Liputan6.com, Probolinggo Hari raya nyepi umat hindu identik dengan tidak melakukan atifitas di luar rumah. Pada Hari Raya Nyepi tahun lalu di kawasan gunung Bromo sendiri meskipun warga suku tengger merayakan nyepi namun masih ada warga yang melakukan aktifitas seperti biasa, serta akses wisata Gunung Bromo masih terbuka.
Lain hal pada Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 17 Maret 2018 tahun ini, kawasan wisata Gunung Bromo, akan steril dari wisatawan, rencana tersebut sudah diusulkan sejak 1 tahun yang lalu, melalui rapat yang digelar oleh tokoh adat hindu tengger, serta Pemerintah daerah.
Penutupan wisata gunung Bromo tersebut akan diberlakukan mulai tanggal 17 Maret hingga tanggal 18 Maret 2018, sejak dimulainya perayaan Hari Raya Nyepi sampai berakhirnya Nyepi. Otomatis kawasan wisata Gunung Bromo akan steril dari wisatawan.
Advertisement
Pengamanan di Gunung Bromo
Untuk mencegah wisatawan yang bandel, petugas dari TNI, POLRI serta petugas pengamanan Bromo (Jokoboyo), akan berjaga di titik awal penutupan dari Desa Ngadas, hingga area Lautan pasir gunung Bromo. Dengan radius 7 sampai 8 km dari gunung bromo.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mengatakan, penutupan sementara akses wisata Gunung Bromo, untuk menjaga hikmat Nyepi dan mensucikan Alam Bromo.
“Saat Hari Raya Nyepi berlangsung, maka akses wisata Bromo akan ditutup selama 24 jam, hal tersebut untuk mensucikan Alam Bromo ini, supaya kembali suci, jadi penutupan total itu sehari semalam, mulai tanggal 16 sampai 17 Maret,” ungkap Bambang Suprapto.
Advertisement
Gunung Bromo
Dengan ditutupnya Gunung Bromo satu hari penuh saat perayaan Nyepi, sebagian wisatawan yang akan pergi ke Gunung Bromo mungin tidak mengetahui penutupan tersebut. Hal itu disampaikan oleh Yudi, wisatawan asal Kediri.
”Tidak ada masalah, penutupan wisata itu, namun jika ada wisatawan dari jauh yang datang pas saat perayaan Nyepi, pastinya wisatawan tersebut akan sedikit kecewa karena tidak tahu tentang penutupan sementara tersebut,” ujar Yudi.