Kolaborasi Silang Brand Kedai Kopi dan Fesyen, Gaungkan Pemberdayaan Perempuan

Ada benang merah yang ditemukan antara kolaborasi silang brand kopi dan fesyen.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 06 Jul 2021, 15:10 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2021, 15:10 WIB
Kolaborasi Silang Brand Kedai Kopi dan Fashion, Gaungkan Pemberdayaan Perempuan
Koleksi terbaru hasil kolaborasi Shop At Velvet dan Kisaku. (dok. Kisaku)

Liputan6.com, Jakarta - Kolaborasi makin menunjukkan taringnya sebagai mode bertahan sekaligus maju bersamaan antar-pebisnis. Tidak hanya yang sesama sektor, tetapi juga terjadi di lintas bidang. Salah satu yang konsisten menjalankannya adalah brand kedai kopi Kisaku yang kali ini menggandeng Shop At Velvet untuk menciptakan koleksi fesyen terbaru.

Bukan sekadar meluncurkan serangkaian busana berpotongan longgar dengan warna-warna terinspirasi dari kopi, kolaborasi kali ini juga ingin menegaskan soal pemberdayaan perempuan. Baik Kisaku maupun Shop At Velvet meyakini bahwa perempuan itu semestinya saling bermitra agar bisa maju bersama-sama.

"Tiga dari lima founder Kisaku itu perempuan. Barista kita 40 persennya perempuan," ujar Catherine Halim, Direktur Marketing Kisaku, dalam jumpa pers virtual, Jumat, 3 Juli 2021.

"Kalau kami, tim kreatif kami 60 persennya perempuan. Kalau dari sisi produksi, manajernya dua perempuan, dua laki-laki. Tetapi, penjahitnya memang lebih banyak laki-laki," kata Yessy Kusumo, co-founder Shop At Velvet, menimpali.

Baik Catherine maupun Yessy sepakat bahwa kolaborasi merupakan cara terbaik untuk meningkatkan daya saing sekaligus kesempatan bertahan di masa pandemi. Lewat kolaborasi, mereka saling mendukung untuk berkembangnya UMKM lokal. Fesyen dipilih sebagai medium untuk mempromosikan kekuatan perempuan lantaran ada ketertarikan yang sama dari keduanya.

"Dari data, jumlah UMKM itu capai 99,9 persen dari keseluruhan usaha di Indonesia sehingga (keberadaannya) memberi dampak langsung pada perekonomian di Indonesia. Angkanya signifikan banget, menunjukkan seberapa penting UMKM bagi ekonomi Indonesia. Lagipula, brand fesyen lokal kualitasnya tidak kalah dengan brand internasional," ucap Catherine.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Simpel dan Fungsional

Kolaborasi Silang Brand Kedai Kopi dan Fashion, Gaungkan Pemberdayaan Perempuan
Koleksi terbaru hasil kolaborasi Shop At Velvet dan Kisaku. (dok. Kisaku)

Kolaborasi tersebut tercipta tanpa sengaja. Keduanya sudah saling mengenal cukup lama. Saat sedang ngopi, Catherine mencetuskan ide untuk berkolaborasi. Yessy pun menyambut baik lantaran melihat kesamaan visi dan misi bisnis mereka, yakni menghadirkan produk berkualitas dengan harga terjangkau.

"Saya lihat karakter Shop At Velvet dan Kisaku, karakternya cukup serupa, yakni kontemporer dan modern. Nuansa warna di tokonya cukup sesuai dengan yang kita pakai, yang didominasi monokrom dan warna netral," Yessy menjelaskan.

Direktur Komersial Kisaku, Raline Shah menambahkan elemen estetik menjadi penting dalam koleksi tersebut. Meski minimalis dan basic, ia menekankan kesan estetik berperan penting untuk menambah kepercayaan diri perempuan.

Total ada 35 koleksi kapsul yang bisa dipadupadankan dengan mudah dan dipakai sepanjang hari. Sebuah statement bertajuk 'When Shit Happens Coffee Helps' menambah detail pada koleksi.

"Fashion is a huge part of women," imbuh Raline.

Koleksi kolaborasi terdiri dari t-shirt, sweater, kemeja, outerwear, gaun, serta celana. Berbahan katun, satin, kaus, dan wool acrylic, koleksi ditawarkan dengan harga Rp219.000--Rp499.000. Koleksi terbaru ini bisa dibeli secara daring di laman shopatvelvet.com.

Cocokkan dengan Bentuk Badan

Kolaborasi Silang Brand Kedai Kopi dan Fashion, Gaungkan Pemberdayaan Perempuan
Raline Shah. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Raline pun berbagi kiat agar tak salah kostum. Ia meyakini bahwa bukan bentuk badan yang harus menyesuaikan dengan pakaian, tetapi sebaliknya.

"Bukan kita harus kurus, tetapi style kita apa, cocokkin dengan badan kita. Kalau tepat, kita akan lebih confident," ujar Raline.

Sejauh ini, ia memfavoritkan putih sebagai warna favorit dengan model busana yang simpel dan cenderung longgar. Ia paling hanya menambahkan blazer hitam bila ingin menghadiri acara yang lebih formal. Bahannya sedapat mungkin yang tak butuh banyak perawatan seperti harus disetrika. 

"Seiring dengan waktu, aku lebih tua, lebih mature, lebih ngerti mana yang sesuai, pakainya yang itu-itu saja, jewellery-nya juga ya yang itu-itu aja," ia menjelaskan.

Ia pun menambahkan poin keberlanjutan sebagai pertimbangan membeli produk dari satu brand. Menurut Raline, pilihan fesyen menunjukkan integritas seseorang. "Aku selalu dengan natural cotton atau natural linen," sambungnya.

Bergaya dengan Masker

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya