Liputan6.com, Jakarta Kesuksesan yang diraih desainer tas mewah, ragam aksesori, dan apparel, Rebbeca Minkoff tak selalu menghadapi jalan mulus. Lahir di San Diego, California, Rebecca memutuskan pindah ke New York untuk mulai merancang produknya sendiri. Tahun 2001 menjadi awal titian kariernya dengan meluncurkan 5 jenis apparel.
Membuka gerai pertama kalinya di Tokyo pada 2012, kisah sukses yang diraih Rebbeca Minkof sebagai desainer sekaligus brand tas mewah asal Amerika berhasil menginspirasi banyak wanita di dunia. Dalam sebuah wawancara yang dilansir dari Fortune pada Minggu (20/3/2016), Rebecca mengatakan ketika dirinya mendirikan perusahaanya, ia merasa jauh dengan konsumen.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu karena ia sempat termakan pemikiran lama tentang dunia industri yang mengatakan jika menjaga jarak dengan konsumen, produk Anda akan semakin diinginkan. Menyadari pandangan tersebut keliru, Rebecca tak mendengarkan hal itu dan melakukan sebaliknya.
Ia memutuskan untuk melakukan jalan yang berbeda dengan mendekatkan diri pada pelanggan-pelanggannya. Lewat platform media sosial, seperti Facebook, Rebecca menjangkau konsumennya. Tak hanya itu saja, ia juga tidak segan untuk mengajak mereka berdiskusi.
Lewat feedback yang ia dapatkan dari para konsumen membawa Rebecca menuju kesuksesan di dunia fashion. Selain itu, opini konsumen membantu bisnisnya menemukan arah yang lebih jelas.
Kombinasi antara pelanggan setia, otak kreatif, dan teknologi menjadi kunci yang membantu Rebecca dalam mengembangkan bisnisnya di industri fashion. Rebecca berujar bahwa bisnis yang dijalani telah membawa dirinya dimulai di sebuah apartemen dan kurang pendanaan sampai mampu membuka gerai di beberapa kota di dunia.
Rebecca pun turut ambil bagian dalam pengembangan teknologi yang memiliki potensi mewujudkan ide-ide inovatif para perempuan di dunia. Ia memiliki obsesi untuk mengintegrasikan teknologi terbaru yang dikembangkan bersama perusahaan Intel dengan produk fashionnya.
Kemitraan Rebecca dengan Intel akan membantu perusahaannya mempromosikan perempuan yang memiliki ketertarikan dengan teknologi dan membuat mereka sukses. Namun, keinginan tersebut bukan tanpa rintangan karena ternyata masih ada sedikit wanita yang berpartisipasi dalam pengembangan sains, teknologi, teknik, dan matematika atau Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
"Mau Anda jadi insinyur atau perancang busana, saya percaya inovasi dan teknologi akan menjadi dasar diperlukan untuk sukses dalam jangka waktu panjang," paparnya.
Â
Â