4 Cara Lancar Melewati Ujian Hidup Menurut Penulis Muslim Amerika Yasmin Mogahed

Ujian hidup selalu ada, termasuk juga dialami kaum muslim. Penulis Amerika Serikat sekaligus penceramah Yasmin Mogahed pun membagikan empat cara mengatasinya.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 01 Sep 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2023, 04:00 WIB
(Dok. Indonesia Syiar Network, Yasmin Mogahed, Jakarta, 27 Agutus 2023)
Yasmin Mogahed melangsungkan seminarnya di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat

Liputan6.com, Jakarta - Ustazah sekaligus penulis muslim Amerika Serikat yang fokus pada area pengembangan spiritual dan kepribadian, Yasmin Mogahed, baru saja melawat ke Jakarta, pekan lalu. Ia tampil menjadi pembicara dalam seminar bertajuk The Breaking Dawn: Finding Joy in the Midst of Pain yang digelar Indonesia Syiar Network (ISN) di sebuah hotel di Jakarta Pusat pada Minggu, 27 Agustus 2023.

Seminar tersebut bertujuan untuk mengajak peserta mentransformasikan diri untuk menghadapi setiap ujian hidup yang dialami sehari-hari. Mogahed pun membagikan sejumlah cara melewati ujian hidup berdasarkan materi yang disampaikan dalam buku terbarunya, Healing The Emptiness: A Guide to Emotional and Spiritual Well-Being.

Dalam buku itu, Mogahed memaparkan tentang rasa sakit dan penderitaan, tujuan ujian bagi manusia, dan hal-hal yang berpotensi membuat manusia kehilangan arah dan putus asa dalam hidup. Ia juga menawarkan empat langkah yang bisa ditempuh untuk keluar dari berbagai ujian tersebut.

Langkah pertama adalah mendiagnosis penderitaan (diagnosing the suffering). Artinya, kita diminta menyadari akar penyebab dari penderitaan yang dirasakan. 

Pada tahap ini, ia mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks dengan empat elemen yang membentuk keberadaannya, yakni biologis, psikologis, lingkungan, dan spiritual. Masing-masing unsur tersebut mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia sehat dan bahagia.

Proses mendiagnosis penyebab dari rasa sakit itu membutuhkan pengamatan mendalam terhadap berbagai elemen yang berbeda. Untuk menemukan penyebab utama penderitaan kita, kita perlu memahami bagaimana unsur-unsur ini saling berhubungan dan bagaimana pengaruhnya untuk satu sama lain. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dalami Akar Penyebab Penderitaan

Ilustrasi Sedih
Ilustrasi sedih. (dok. Pixabay.com/Free-Photos)

Dengan memeriksa keempat elemen tersebut, kita dapat menemukan penyebab penderitaan kita dan memulai proses penyembuhan secara keseluruhan. Misalnya, ketika seseorang menderita depresi atau kecemasan, kita perlu memeriksa keempat elemen ini untuk mengetahui akar penyebab rasa sakitnya. Jika hanya melihat unsur biologis saja, kita mengabaikan tiga unsur penting lainnya untuk merasa bahagia.

Setelah berhasil mengidentifikasi penyebab, langkah berikutnya adalah removing barriers to healing atau menghilangkan hambatan dalam penyembuhan. Dalam tahapan tersebut, ia menerangkan bahwa ada faktor yang membantu penyembuhan dan faktor yang menghambat penyembuhan. 

Untuk bisa bergerak maju, kita harus menghilangkan hambatan, baik dari internal maupun eksternal. Hambatan internal bisa berupa pembicaraan negatif pada diri sendiri, kebiasaan tidak sehat, hubungan yang beracun, sedangkan faktor eksternal beragam jenisnya.


Efek Pikiran Negatif

Doa Niat Puasa Ayyamul Bidh
Ilustrasi muslimah, Islami. Credit: freepik.com

 

Ia mengingatkan bahwa pikiran negatif juga menjadi salah satu hambatan dalam proses penyembuhan. Ketika membiarkan pikiran negatif mengakar dalam pikiran, kita menyabotase penyembuhan dan kebahagiaan kita sendiri. Karena itu, penting bagi kita untuk sadar akan pikiran kita dan berupaya mengganti pikiran negatif dengan pikiran yang positif. 

Selain berpikir positif, cara lain menghilangkan hambatan dalam proses penyembuhan perasaan adalah dengan bersabar. Sabar adalah tentang melihat secara jujur ke dalam diri kita sendiri, ke dalam kehidupan kita, dan kebiasaan kita, yang bisa jadi sangat sulit.

Pahala sabar disebutkan dalam Al-Quran, dengan Allah menjanjikan pahala bagi mereka yang sabar dengan Jannah (surga). Sabar disebutnya sebagai alat yang ampuh untuk penyembuhan. Dengan bersabar, kita menerima rasa sakit dan penderitaan, serta percaya bahwa ada tujuan dari perjuangan dan kesedihan yang kita alami. Pahala ini tidak sebatas di akhirat saja, tapi juga keberkahan dan manfaat di dunia.


Mengobati Luka

Ilustrasi sedih, kecewa, ragu, bimbang
Ilustrasi sedih, kecewa, ragu, bimbang. (Photo by RODNAE Productions/Pexels)

Tahapan ketiga pada buku tersebut menjelaskan tentang treating the wound atau mengobati luka. Pada tahap ini, kita pertama-tama harus mengakui dan menerima rasa sakit yang kita alami, dan mencari bantuan dan dukungan dari Allah dan orang lain. 

Langkah ini juga menjelaskan tentang pentingnya memaafkan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sebagai salah satu kunci dari penyembuhan. Selain itu, Mogahed juga menganjurkan untuk fokus pada momen saat ini yang dapat membantu kita mengembangkan kesadaran diri dan pengaturan emosi.

Mogahed pun berbagi tips untuk menyelamatkan diri kita dari keputusasaan, yaitu dengan membangun kembali keimanan dan hubungan kita dengan Allah. Hal ini termasuk mencari pengetahuan dan pemahaman tentang iman kita, dan mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Allah melalui doa, permohonan, dan zikir. 

Ia juga menjelaskan tentang pentingnya mencari dukungan dari orang lain, seperti keluarga, teman, dan kehidupan sosial, yang dapat memberikan dorongan dan bimbingan. Terakhir, ia mengajak kita untuk mengambil tindakan menuju perubahan positif, meskipun kecil, dan fokus pada momen saat ini dibandingkan terus memikirkan kesalahan masa lalu atau ketidakpastian di masa depan.


Menjaga Hati

Cinta Mengkolaborasikan Emosi dan Menenangkan
Ilustrasi Muslimah Credit: shutterstock.com

Cara keempat untuk melewati ujian hidup adalah dengan guarding the heart atau menjaga hati. Itu mencakup semua langkah untuk melindungi diri dari pengaruh negatif dan menumbuhkan kebiasaan serta sikap positif, termasuk menjaga pikiran dan emosi kita, menghindari perilaku dan lingkungan yang merugikan, serta mencari hubungan dan pengalaman yang positif. 

Langkah ini juga menekankan pentingnya kesadaran diri dan refleksi diri, serta mencari pengetahuan dan pemahaman tentang iman kita. Kita diajak mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Allah melalui doa, permohonan, dan zikir. Ada beberapa cara menjaga hati bagi kaum muslim, yakni:

1. Mencari ilmu dan memahami keimanan kita

Dengan mempelajari agama dan ajarannya, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup dan mengembangkan hubungan yang lebih kuat dengan Allah.

2. Berlindung kepada Allah

Dengan berlindung kepada Allah SWT, kita dapat melindungi hati kita dan berlindung dari pengaruh negatif dan pikiran-pikiran yang merugikan. 

3. Mengingat Allah

Dengan mengingat Allah kita dapat melindungi hati kita dengan senantiasa mengingat kepada-Nya. Mengingat Allah dapat dilakukan melalui berbagai ibadah seperti pembacaan Al-Quran, zikir, dan bentuk ibadah lainnya.

4. Hubungan yang positif

Kita dapat melindungi hati dengan cara mengelilingi diri dengan orang-orang yang positif dan suportif yang mendorong kita untuk menjadi diri yang terbaik dan membawa kita lebih dekat kepada Allah.

5. Refleksi diri

Refleksi diri dan introspeksi secara teratur dapat melindungi hati kita serta membuat kita lebih memahami cara dalam mengatasi pikiran dan perilaku negatif. Dengan mengikuti tahapan tersebut dan mencari pengetahuan serta pemahaman tentang iman, kita dapat menjaga hati dan pikiran serta bergerak menuju kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna.

 

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental
Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya