Syarat Lolos Tes Kesehatan Rekrutmen Polri, Polda Jateng: Tetap dengan Konsep BETAH

Sebelumnya pendaftaran sendiri sudah dibuka oleh pihak Polri melalui laman resmi penerimaan Polri, penerimaan.polri.go.id

oleh Tito Isna Utama diperbarui 13 Mei 2022, 16:46 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 16:46 WIB
Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti
Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti saat ditemui dikantornya, Jumat (13/5/2022).

Liputan6.com, Semarang Rekrutmen kepolisian negara Republik Indonesia (Polri) pada tahun 2022 sudah dibuka. Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombel Pol Sumy Hastry Purwanti menjelaskan syarat tes kesehatan untuk bisa lolos menuju tahap selanjutnya menjadi anggota polisi.

Sebelumnya pendaftaran sendiri sudah dibuka oleh pihak Polri melalui laman resmi penerimaan Polri, penerimaan.polri.go.id.

Untuk tes kesehatan kali ini, Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti menyampaikan masih tetap sama dengan tahun sebelumnya. Dia mengatakan untuk tes sendiri, masih mengikuti peraturan dari pusat. Dengan tetap menjunjung tinggi konsep Betah (Bersih, Transparan, Akutabel, dan Humanis), sehingga para peserta calon polisi tetap bisa melihat secara langsung hasilnya.

"Tes sama dari dulu sama. Memang kita di perintah betah bersih, transparansi, akutabel dan humanis. Jadi semua terpantau oleh sistem dan peserta, juga begitu tahu setelah tes lulus atau tidak lulus dia langsung tahu hasilnya," kata Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes pol Sumy Hastry kepada liputan 6 saat ditemui di kantornya, Jumat (13/5/2022).

Lebih lanjut, dia memaparkan dua tahapan tes kesehatan yang harus dilalui oleh para peserta, yaitu pertama tahapan tes kesehatan jasmani atau fisik, selanjutan yaitu pemeriksaan bagian dalam tubuh para peserta.

"Tes kesehatan ada dua tahapan, tapi baru pertama kali ini nanti setelah lulus kesehatan pertama ada tes kesehatan selanjutnya misalnya jasmani fisik baru kesehatan kedua itu lengkap bagian dalam, seperti urin, darah periksa laboratorium rontgen sampai periksa jantung," paparnya.

Setelah melalui beberapa tahapan itu, dia menyampaikan untuk sistem sendiri, pihaknya masih menggunakan sistem gugur. Menurutnya dengan sistem seperti itu bisa mempermudah sistem penyeleksian para peserta.

"Itu nanti setelah semua dilalui dan tahapnya sistem gugur. Setiap tes itu melakukan sistem gugur. Jadi dari awal 7.000 ribu sampai turun 6.000an nanti setelah ini masuk ke berikutnya psikologi pasti berkurang lagi," jelasnya.

Sementara, untuk di Jawa Tengah sendiri, Hastry mengatakan ada ratusan peserta yang mengikutin tes kesehatan menjadi calon taruna akpol dan bintara.

"Di tes itu sekitar 500 sampai 400 bintara, kalau calon taruna akpol sekitar 400 orang," ucapnya.

Dengan banyaknya para peserta yang mengikuti seleksi tes tersebut, dia berpesan kepada masyarakat untuk bisa melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit terlebih dahulu sebelum mengikuti ataupun mendaftarkan diri sebagai calon anggota polri.

"Karena pemeriksaan kesehatan lengkap, saya selalu mengimbau untuk sebelum tes maksimal 3 bulan melakukan cek up di rumah sakit terdekat ataupun bisa di rumah sakit Bhayangkara karena tahu prosedurnya di rumah sakit Bhayangkara karena rumah sakit polisi," pesannya.

Hastry Purwanti mengatakan bahwa penerimaan calon polisi dari bintara sampai dengan taruna akpol sudah dilakukan pada bulan lalu. Namun untuk saat ini, para calon anggota polisi didominasi oleh orang umum yang ingin masuk bintara.

"Memang paling banyak itu bintara. Dari orang umum yang ingin masuk bintara, rata-rata lulusan SMA," ujarnya

Meskipun paling banyak dari orang umum, Hastry menyampakai ada juga para pendaftar dari tenaga kesehatan maupun dari lulusan Sekolah Kejuruan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya