juga," jelas dia.
Rudi rutin menjadi pengiring Abah Soleh ketika berceramah di berbagai daerah. Dia mendedikasikan kemampuan musiknya, yang semula banyak mudharatnya ke jalan dakwah.
Pesantren ini menerapkan kurikulum yang bagi sebagian orang dianggap aneh. Santri diperbolehkan bermusik. Banyak santri gondrong. Beberapa di antaranya masih bertato.
Advertisement
Pesantren Lahirkan Puluhan Hafiz dan Hafizah
Agak aneh memang, tapi inilah pesantren yang sejak kelahirannya pada 2000-an awal, telah melahirkan puluhan penghafal Al-Qur'an, hafiz dan hafizah. Kini, di pesantren ini, 500-an santri, lelaki dan perempuan, tengah menuntut ilmu.
"Prinsip saya, bukan melihat ini anak akan dijadikan seperti apa. Bukan. Saya lihat potensinya saja. Kalau memang dia berpotensi jadi pemusik, saya dorong jadi pemusik. Kalau saya lihat, anaknya bagus, dia tinggi, bakat jadi militer, ya saya masukkan ke militer. Kalau memang bakatnya jadi kiai, saya dorong jadi kiai," kata Pengasuh Pondok Pesantren Metal Tobat Sunan Kalijaga, KH Soleh Aly Mahbub, pada sebuah sore, Ramadan 2017.
Pesantren itu memiliki kelompok khusus santri musik bernama Solmet, kependekan dari Solawat Metal. Aliran musik seperti, rock and roll, reggae dipadu dengan marawis adalah andalan kelompok yang menamai dirinya Solmet, yang kependekan dari Solawat Metal.
Sebagaimana pesantren lainnya, Ponpes Metal Tobat juga memiliki kurikulum. Awal masuk, santri diwajibkan mempelajari ilmu alat, yakni pelajaran nahwu shorof untuk mempelajari tata bahasa Arab.
Di waktu yang sama, santri juga sudah mulai masuk ke konsentrasi pembelajaran. Ada kelas Alquran, dan juga ilmu fiqih.Pelajaran Alquran terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari tafsir Alquran hingga tahfidz Alquran.
Sementara, dalam pelajaran fiqih, ratusan kitab klasik ulama kenamaan dipelajari, lewat ngaji sorogan (perorangan) maupun bandungan (general stadium).
Tim Rembulan