Kartu Kedatangan Resmi Jadi Syarat Permanen Masuk Singapura

Kartu kedatangan Singapura bermaksud mengurangi risiko pelancong tertular penyakit.

oleh Asnida Riani diperbarui 08 Feb 2023, 08:01 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 08:01 WIB
FOTO: Patung Lentera Dewa Keberuntungan Jelang Imlek di Singapura
Pekerja memberikan sentuhan akhir pada patung lentera Dewa Keberuntungan untuk perayaan Tahun Baru Imlek mendatang di Gardens by the Bay Supertree Grove, Singapura, 18 Januari 2022. (Roslan RAHMAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kartu Kedatangan, yang harus diisi para pelancong sebelum masuk ke Singapura, akan jadi fitur permanen. Ini ditetapkan guna mencegah masuknya penyakit menular yang akan terus diwaspadai, seperti demam kuning, sindrom pernapasan Timur Tengah, dan Ebola, kata Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung.

"Kami tidak ingin mereka jadi penyakit endemik di belahan dunia kami," kata Ong, dilansir dari AsiaOne, Selasa, 7 Februari 2023.. "Tentu saja, semua fitur akan ditinjau dari waktu ke waktu."

Ia juga mengatakan bahwa informasi terkait riwayat perjalanan seorang pelancong bersifat dinamis, dan itu tidak dapat tertangkap dalam sistem yang sekarang. Di kartu kedatangan, informasi yang dibutuhkan bisa disampaikan secara digital, hanya dengan tiga pertanyaan untuk memastikan risiko pelancong tertular penyakit yang dikhawatirkan saat in.

Ke depan, kendati sudah menyebut kartu kedatangan sebagai syarat permanen, pihaknya tetap akan meninjau kebutuhan kartu tersebut. Saat ini, semua pelancong yang memasuki Singapura melalui pos pemeriksaan udara dan laut harus mengisi Kartu Kedatangan.

Mereka dapat mengisi kartu kedatangan Singapura, yang dapat diakses secara gratis, melalui situs web Immigration and Checkpoints Authority (ICA) atau di aplikasi MyICA Mobile. Salah satu pertanyaannya menanyakan apakah pelancong mengalami demam, batuk, dan gejala lain, serta pernah mengunjungi Afrika atau Timur Tengah dalam 14 hari sebelum tiba di Singapura.

 "Wisatawan yang diduga terinfeksi dapat dirujuk untuk pemeriksaan medis lebih lanjut dan isolasi jika perlu," sebut Ong. "Semua pelancong diharuskan menyerahkan deklarasi kesehatan karena semua pelancong tunduk pada risiko penyakit menular."

 

Mencari Cara Kreatif

Tempat Wisata di Singapura Sepi
Para wisatawan mengunjungi Taman Merlion di Singapura pada 6 Maret 2020. Tempat-tempat wisata utama di Singapura sepi dari turis di tengah epidemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

Singapura telah jadi salah satu negara tercepat yang membuka perbatasan demi menyambut kembali pelancong dunia. Pemulihan sektor pariwisatanya telah dipercepat dan dampaknya diperkirakan akan terlihat tahun depan, menurut Menteri Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda Singapura, Alvin Tan.

"Pemulihan pariwisata lebih cepat dari yang kita perkirakan," kata Tan, lapor Business Times.

Tan mencatat bahwa percepatan tersebut disebabkan pembukaan kembali perbatasan China dan negara-negara lain. Singapura telah menyisihkan 500 juta dolar Singapura untuk pemulihan pariwisata pada April 2022, dan akan menggunakan 110 juta dolar Singapura dari jumlah yang disisihkan selama beberapa tahun ke depan untuk mengamankan acara, seperti SailGP.

Singapura aman dan siap menyambut segala aktivitas pariwisata, kata Tan. Acara baru mendatang di Singapura juga akan membantu pemulihan, seperti SailGP, yang memasukkan Singapura ke dalam kalendernya untuk pertama kalinya tahun ini.

Acara lain seperti Art SG dan Olympic Esports Week yang akan datang di bulan Juni 2023 juga mendorong kebangkitan pariwisata. Singapura akan kreatif dalam acara yang tampaknya melihat berbagai peluang. SailGP dan Olympic Esports Week adalah acara perdana yang diselenggarakan Singapura untuk pertama kalinya.

"Kami sedang mencari cara kreatif baru untuk menjadikan Singapura sebagai pusat olahraga dan pariwisata," kata Tan.

Pemulihan Sektor Pariwisata

Saatnya Menikmati Hutan Hujan dan Taman dalam Bandara di Sini
Bagaimana bila sensasi hutan hujan dan taman bisa dinikmati dalam bandara? Changi Airport Singapura akan segera membuka wahana terbarunya. (Jewel Changi)

Dengan hampir empat ribu lowongan pekerjaan di industri pariwisata, Singapura disebut tengah mendorong wilayahnya jadi tujuan pariwisata dan kesehatan perkotaan yang berkelanjutan. Perusahaan pariwisata juga secara aktif merekrut tenaga kerja untuk mendukung pemulihan industri tersebut.

Di samping, sektor keberlanjutan dan kesehatan juga muncul sebagai peran dan keahlian baru yang diperlukan, kata Jeannie Lim, asisten kepala eksekutif (kelompok perencanaan kebijakan) Singapore Tourism Board (STB), lapor The Strait Times.

"Ketika bisnis pariwisata terus mendorong garis depan dalam mengembangkan produk, infrastruktur, dan pengalaman yang berkelanjutan, kami melihat peningkatan permintaan untuk pekerjaan ramah lingkungan seperti manajer keberlanjutan atau akuntan karbon," katanya.

Ia menyambung, "Peran yang sudah ada juga akan mengalami beberapa tingkat transformasi. Misalnya, seorang manajer pengembangan produk sekarang perlu memperoleh keahlian baru dalam manajemen rantai pasokan yang berkelanjutan. Per September 2022, sekitar 65 ribu orang atau sekitar 78 persen dari jumlah pada tahun pra-pandemi 2019 bekerja di industri pariwisata Singapura.

Lim mencatat bahwa secara global, dengan kesadaran lingkungan yang meningkat, wisatawan memiliki minat yang lebih besar pada pilihan perjalanan berkelanjutan, seperti hotel dan atraksi ramah lingkungan.

Wisata Berkelanjutan

Ilustrasi Singapura (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Ilustrasi Singapura (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Lebih lanjut Lim berkata, "Oleh karena itu, ada banyak peluang untuk menciptakan pekerjaan baru yang ramah lingkungan, mengubah industri kita, dan memanfaatkan keberlanjutan sebagai keunggulan kompetitif."

Ia mengatakan bahwa peluang juga terbuka di sektor perhotelan, dengan empat ribu kamar hotel baru mulai beroperasi pada 2023. Pembukaan hotel baru, termasuk Mondrian Singapore Duxton, yang akan dibuka pada Maret 2023 dan Raffles Sentosa Resort & Spa, yang akan dibuka pada paruh kedua tahun 2023.

Sektor pariwisata Singapura berada dalam posisi yang kuat untuk pemulihan, sebutnya. Bulan lalu, STB mengatakan bahwa kedatangan pengunjung internasional diperkirakan mencapai 12 juta hingga 14 juta pada 2023, dua kali lipat dari 6,3 juta pengunjung yang dicatat negara itu pada 2022.

Penerimaan pariwisata juga diantisipasi naik jadi 18 miliar hingga 21 miliar dolar Singapura, dengan pemulihan pariwisata penuh diharapkan pada 2024. Dorongan untuk menjadikan Singapura sebagai tujuan ramah lingkungan akan mendapatkan dorongan lain ketika pihaknya jadi tuan rumah konferensi global Dewan Pariwisata Berkelanjutan Global (GSTC) untuk pertama kalinya pada November 2024.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya