Liputan6.com, Jakarta Banyak remaja mengakui bahwa sudah mendapat pendidikan seks di sekolah. Namun, sebagian besar menganggapnya belum cukup.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Reckitt Benckiser melalui merek kontrasepsi Durex menemukan, dari 500 responden yang disurvei, 57 persen remaja setuju bahwa sekolah secara proaktif memberikan pendidikan serta informasi mengenai seks dan organ reproduksi yang sehat.
Advertisement
Baca Juga
Namun, 73 persen responden menyatakan pendidikan seks yang mereka terima di sekolah belumlah cukup.
"73 persen dari mereka mengatakan, ya itu hanya awang-awang saja. Jadi tidak cukup pendidikan seks yang diterima di sekolah, " kata dr. Helena Rahayu Wonoadi, Direktur CSR reckitt Benckiser dalam pemaparannya di Jakarta pada Kamis (18/7/2019).
"Oleh karena itu, mereka juga menjadi kurang pengetahuan tentang HIV/AIDS atau penyakit menular seksual yang seharusnya diajarkan di sekolah," ujar Helena menambahkan.
Kurangnya pendidikan seks dan kesehatan organ reproduksi juga membuat banyak remaja di Indonesia masih ragu atau bahkan percaya terhadap beberapa mitos seputar seks.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Salah paham mengenai mitos seks
Studi yang dilakukan oleh Reckitt Benckiser melalui merek kontrasepsi Durex juga menemukan bahwa dari 500 responden yang disurvei di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan, banyak yang masih salah dalam memahami beberapa mitos seks.
Helena menyatakan setidaknya ada empat mitos seks yang masih disalahpahami oleh remaja.
54 persen remaja masih percaya bahwa melakukan penetrasi berdiri bisa mencegah kehamilan, 53 persen menjadikan ejakulasi di luar vagina sebagai solusi terhindar dari kehamilan, dan 57 persen percaya bahwa masturbasi sebelum berhubungan seks bisa mencegah kehamilan.
Sementara, terkait pengetahuan soal HIV, masih banyak yang percaya akan beberapa mitos yang sesungguhnya sudah terbantahkan. 55 persen masih percaya berciuman bisa menularkan HIV dan 10 persen remaja masih berpikir bahwa melakukan aktivitas sehari-hari bersama pasien HIV/AIDS bisa menularkan penyakit menular seksual.
Advertisement