Sosok Kakek Nabi Muhammad SAW Abdul Muthalib, Penyayang dan Nasabnya yang Mulia

Nama asli Abdul Muthalib adalah Syaiban bin Hasyim atau Syaibah bin Hasyim. Diberi nama Syaiban karena saat baru lahir rambut di kepalanya ada yang putih (uban) yang dalam bahasa arab adalah syaiban

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2022, 22:41 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2022, 04:30 WIB
Ilustrasi - Perumahan Bani Hasyim dalam peristiwa pengasingan Nabi dan kabilahnya oleh suku Quraisy. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrasi - Perumahan Bani Hasyim dalam peristiwa pengasingan Nabi dan kabilahnya oleh suku Quraisy. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Liputan6.com, Banyumas - Mengulik sejarah Nabi Muhammad SAW dipastikan ada cerita tentang leluhurnya dari bani Hasyimiyah. Salah satunya adalah kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.

Sosok Abdul Muthalib sangat populer dalam tarikh karena dialah yang mengasuh Nabi usai ibundanya, Aminah binti Wahab wafat. Abdul Muthalib sangat menyayangi Muhammad SAW kecil, dan bahkan disebut lebih mengasihinya dibanding kepada anak-anaknya sendiri.

Nama asli Abdul Muthalib adalah Syaiban bin Hasyim atau Syaibah bin Hasyim. Diberi nama Syaiban karena saat baru lahir rambut di kepalanya ada yang putih (uban) yang dalam bahasa arab adalah syaiban.

Hasyim ayah dari syaiban adalah seorang dermawan yang terhormat yang dipercaya memberi air minum (as-siqoyah) zamzam dan melayani makanan (rifadhah) bagi jemaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Sepeninggal Hasyim, yang menggantikan kedudukan Hasyim adalah al Muthalib bin Abdi Manaf (paman Syaiban) saudara Hasyim. Lantas, dibawalah Syaiban ke Makkah.

Setibanya di Makkah orang-orang mengira Syaiban adalah hamba sahaya al Muthalib dan lantas disebut 'Abdul Muthalib' (hamba sahaya al muthalib). saat itu juga, Muthalib meluruskan bahwa Syaiban adalah keponakannya.

Namun begitu, sebutan Abdul Muthalib itu tetap digunakan dan bahkan lebih populer digunakan oleh para periwayat, hingga saat ini.

Al Muthalib pun wafat kemudian kedudukannya sebagai pelayan air dan makanan untuk orang-orang haji diganti oleh syaiban bin Hasyim, atau yang lebih di kenal dengan Abdul Muthalib .

Abdul Muthalib menikah dengan Fatimah binti Amr bin A'idz dan melahirkan seorang putra bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Nabi Muhammad SAW.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Nasab Mulia Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah, atau 570 Masehi. Karena itu, tiap bulan Rabiul Awal, umat Islam menggelar perayaan Maulid Nabi.

Disebut tahun gajah karena di tahun yang sama dengan kelahiran Nabi, pasukan gajah Abrahah hendak menyerang Ka'bah dan dihancurkan burung Ababil.

Nabi Muhammad SAW adalah putra dari pasangan suami istri yang mulia, sayyidina Abdullah bin Abdul Muthalib dan sayyidah Aminah binti Wahab. Kedua orang tersebut berasal dari keturunan mulia dari nasab terpilih.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, memilih Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim.” (HR. Imam Muslim)

Disebutkan dengan gamblang, Rasulullah SAW berasal dari keturunan pilihan dari yang terpilih. Ini Merujuk pada bani Kinanah yang terpilih dari keturunan Nabi Ismail AS, Quraisy yang terpilih dari keturunan Kinanah, dan Hasyim dan keturunan Quraisy.

Dalam redaksi lainnya: “Sesungguhnya Allah memilih dari keturunan Ibrahim adalah Ismail, Kinanah dari Bani Ismail. Dia pilih Quraisy dari Bani Kinanah. Dia pilih Bani Hasyim dari Quraisy. Dan Dia pilih aku (Rasulullah) dari Bani Hasyim.” 

Kedua hadis ini serupa, hanya saja pada hadis kedua, nasab disebutkan hingga Nabi Ibrahim. Seperti diketahui, Nabi Ismail memiliki saudara seayah, yakni Nabi Ishaq AS. Di antara dua itu, Allah menurunkan Rasulullah SAW dari keturunan Ismail AS.

Sementara hingga Nabi Adam AS, Rasulullah bersabda: "Aku diutus dari keturunan bani Adam yang terbaik pada setiap kurunnya, hingga sampai pada kurun dimana aku dilahirkan" (HR. Bukhari. 3557)

Melihat nasab hingga Nabi Ibrahim dan Adam AS, disimpulkan bahwa Nabi Muhammad berasal dari golongan termulia dari yang mulia. Dalam nasabnya, tak ada cela yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad memang dipersiapkan sebagai Sayyidul anbiya' wal mursalin, pemimpin patra nabi dan rasul.

Mengutip laman NU, Dalam kitab al-Sîrah al-Nabawiyyah, Imam Ibnu Hisyam menulis nasab Rasulullah Muhammad ﷺ sebagai berikut:

“Ini adalah kitab Sirah Rasulullah ﷺ, dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib — nama asli Abdul Muttalib adalah Syaibah bin Hasyim — nama asli Hasyim adalah Umar bin Abdu Manaf — nama asli Abdu Manaf adalah Mughirah bin Qusayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah — nama asli Mudrikah adalah ‘Amr bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin ‘Adnan bin Udda — dilafalkan juga Udada bin Muqawwim bin Nahur bin Tayrah bin Ya’ruba bin Yasyjuba bin Nabat bin Ismail bin Ibrahim — khalil al-rahman — bin Tarih — dia adalah Azar — bin Nahur bin Sarug bin Ra’u bin Falikh bin Aybar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamak bin Mattu Syalakh bin Akhnunkh — dia adalah Nabi Idris, bani Adam pertama yang dianugerahi kenabian dan baca tulis — bin Yard bin Malayil bin Qainan bin Yanisy bin Syits bin Adam 'alaihis salam.” (Imam Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, ed. Umar Abdul Salam Tadmuri, Dar al-Kutub al-‘Arab, 1990, juz 1, h. 11-16).

(Sumber: NU Online, Safyurrahman al-Mubarakfuri, Raḫîqul Makhtûm, [Riyadh: Muntada ats-Tsaqafah, 2013], h. 52-55).

Penulis: Roikhatul Jannah (Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul, Lumbir, Banyumas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya