Liputan6.com, Jakarta “Dunia itu luas, maka jelajahilah!” Pesan itulah yang ingin disampaikan Intan Ophelia Binti dalam novel garapannya yang berjudul Cahaya dari Utara: Kisah Aurora dari Pendahara. Pembaca novel ini tidak hanya akan dibawa menjelajahi dunia imajinasi penulis, tapi juga mendapatkan berbagai keluasan pengalaman, pengetahuan, dan tentu saja penjelajahan nilai-nilai kehidupan.
Sebagai penulis, Intan, telah berhasil menghadirkan cerita berdasarkan pengalamannya sebagai penjelajah lekuk tubuh dunia. Gambaran tentang tepian hutan, sungai, suara alam, dan lanskap Kalimantan, disajikan dengan baik dan enak dibaca.
Baca Juga
Baca Juga
Secara personal, Intan mampu menggugah para pembaca, seakan mereka dihadapkan dan mampu merasakan setiap denyut kehidupan serta konflik para tokohnya. Masa kecil Intan yang gemar mendengar Sansana, folklore berbahasa dayak Ngaju, secara langsung mempengaruhi gaya tuturnya dalam novel.
Advertisement
Tak hanya itu, kecintaannya pada Sansana juga menggugah dirinya untuk kembali mempopulerkan sastra lisan asli Dayak tersebut. Hal ini dilakukannya dengan menyelipkan 10 Sansana berbahasa Dayak tulisan Pendeta Sergius Tigoi dalam novelnya.
Pengetahuan luas yang tergambar pada tokoh Aurora dan Jacob dalam dialognya yang kuat dan cergas, secara tidak langsung dipengaruhi oleh penulisnya yang juga berprofesi sebagai global traveler. Intan telah berhasil menjelajahi lima benua dan lebih dari 200 kota. Berbagai kota bersejarah dan tempat-tempat menarik telah dikunjunginya, seperti Grand Canyon, Oxford, Moskow, dan lain sebagainya.
Yang menarik, meski Intan telah berhasil menjamahi berbagai tempat menarik, dirinya tidak melupakan alam Kalimantan yang indah sebagai tanah kelahirannya. Dirinya menyadari, tiap perjalanan tentu akan berakhir pada kepulangan.
Pasca Laskar Pelangi, novel Cahaya dari Utara kembali menyegarkan dahaga para pembaca sastra tanah air akan bacaan yang mencerahkan. Di tengah kehidupan sastra yang hanya berpusat di kota-kota besar, kehadiran Intan Ophelia Binti seakan menegaskan bahwa daerah tidak pernah kekurangan penulis-penulis berbakat.