Naskah Khutbah Jumat Terbaru: Membantah Safar Sebagai Bulan Sial

Naskah khutbah Jumat kali ini akan membantah Safar sebagai bulan kesialan. Sebaliknya, Safar justru merupakan bulan yang penuh kebaikan.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 24 Agu 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2023, 16:30 WIB
Shalot Jumat Pertama Ramadhan Di Masjid Istiqlal
Ilustrasi khutbah Jumat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak masyarakat yang menganggap bahwa Safar adalah bulan penuh sial. Anggapan miring tentang bulan Safar ini masih diyakini oleh kebanyakan umat Islam.

Tak sedikit yang mengatakan bahwa musibah atau bencana akan terjadi pada bulan Safar. Kemudian timbul rasa takut untuk keluar rumah atau mengadakan acara di bulan Safar.

Naskah khutbah Jumat kali ini akan membantah Safar sebagai bulan sial. Sebaliknya, Safar justru merupakan bulan yang penuh kebaikan.

Naskah khutbah Jumat terbaru tentang Safar ini dapat disampaikan khatib pada Jumat pekan ini. Teks khutbah Jumat ini dikutip dari laman Hidayatullah.com.

Semoga naskah Khutbah Jumat ini bermanfaat untuk masyarakat luas. Secara khusus, materi khutbah ini semoga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang anggapan Safar bulan sial.

 

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Persepsi negatif atau anggapan miring soal hari Rabu terakhir di bulan Safar masih saja menjadi keyakinan sebagian masyarakat. Mereka ada yang berpandangan bahwa Rabu terakhir di bulan ini merupakan saat-saat banyaknya musibah dan bencana yang turun.

Sampai-sampai ada yang takut pergi ke luar rumah, takut bepergian, takut mengadakan kegiatan dan lain sebagainya. Sesungguhnya pandangan yang demikian tidak mendapatkan tempat dalam ajaran Islam.

Islam tidak pernah mengajarkan keyakinan yang seperti itu. Sumber keyakinan semacam ini datang dari kalangan kaum Arab Jahiliah. Di masa mereka, mereka meyakini bahwa Rabu dan bulan Safar adalah momentum kesialan serta kerusakan.

Mereka pun menamainya dengan istilah ad-Dubar yang berarti penghancur. Istilah ini dimunculkan oleh mereka karena keyakinan rusak yang ada dalam diri mereka bahwa Rabu akhir Safar sebagai waktu sial dan bala’.

Pandangan dan keyakinan ini sama sekali tidak berdasar. Buktinya banyak sekali hal-hal baik yang terjadi di hari Rabu dan bulan Safar.

Kalau kita sebutkan ada beberapa kejadian yang patut menjadi perhatian bagi kita semua. Pertama, cahaya diciptakan pada hari Rabu.

Kedua, di hari Rabu terdapat saat yang mustajab untuk berdoa, waktunya antara Shalat Dzuhur dan Ashar. Ketiga, Rasulullah ﷺ menikah dengan Sayidah Khadijah Al-Kubra di tanggal 25 Safar. Terkait hal ini, Habib Abu Bakar Al-Masyhur menulis:

“Dimulai dengan pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah al-Kubra di hari-hari bulan Safar, dan pernikahan itu berlangsung sebelum datang wahyu dari Allah (sebelum masa kenabian).”

Kaum Muslimin jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Berikutnya yang keempat, pernikahan antara Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan putri Rasul ﷺ, Sayidah Fatimah, terjadi bulan Safar tahun ke-2 Hijrah. Kelima, perjalanan hijrah yang bersejarah dan penuh berkah dilaksanakan pada bulan Safar dan tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awal.

Keenam, Allah ﷻ memberikan kemenangan besar kepada umat Islam dalam perang Khaibar di bulan Safar.  

 

Lanjutan Khutbah I

Berangkat dari fakta-fakta di atas kita harus memberikan pencerahan kepada diri kita sendiri dan masyarakat bahwa tidak ada yang namanya hari Rabu dan bulan Safar yang berisi keburukan. Sebab nahasnya hari Rabu ditujukan kepada kaum yang tidak beriman.

سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الأيام وسئل عن يوم الأربعاء، قال : يوم نحس، قالوا : وكيف ذلك يا رسول الله؟ قال : أغرق الله فيه فرعون وقومه وأهلك عادا وثمودا

Pernah Rasulullah ﷺ ditanya mengenai hari-hari. Ketika beliau ditanya mengenai hari Rabu, beliau menjawab: “Itu adalah hari nahas.” Maka para sahabat bertanya: “Mengapa bisa demikian wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Di Hari itu, Allah menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Di hari itu pula Allah membinasakan kaum Ad dan Tsamud.” (HR: lbnu Marduyah)

Dari sini kita bisa memahami bahwa hari Rabu merupakan hari nahas yang terus menerus bagi kaum yang berbuat kerusakan serta mengingkari para nabi, bukan bagi orang-orang saleh yang beriman. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk tidak percaya akan adanya hari nahas.

Di antara takhayul pedoman kaum Arab Jahiliyah adalah ramalan bintang, burung pertanda buruk, dan lainnya. Untuk menepis semua yang tidak berdasar ini, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ، ولا هامَةَ ولا صَفَرَ

Tidak ada penyakit menular, tidak ada dampak dari thiyarah (anggapan sial), tidak ada kesialan karena burung hammah (burung pertanda kematian), dan tidak ada kesialan para bulan Safar.” (HR: Bukhari-Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan:

Tidak ada Ghul (jin pengganggu musafir) dan tidak ada ramalan bintang.” (HR.Muslim)

Menjadi seorang muslim yang optimis bukan pesimis adalah anjuran yang Rasul ﷺ sampaikan kepada kita. Caranya dengan baik sangka kepada Allah ﷻ sehingga menumbuhkan sikap optimis dalam diri kita.

Rasul ﷺ bersabda :

لا عدوى ولا طيرة ويعجبني الفأل الصالح الكلمة الحسنة

Tidak ada Adwa (penularan penyakit) dan rasa putus asa, tetapi optimis (alamat baik) yang saya cintai, yaitu kata-kata yang baik.” (HR. Bukhari-Muslim)

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Orang yang berprasangka baik kepada Allah ﷻ akan memiliki pandangan yang positif di tiap sesuatu yang terjadi atau menimpa dirinya. Orang yang memiliki pikiran positif, jika ada kesusahan yang hinggap atau persoalan hidup, ia percaya ada nilai positif serta kebaikan yang terkandung, meski pada saat mengalaminya ia masih belum mengerti hikmah dan kebaikannya.

Karenanya, untuk menepis dan membuang jauh-jauh perasaan was-was tentang suatu hari, maka langkah yang harus kita ambil adalah dengan tidak membenarkannya. Jangan sekali-kali kita membenarkan apa saja dari keyakinan yang bersumber bukan dari ajaran Islam, termasuk soal adanya hari nahas di hari Rabu dan bulan Safar.

Selain itu, kita perbanyak doa keselamatan kepada Allah ﷻ. Karena kita yakin bahwa hanya Allah ﷻ yang bisa menyelamatkan hidup kita di dunia sampai akhirat.

Hal yang tidak kalah penting jangan lupa bersedekah. Sedekah dapat mencegah bala dan musibah. Satu hal lagi, hindari sebisa mungkin segala perbuatan maksiat yang dapat mengundang murka Allah ﷻ.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya