Kontribusi Spa untuk Tingkatkan Daya Saing Pariwisata Indonesia, Tak Bisa Dianggap Hiburan Semata

Memasukkan spa ke dalam kategori hiburan di UU Nomor 1/2022 nyatanya berseberangan dengan kajian Kemenparekraf terkait kategorisasi daya tarik pariwisata kebugaran.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 28 Jan 2024, 10:01 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2024, 10:01 WIB
Kontribusi Spa untuk Tingkatkan Daya Saing Pariwisata Indonesia, Tak Bisa Dianggap Hiburan Semata
Layanan spa Martha Tilaar Spa. (dok. Instagram @marthatilaar_spa/https://www.instagram.com/p/Cui85DLvdwc/?hl=en&img_index=1/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, salah satunya dengan spa ala Nusantara. Bahkan, spa Indonesia, diwakili Bali, diakui sebagai The Best Spa Destination in The World 2009 oleh majalah kebugaran yang berbasis di Berlin, Senses. Hal itulah yang dikemukakan Wulan Tilaar, Ketua II Asosiasi Spa Indonesia (ASPI) sekaligus pemilik Martha Tilaar Spa.

"Reputasi spa Indonesia sudah wangi lah, apalagi sekarang, saya berbicara dari pengalaman Martha Tilaar, sering banget diajak kerja sama oleh Kemenparekraf untuk acara-acara MICE. Pameran-pameran di luar negeri, seperti Jerman dan juga di Timur Tengah, kita selalu diajak juga," tutur Wulan saat dihubungi Tim Lifestyle Liputan6.com di Jakarta, Sabtu, 27 Januari 2024.

"Artinya, pemerintah melihat potensi spa sebagai komponen pariwisata yang sangat menjanjikan," sambung dia.

Spa Indonesia memiliki sejumlah kelebihan. Utamanya, kata Wulan, adalah budaya melayani (hospitality) yang dimiliki orang Indonesia. Keramahtamahan dan ketulusan saat melayani membuat tamu nyaman saat menjalani terapi spa oleh orang Indonesia. 

"Terapis kita dikenal sebagai terapis yang warm hand and good heart. Sangat ramah, hangat, dan welcoming. Spa untuk relaksasi butuh itu," ucap Wulan.

Tak heran, Wulan menyebut para terapis spa dari Indonesia sangat diminati. Jasa mereka yang bekerja di luar negeri banyak yang dihargai lebih tinggi dari terapis negara lain. Salah satunya kasusnya di cabang Martha Tilaar di Sri Lanka. 

"Di sana itu, terapi spa yang di-handle spa therapist Indonesia harganya lebih tinggi dari terapi yang lain. Ada (terapis) Indonesia, satu orang lain, harganya bisa dibedakan, dan enggak apa-apa. Mereka lebih trusted (dipercaya)," tutur Wulan.

Kontribusi Spa untuk Ekonomi

Kontribusi Spa untuk Tingkatkan Daya Saing Pariwisata Indonesia, Tak Bisa Dianggap Hiburan Semata
Ruang spa Martha Tilaar Spa. (dok. Instagram @marthatilaar_spa/https://www.instagram.com/p/CuQnz-ov0X1/?hl=en&img_index=1/Dinny Mutiah)

Bukan hanya di Sri Lanka, warga di Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Singapura, juga sangat meminati terapi spa yang dilakukan orang Indonesia. "Di Batam, customer kita number one (dari Malaysia dan Singapura). Di Jakarta, Malaysia udah pasti," ucapnya.

Begitu pula dengan pelanggan dari Eropa Barat, Rusia, dan Jepang. "Jepang agak spesifik karena lebih memilih yang bisa berbahasa Jepang," imbuh Wulan.

Selain kemampuan memijat dan sikap para terapis, spa Indonesia juga bersaing dari segi harga yang lebih terjangkau. "Lulur saja 200 dolar di New York. Di kita bisa Rp300--500 ribu. Memang relatively terjangkau dengan kualitas yang didapatkan," ujarnya.

Kekuatan spa membantu promosi pariwisata Indonesia juga dibuktikan dengan kontribusi ekonomi. Mengutip data Global Wellness Institute 2022, Wulan menyebut Indonesia masuk di peringkat ke-14 dalam Top 20 Market 2022, dengan pendapatan mencapai 1,58 miliar dolar AS.

Sementara, pendapatan dari spa rata-rata per tahun dalam periode 2020--2022 meningkat 25,4 persen. Sebelumnya, pendapatan dari spa menurun hingga 49,31 persen di masa pandemi karena berbagai pembatasan. Walau peningkatannya belum melampaui penurunan yang terjadi, angka tersebut menunjukkan tren positif di industri spa.

"Jadi kan sangat mempunyai kontribusi yang besar kepada negara melalui dukungan kepada pariwisata. At least yang aku ikuti dua tahun terakhir, Mas Menteri Sandiaga Uno kan aktif mengusung wellness tourism. Di dalamnya ada spa, ada yoga, meditasi, traditional medicine," ia meyakinkan.

 

Kategorisasi Spa dan Ethno-Spa

Cerita Akhir Pekan: Ragam Inovasi Rileksasi demi Tambah Daya Tarik Wellness Tourism di Bali
Ilustrasi spa. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

 

Kemenparekraf tak menampik hal itu. Berdasarkan penjelasan Tim Kelompok kerja wisata kebugaran dan kesehatan Kemenparekraf dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com mengidentifikasi spa, ethno-spa & beauty masuk menjadi salah satu kategori daya tarik pariwisata kebugaran.

Daya tarik berupa layanan perawatan tubuh dan estetika untuk kebugaran dan kecantikan seperti spa, ethno-spa, klinik kecantikan anti-aging, rileksasi, pelayanan estetika menggunakan bahan-bahan tradisional maupun dikombinasi dengan peralatan modern itu masuk dalam uraian Kategorisasi Daya Tarik Pariwisata Kebugaran Indonesia yang disusun pada 2023.

"Yang menjadi panduan para stakeholder untuk dapat mengidentifikasi daya tarik pariwisata kebugaran prioritas dalam upaya mewujudkan pembangunan pariwisata berkualitas, berdaya saing & berkelanjutan serta menentukan strategi promosi dan pemasaran," jelas tim tersebut

Spa tradisional yang beraneka ragam dapat menjadi sarana pendukung pariwisata dan daya tarik bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia. Terlebih, sambung mereka, spa dan wellness ala Indonesia memiliki sejarah dan filosofi tinggi sebagai perawatan kesehatan di masa lalu.

"Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan dalam kunjungan ke Dubai, Uni Emirat Arab, bahwa terapis spa asal Indonesia cukup dikenal dan diminati pasar internasional karena memiliki reputasi yang baik," sebut tim itu.

Dukungan Pemerintah untuk Industri Spa Indonesia

Rileksasi Optimal untuk Atasi Jet lag
Shine Spa hadirkan rileksasi ptimal untuk meminimalisir efek jet lag yang ganggu aktivitas harianmu. (Foto: Sheraton Bali, Kuta)

Menyadari hal itu, pemerintah memfasilitasi para pengusaha spa lokal lewat berbagai kegiatan. Salah satunya Indonesia Tourism Exchange Forum (IHTEF) 2023 yang mempertemukan para industri wisata kesehatan baik wisata medis maupun wisata wellness dengan industri pariwisata maupun stakeholders pendukung lainnya untuk melakukan kontak dan kontrak bisnis.

Tujuannya agar menghasilkan paket-paket pariwisata kesehatan Indonesia yang siap jual. Peserta B2B forum terdiri dari 11 Provider Medical, 12 Provider Wellness, dan 50 Buyer dari industri pariwisata. SPA provider yang hadir adalah PT Mustika Ratu-Taman Sari Royal Heritage Spa dan Nurkadhatyan SPA. Mereka juga mengajak serta sejumlah brand spa di berbagai pameran, seperti IWTCF (International Wellness Tourism and Conference Festival) pada 2022.

Tak kalah penting adalah menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Wellness dengan berkonsultasi dengan industri terkait. SKKNI ini merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan.

SKKNI digunakan terutama untuk merancang dan mengimplementasikan pelatihan kerja, melakukan asesmen (penilaian) keluaran pelatihan, serta asesmen tingkat keterampilan dan keahlian terkini yang dimiliki oleh seseorang di bidang Wellness. "Terkait ketersediaan sumber daya manusia, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan telah melakukan sertifikasi kompetensi di bidang spa dan wellness tourism," kata tim tersebut.

Wulan pun mengingatkan bahwa spa memiliki pohon keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Terapi tidak bisa dilakukan asal-asalan karena tujuannya adalah untuk menyeimbangkan kesehatan tubuh, jiwa, dan raga. "Jadi, enggak cocok kalau dimasukkan ke dalam hiburan," ucapnya.

Infografis macam-macam Spa ala Nusantara
Infografis macam-macam Spa ala Nusantara. (Dok: Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya