Liputan6.com, Australia Barat - Ini cara baru menikmati petualangan menyusuri hutan. Dengan mengendarai electric quad bike. Seru!
Hari masih pagi pukul 08.00 saat berada di Hutan Boranup, Taman Nasional Leeuwin Naturaliste, Margaret River, Australia Barat. Udara terasa segar dan bersih.
Baca Juga
Gary Ingram dari Eco Adventures menyambut Liputan6.com dan Tourism Western Australia di jalan masuk hutan. Lengkap dengan truk besar yang mengangkut sejumlah e-quad bike nan gagah.
Advertisement
Pemilik Eco Adventures sekaligus pemandu ini memperkenalkan program petualangan ramah lingkungan dan menjelaskan cara mengoperasikan dan mengendarai e-quad bike. "Kendaraan ini aman dan ramah lingkungan. Bertenaga listrik dan tidak mencemari udara," kata Gary.
Meski terlihat mudah mengendarai e-quad bike, Anda wajib memiliki surat izin mengemudi. Begitu pula dengan mengenakan helm dan kacamata pelindung yang disediakan.
Begitu semua siap, kami pun berangkat. Melintasi jalan setapak di hutan. Terkadang jalan bergelombang, berkerikil, dan berlubang. Harus menyesuaikan posisi e-quad bike agar tidak terguling.
Ranting dan batang pohon yang menjulur di jalan setapak juga harus diwaspadai. Kalau lengah dan tak sempat menghindar, kepala bisa terantuk. Jalan setapak pun terkadang menanjak tinggi maupun menurun curam. Semua kondisi ini membuat petualangan menjadi semakin seru.
Usai 30 menit berkendara menikmati pepohonan karri yang menjulang tinggi di kiri kanan jalan, kami beristirahat di tengah hutan. Ada pohon karri tertua di hutan ini. Tinggi dan kokoh.
Perjalanan menyusuri hutan kemudian berlanjut. Menikmati betapa tenang, sunyi, dan indahnya hutan. Bunga-bunga liar berwarna-warni putih, ungu, dan kuning bertebaran di antara kaki jenjang pepohonan.
Hingga sampai pada tempat yang cukup tinggi dan terbuka, kami kembali beristirahat. Dari atas, pemandangannya sangat indah. Samudra luas membentang. Setelah puas menikmati, kami melanjutkan perjalanan. Kali ini harus lebih waspada karena kerap berpapasan dengan penjelajah hutan yang mengendarai mobil.
Tak terasa, kami sampai di titik awal. Perjalanan 1,5 jam menyusuri Hutan Boranup berakhir. Sama sekali tidak lelah berkat e-quad bike.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berimajinasi di Gua Mammoth
Gua Mammoth berada di Margaret River, Australia Barat. Gua sepanjang 500 meter dan berkedalaman 30 meter ini menyimpan fosil megafauna purba Australia. Sebelum masuk mulut gua, pengunjung mendapatkan headset dan remote. Jadi bisa mendengarkan penjelasan secara audio selama menjelajahi gua. Tidak perlu guide.
Begitu memasuki mulut gua, terlihat stalaktit yang menggantung di langit gua dan stalagmit di lantai gua. Bagaikan tirai bebatuan runcing dengan berbagai ukuran dan bentuk. Terlihat megah. Meski bisa digapai karena sangat dekat, jangan sampai menyentuh mereka.
Â
Mandy McLauchlan-Andrews selaku Attraction Business Coordinator Margaret River Region yang menemani Liputan6.com dan rombongan Tourism Western Australia menjelaskan, sentuhan manusia bisa merusak proses pembentukan stalaktit dan stalagmit yang sudah terjadi selama ratusan hingga ribuan tahun.
Tetes demi tetes air bisa terlihat jelas di ujung runcing stalaktit. Jatuh ke bawah disambut stalagmit. Mereka terus bertumbuh. Mandy benar, menatap mereka membuat kami berimajinasi betapa mereka tanpa henti membentuk diri sejak ribuan tahun lalu hingga kini.
Ada stalaktit dan stalagmit yang sudah menyatu bak bertemu jodoh. Ada juga yang masih beberapa sentimeter lagi akan segera bersatu. Entah untuk berapa puluh tahun lagi lamanya, atau bahkan ratusan tahun.
Di gua ini juga tersimpan fosil tulang rahang Zygomaturus atau wombat raksasa. Berasal dari 44 ribu tahun lalu. Melekat di antara bebatuan. Akses pengunjung dibatasi pemisah kaca agar tidak bisa menyentuhnya.
Setelah 1 jam menjelajahi gua yang dilengkapi dengan tangga dan penerangan remang, terlihat cahaya alami di mulut keluar gua. Selama naik tangga dari kedalaman 30 meter, begitu melewati mulut keluar gua, terpampang hijaunya hutan. Menyusuri jalan berliku hingga akhirnya kembali ke spot awal. Perjalanan bagai menjelajahi waktu pun berakhir.
Advertisement
Menyusui Bayi Kanguru
Memberi makan hewan di peternakan juga menjadi pengalaman yang menarik. Bahkan bisa juga menginap untuk benar-benar merasakan kehidupan di pedesaan dan peternakan. Sunflowers Animal Farm and Farmstay menjadi tempat yang dikunjungi Liputan6.com bersama rombongan Tourism Western Australia.
Peternakan di Burnside, dekat Margaret River, Australia Barat ini menjadi rumah bagi ratusan hewan. Ada burung unta, burung cenderawasih, kanguru, llama, sapi, kambing, ayam, marmut, hingga burung liar.
Dengan tiga dolar Australia, seember makanan berisi wortel, roti gandum, selada, dan biji gandum, bisa diperoleh. Tentu, ini semua untuk hewan-hewan yang ada di peternakan. Mereka terlihat heboh saat melihat pengunjung menenteng ember makanan. Berebutan menarik perhatian agar mendapat makanan.
Pengunjung bisa berinteraksi dengan mereka saat memberikan makanan. Jika bingung hewan yang satu bisa makan apa, atau takut menyodorkan wortel ke mulut llama dan kambing, sodorkan saja embernya dan biarkan mereka sendiri yang memilih. Tentu harus hati-hati saat memberi makan burung unta, jangan sampai terpatuk.
Paling berkesan tentunya saat menyusui bayi kanguru. Ada tiga bayi kanguru yang dirawat di peternakan ini. Ibu mereka mati karena kecelakaan saat melintasi jalanan. Mereka ditempatkan di tas berpenghangat agar seperti berada di kantung ibunya yang telah tiada.
Pengelola peternakan menjelaskan, setelah mereka tambah besar dan kuat, mereka bisa kembali ke habitat alaminya. Botol susu dengan pipet pun disiapkan dan pengunjung bisa menyusui bayi-bayi kanguru malang ini. "Semoga cepat besar dan cepat kuat," ucap pengunjung.