Kisah Lelaki Tionghoa Pembuat Batu Nisan Muslim

Lelaki Tionghoa ini sudah bekercimpung di bisnis batu nisan sejak berusia 20 tahun dan mempelajari keahlian tersebut dari mendiang ayahnya.

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Okt 2024, 09:52 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 22:01 WIB
Karangan bunga diletakkan di batu nisan sebuah kuburan di Taman Pemakaman Umum di Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Heppy Wahyudi)
Ilustrasi batu nisan Muslim. (Liputan6.com/Heppy Wahyudi)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Kuah Leong Chuan, lelaki Tionghoa yang sudah membuat batu nisan dari granit bagi klien-klien Muslim. Mengutip Says, Kamis (23/1/2020), pekerjaan ini disebut sudah ditekuni sejak lebih dari 40 tahun lalu.

Berdasarkan laporan The Vocket, Kuah sudah bergelut di bisnis ini sedari berusia 20 tahun. Sebagai seorang remaja, ia belajar membuat batu nisan dari mendiang ayahnya.

Lelaki yang tinggal di Kuala Selangor, Malaysia, ini menggunakan metode tradisional pembuatan batu nisan dengan material utuh berupa blok granit. Dari situ, dengan menggunakan tangan, batu tersebut dibentuk sesuai pesanan.

Free Malaysia Today menulis, setiap batu nisan rata-rata memakan waktu empat hari pembuatan, tergantung ukuran yang diminta. Sedangkan, bentuk batu nisan dikatakan bergantung pada usia dan jenis kelamin mendiang.

Di usia yang sudah menginjak 64 tahun, Kuah dilaporkan masih cekatan memahat, membentuk, dan menuliskan tulisan Arab di batu nisan pesanan pelanggan.

Keterangan demi keterangan di batu nisan kurang lebih ia tuliskan dengan hati-hati, sehingga memakan waktu hingga satu jam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Salah Satu Pembuat Batu Nisan Granit Terakhir di Malaysia

Asyiknya Bersekolah Dikelilingi Ratusan Batu Nisan
Ilustrasi makam. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Keteguhan hati dalam mempertahankan metode dan meterial membuat Kuah disebut sebagai salah satu pembuat batu nisan granit terakhir di Malaysia.

Pada Bernama, lelaki paruh baya itu menyebut dirinya merupakan generasi kelima di keluarga yang bekerja sebagai pembuat batu nisan.

"Buyut saya dulunya membuat batu nisan untuk orang Tionghoa. Tapi, berganti klien (ke Muslim) setelah banyak permintaan yang masuk," tuturnya.

Sayang, Kuah mengatakan, ia tak bisa menurunkan keahlian membuat batu nisan dari granit ke anak-anaknya, lantaran mereka kurang tertarik.

"Dulu mungkin (mau jadi pembuat batu nisan) karena tak banyak opsi pekerjaan yang bisa dilakukan," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya