Begini Rasanya Bersantap ala Sultan di Restoran Melayang Lounge In The Sky Indonesia

Operasional Lounge In The Sky mundur lebih dari sebulan dari rencana awal.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 30 Mar 2022, 13:11 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 13:04 WIB
Begini Rasanya Bersantap ala Sultan di Restoran Melayang Lounge In The Sky Indonesia
Lounge In The Sky. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Lounge In The Sky akhirnya resmi mengudara di Jakarta pada Senin, 28 Maret 2022. Platform yang difungsikan sebagai restoran melayang berkapasitas maksimal 32 tamu itu awalnya akan mulai beroperasi pada Februari 2022.

Jakarta menjadi kota ketiga yang dikunjungi Lounge In The Sky setelah Kuala Lumpur, Malaysia, dan Brussels, Belgia. Para tamu diajak menikmati set hidangan fine dining yang diracik Boca Rica Tapas Bar and Lounge di atas ketinggian 50 meter sambil memandangi suasana ibu kota yang didominasi gedung-gedung tinggi dan kemacetan jalan raya.

Direktur Dits Asia, Plat Ong menjelaskan pihaknya menyiapkan tiga slot setiap hari mulai sore hari untuk pengalaman makan ala sultan berdurasi satu jam. Ketika bulan Ramadhan tiba, jumlah sesi dikurangi menjadi dua kali per hari, yakni saat buka puasa dan sesudah Isya, pada pukul 19.20 WIB.

"Kita tawarkan tiga paket, standar, bisnis, dan eksekutif...Minimum reservasi itu dua orang," ujar Ong ketika ditemui di Jakarta, Senin, 28 Maret 2022.

Ia beralasan, aturan minimum pemesanan diberlakukan agar meja bisa lebih optimal terisi. Pasalnya, tamu dengan reservasi berbeda tidak akan disatukan dalam meja yang sama untuk alasan keamanan dan kesehatan bersama. Terlebih, saat ini status pandemi Covid-19 belum dicabut.

"Hari perawatan ini berlangsung setiap Senin. Jadi, setiap Senin kami tidak beroperasi," sambung Ong.

Terkait paket yang ditawarkan, harganya masing-masing adalah Rp1,6 juta per orang; Rp2,2 juta per orang; dan Rp3,7 juta per orang. Layanan restoran yang diberikan pun berbeda-beda. Paket standar hanya menyediakan empat menu santap malam dan minuman yang bisa diisi ulang.

Sementara, paket bisnis menawarkan lima menu makan malam, dua minuman selamat datang, prioritas untuk naik lebih dulu. Terakhir, paket eksekutif memberikan ekstra layanan dengan hadiah spesial bagi tamu untuk dibawa pulang serta tiket menginap di Artotel Mangkuluhur untuk dua orang.

 

Begini Rasanya Bersantap ala Sultan di Restoran Melayang Lounge In The Sky Indonesia
Lounge In The Sky. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Isi Form Dulu

Begini Rasanya Bersantap ala Sultan di Restoran Melayang Lounge In The Sky Indonesia
Form yang harus ditandatangani setiap pengunjung Lounge In The Sky. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Ong mengingatkan bahwa tak semua orang akan diizinkan menaiki Lounge In The Sky. Di antara yang dikecualikan adalah ibu hamil, pengidap sakit punggung, dan pengidap darah tinggi. Mereka yang memiliki berat lebih dari 150 kilogram dan tinggi kurang dari 145cm juga tidak dianjurkan.

Sementara, batas minimal usia penumpang adalah 17 tahun. "Kita ada sign waiver," ujarnya.

Liputan6.com berkesempatan mencoba pengalaman makan ala sultan tersebut pada Senin malam. Menandatangani formulir kesediaan menjadi langkah pertama sebelum masuk ke tenda yang akan menjadi tempat tamu menunggu giliran sebelum mengudara. Salah satu yang ditekankan di dalamnya adalah bahwa pengunjung memahami risiko dan bersedia menerima risiko dari menaiki platform tersebut.

Meski begitu, Ong meyakinkan bahwa pihaknya memiliki prosedur keselamatan yang teraudit dan peralatan yang mumpuni, selama tidak ada force majeur. Perubahan cuaca, seperti hujan ringan, biasanya tidak akan terlalu memengaruhi kondisi di atas. Namun, bila dirasa membahayakan, mereka akan menurunkan ketinggian demi keselamatan bersama.

"Bila situasi memburuk, kami akan membatalkan event pada hari itu," ucap Ong.

Asap dan Angin

Begini Rasanya Bersantap ala Sultan di Restoran Melayang Lounge In The Sky Indonesia
Suasana malam Jakarta dari Lounge In The Sky. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Saat giliran naik tiba, petugas akan memanggil tamu satu per satu dan mengarahkan menuju kursi yang disiapkan. Kru darat selanjutnya akan memasangkan harness alias tali pengaman yang melintang melewati bahu dan melingkari pinggang.

Mereka akan mengecek kembali apakah tali itu longgar atau tidak jika sudah dipasang. Dengan harness tersebut, gerak tamu memang menjadi lebih terbatas, walau sebenarnya kursi yang diduduki bisa diputar 360 derajat untuk mendapat pemandangan dan sensasi maksimal. Ohya, jangan terlalu takut kaki tak bisa menapak karena masih ada sedikit pijakan yang memuat sepasang kaki kita, kok!

Setelah semua tamu duduk di tempatnya dan dipastikan aman, itulah waktu untuk mengudara. 'Pilot' akan memberi aba-aba dan sedikit sambutan untuk para  tamu yang hadir. Crane pun perlahan-lahan mulai mengangkat platform ke udara. Pelan tapi pasti, tenda ruang tunggu makin terlihat mengecil, begitu pula dengan deretan mobil yang mengantre di jalan tol maupun jalan reguler.

Saya kebagian duduk dekat area servis. Posisi ini membuat saya lebih rileks, tetapi kurang cantik bila berharap bisa dipotret dengan latar gedung-gedung tinggi. Sementara, kursi yang di seberang saya mendapatkan panorama yang lebih indah tapi harus bersiap dengan goyangan lebih kencang karena diterpa angin malam.

Pelayan pertama mengisi gelas dengan air mineral sembari menyiapkan hidangan entree malam itu. Para tamu pun riuh berceloteh tentang pengalaman pertama makan di ketinggian. "Ada-ada aja ya hobi sultan," ucap salah satu rekan saya.

"Nyium bau asap enggak mba?" imbuh yang lain. Samar-samar, bau asap knalpot tercium oleh hidung. Entah karena sugesti atau memang benar bau polusi udara.

Mendadak Hujan

Begini Rasanya Bersantap ala Sultan di Restoran Melayang Lounge In The Sky Indonesia
Menu dessert yang disajikan di Lounge in The Sky. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Tak berapa lama, saya mendapatkan entree yang merupakan irisan ayam bumbu bali dengan olive oil dan perasan jeruk nipis. Suasana yang tenang mendadak lebih berangin. Sejumlah tamu sibuk meredam ketakutannya karena kursi yang bergoyang-goyang.

Ohya, selama menikmati hidangan, platform akan berputar 360 derajat secara bertahap. Dengan begitu, pemandangan yang dilihat akan berbeda-beda setiap waktu dan menu.

Setelah entree habis, saatnya masuk appetizer dengan menu caesar salad yang segar. Perut yang keroncongan perlahan terisi setengah. Pelayan lalu akan menggantinya dengan menu utama yang terdiri atas pilihan olahan ayam dan daging. Saat itulah, hujan mulai turun dan angin semakin kencang.

Beberapa tamu yang duduk di kursi terluar kecipratan tampias. Saat itu pula, ketinggian diturunkan sekitar 10 meter untuk keselamatan. Tapi, hujan tak berlangsung terlalu lama. Setelah kondisi membaik, kami diajak lagi ke puncak. Perubahan ketinggian itu berlangsung lancar tanpa guncangan yang membuat jantung deg-degan.

Sebagai penutup, white chocolate mango lava menjadi menu terakhir yang membuat saya tersenyum. Rasa manis asam dari hidangan itu mengiringi kami mendarat dengan mulus. Waktu sejam pun akhirnya selesai.

"Kami buka hingga Desember 2022," ujar Ong.

Diplomasi Indonesia Via Jalur Kuliner

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya