Liputan6.com, Jakarta - Pada periode 11 hingga 20 Maret, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya tren peningkatan curah hujan. Dalam periode ini, potensi hujan lebat hingga ekstrem masih ada, yang berarti harus siap menghadapi kemungkinan cuaca yang tidak bersahabat.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan, "Tadi saya sampaikan, jadi 10 hari terakhir Maret itu masih ada hujan. Bisa hujan lebat juga, tapi durasinya singkat, melemah dibandingkan saat ini."
Pemerintah pun tidak tinggal diam. Mereka telah dan akan terus melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi dampak buruk dari potensi cuaca ekstrem ini. Modifikasi cuaca ini dilakukan dengan cara menyemai awan hujan menggunakan NaCl atau garam, agar tidak semua awan menurunkan hujan di wilayah yang terdampak banjir.
Advertisement
Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem
Faktor penyebab potensi cuaca ekstrem ini cukup kompleks. Salah satunya adalah fenomena La Nina lemah yang diperkirakan akan berlangsung hingga Mei 2025. Selain itu, aktivitas gelombang ekuator dan Madden-Julian Oscillation (MJO) juga berkontribusi dalam menciptakan kondisi cuaca yang tidak menentu. Hal ini membuat kita perlu lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Dwikorita juga menyebutkan, "April itu sudah mulai kemarau, jadi Insya Allah lebih baik. Kemungkinan ada cuaca ekstrem, tapi durasinya singkat. Tapi kita siapkan modifikasi cuaca seandainya terdeteksi, ekstrem itu kan bisa dideteksi." Ini menunjukkan bahwa meskipun kita memasuki musim kemarau, tetap ada kemungkinan cuaca buruk yang perlu diantisipasi.
Advertisement
Langkah Antisipasi dari Pemerintah
Pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem yang mungkin terjadi. Modifikasi cuaca yang dilakukan akan berlangsung hingga 8 Maret 2025, dan akan dihentikan jika analisis menunjukkan perkembangan cuaca yang lebih baik. Namun, penting untuk diingat bahwa masih ada tren peningkatan curah hujan dalam periode 11 Maret hingga 20 Maret 2025.
Dengan adanya modifikasi cuaca ini, diharapkan dapat mengurangi dampak dari hujan yang berlebihan, terutama di wilayah-wilayah yang sudah terlanjur terkena banjir seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang. "Operasi modifikasi cuaca ini sudah mulai dilakukan sejak Selasa kemarin (4/3) sampai dengan 8 Maret 2025," tambahnya.
Pentingnya Memantau Informasi Cuaca
Dengan semua informasi ini, penting bagi kita untuk terus memantau perkembangan cuaca terkini dari BMKG menjelang dan selama Lebaran. Kita perlu bersiap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi, termasuk potensi hujan lebat yang bisa mengganggu aktivitas kita. Ingatlah bahwa prediksi cuaca dapat berubah, jadi selalu ikuti update terbaru dari BMKG agar kita bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Dalam kesimpulannya, meskipun BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem selama Lebaran 2025, durasi kejadian ekstrem diperkirakan akan singkat. Pemerintah telah mempersiapkan langkah antisipasi, termasuk modifikasi cuaca, untuk meminimalisir dampak buruk. Mari kita tetap waspada dan siapkan diri agar Lebaran kali ini tetap berjalan lancar meskipun cuaca tidak menentu.
Advertisement
Infografis
