Peran Keluarga dalam Pendidikan Seks untuk Anak

Upaya ini mesti dilakukan agar anak mendapat pendidikan seks yang tepat, bukan dari sumber tak valid di internet.

oleh Putu Elmira diperbarui 19 Okt 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 22:00 WIB
ilustrasi
Ilustrasi ibu dan anak (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak kebutuhan pendidikan yang diperlukan anak usia remaja. Kondisi masih labil membuat mereka sering membuat asumsi salah dari apa yang dilihat, tak terkecuali perihal seks. Maka, sebaiknya  pendidikan seks dengan anak sebelum mereka malah memuaskan keingintahuan lewat video porno.

Melansir dari South China Morning Post. Rabu, 16 Oktober 2019, Asisten Profesor di Universitas Politeknik Hong Kong Cecilia Ma Man-sze telah melakukan penelitian tentang dampak pornografi bagi remaja.

Dalam jurnal Applied Research in Quality of Life yang melibatkan 1401 remaja di Tionghoa, Cecilia mengungkap, semakin besar konsumsi pornografi mereka, makin besar kemungkinan depresi.

Pada tahun 2016, Cecilia juga menerbitkan Jurnal Internasional tentang Disabilitas dan Pembangunan Manusia dengan melibatkan remaja di Hong Kong untuk meneliti hubungan tontonan porno dengan fungsi keluarga.

Hasilnya, semakin tinggi fungsi keluarga, maka semakin kecil kemungkinan remaja untuk menonton pornografi. "Kami berkesimpulan, peran keluarga sangat penting. Apalagi, jika hubungan kekuarga saling mencintai, memiliki rasa kebersamaan, dan tidak ada konflik," kata Cecilia.

Setiap tahun, rumah sakit di Hong Kong juga melakukan survei pada 5146 responden terdiri dari 3907 siswa sekolah dan 1239 anak muda usia 18-27 tahun.

Survei tahun 2011 menunjukkan responden dapat menjawab soal pendidikan seks rata rata 8 dari 12 soal yang diberikan. Sedangkan tahun 2016, rata-rata skor adalah lima. Ini membuktikan sebuah penurunan pengetahuan.

Untuk itu, FPAHK mendorong orangtua melakukan percakapan pendidikan seks dengan anak-anak mereka. "Jika orangtua tidak lagi merahasiakannya (pendidikan seks), anak-anak juga tidak akan mencari sumber lain untuk informasi semacam itu," kata Chau Wai-Wai. 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan berikut ini:

Masuk ke Kurikulum Sekolah

Gawai ibu dan anak (iStockphoto)
Ilustrasi gawai ibu dan anak (iStockphoto)

Inggris telah memperbarui kurikulum pendidikan seks. Mereka mengajarkan siswa tentang hubungan sehat, hubungan sesama jenis, dan kemanan online. Kurikulum ini akan diresmikan pada tahun 2020 untuk mempersiapkan murid di lingkungan modern.

Sementara Hong Kong saat ini masih menggunakan kurikulum pendidikan tahun 1997 dengan pendidikan seks belum masuk prioritas. Chau Wai-Wai, anggota Family Planning Association of Hong Kong (FPAHK), menyatakan, telah banyak orangtua siswa yang meminta sekolah di Hong Kong untuk menyediakan pendidikan seks.

Cakupan pendidikan seks sangat luas. Bisa tentang seks aman, penggunaan kondom, pengendalian kelahiran, penyakit seks menular, dan berbagai bab pendidikan seks lain yang dipelajari di sekolah sesuai kurikulum.

Dahulu, sekolah tidak suka menyebutkan pendidikan seks secara terang-terangan. Tapi, seiring berkembangnya zaman, orangtua dan sekolah mengakui pendidikan seks ini sangat penting. Terlebih saat ini anak mudah mengakses gambar dan informasi seksual secara online.

(Ossid Duha Jussas Salma)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya