Liputan6.com, Jakarta - Warga Malaysia baru-baru ini melampiaskan kekesalan mereka di media sosial atas kebijakan yang diterapkan sejumlah hotel yang mengubah waktu check-in dan check-out. Sejumlah pengguna di X, dulunya Twitter, dan TikTok mengklaim bahwa sejumlah hotel telah mengubah waktu check-in dari pukul 14.00 jadi pukul 16.00.
Sementara, waktu check-out dimajukan dari pukul 12.00 jadi pukul 11.00, rangkum New Strait Times, Jumat (27/9/2024). Mereka menyalahkan kebijakan tersebut karena mendorong wisatawan lokal bepergian ke luar negeri, alih-alih menghabiskan uang mereka untuk perjalanan domestik.
Advertisement
Tidak sedikit warganet Malaysia mendesak Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya negara itu menyelidiki masalah ini jika ingin masyarakat terus mendukung upaya meningkatkan sektor pariwisata di dalam negeri. "Kementerian harus turun tangan dalam masalah ini terkait waktu check-in dan check-out. Atau haruskah kita memboikot hotel-hotel yang menerapkan kebijakan ini?" kata salah satu pengguna X dalam cuitan populer.
Advertisement
Unggahan tersebut disertai tangkapan layar waktu check-in dan check-out sebuah hotel dari platform pemesanan perjalanan online. Gambar yang dimaksud menunjukkan waktu check-in pada pukul 16.00, sedangkan waktu check-out ditetapkan pada pukul 12.00.
Pengguna lain mengatakan, sebagian besar apartemen dan hotel memberlakukan waktu check-out pukul 11 ​​siang. Ini membuat para pelancong, terutama orangtua dengan bayi seperti dirinya, stres karena terburu-buru saat check-out dari akomodasi mereka.
Akun X lain menulis, "Saya menghimbau @MyMOTAC (Kementerian) untuk memperhatikan masalah ini. Mendorong orang bepergian dalam negeri sudah begitu susah, dan saya juga mengalami waktu check-out pukul 11 ​​siang."
Â
Pernyataan Kementerian Tuai Kritik
Seorang pengguna TikTok mengatakan bahwa kebijakan waktu check-in dan check-out tersebut tidak masuk akal. Pasalnya, wisatawan memiliki waktu kurang dari 24 jam untuk menikmati fasilitas di akomodasi mereka.
"Tidak heran banyak orang lebih suka pergi ke Thailand. Hotel-hotel di sana lebih indah, lebih baik, dan lebih murah. Hotel-hotel di sana menggunakan waktu check-in standar pukul 2 siang dan check-out pukul 12 siang," katanya.
Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang memantau masalah waktu check-in hotel di negara itu. Mereka mengaku memberi perhatian serius untuk memastikan pelaku industri memberi klarifikasi.
Kementerian juga mengatakan bahwa mereka menyambut baik informasi lebih lanjut dari masyarakat mengenai masalah ini, yang dapat dikirim melalui email ke info@motac.gov.my. Kementerian juga menyarankan masyarakat selalu membaca dan memahami syarat dan ketentuan yang ditetapkan hotel sebelum melakukan reservasi.
Pernyataan itu menuai kritik warganet Malaysia, menyebutnya "tidak solutif." "Bila pernyataan kementerian hanya soal membaca syarat dan ketentuan hotel, yah itu juga sudah kami lakukan. Mengapa kalian tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat?" sindir seorang kritikus.
Advertisement
Kata Asosiasi Hotel Malaysia
Baru-baru ini dilaporkan bahwa hampir 100 ribu wisatawan Malaysia memanfaatkan libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan negara itu untuk berlibur di Thailand Selatan. Perjalanan itu menyumbang lebih dari 1 miliar baht (sekitar Rp466 miliar) bagi ekonomi lokal.
Terkait kontroversi tersebut, Asosiasi Hotel Bisnis & Anggaran Malaysia (Mybha) membagikan pernyataan dari presidennya, Dr Sri Ganesh Michiel, lapor World of Buzz. Ganesh menegaskan bahwa tidak ada undang-undang atau peraturan di Malaysia yang mengatur hotel, atau operator akomodasi lain, tentang jam check-in dan check-out.
Ia menyebut, peraturan dan kebijakan internal bisnis, termasuk jam check-in dan check-out, boleh ditentukan pihak akomodasi secara independen. Selain itu, Ganesh mengatakan bahwa keterlambatan check-in dapat disebabkan beberapa keadaan yang tidak dapat dihindari.
"Meski waktu check-in biasanya sekitar pukul 14.00, ada kalanya hotel harus menundanya hingga pukul 16.00 atau lebih karena beberapa kendala, seperti kamar penuh atau kekurangan tenaga kerja. Ketika hotel penuh, mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk membersihkan kamar, yang menyebabkan proses check-in tertunda," bebernya.
Catat Kunjungan Turis Asing Terbanyak di Asia Tenggara
Malaysia sendiri memimpin jumlah kunjungan turis asing terbanyak di Asia Tenggara pada 2023. Negeri Jiran menerima 26,1 juta turis asing antara Januari dan November 2023, menurut data yang dikumpulkan kementerian pariwisata negara-negara kawasan.
Melansir VN Express, Rabu, 20 Desember 2023, Thailand berada di urutan kedua dengan 24,6 juta wisatawan pada periode yang sama. Posisinya diikuti Singapura dengan 12,4 juta wisatawan dan Vietnam dengan 11,2 juta turis asing. Sementara itu, Indonesia, Filipina, dan Kamboja mencatat kurang dari 10 juta kedatangan wisatawan mancanegara dengan interval waktu yang berbeda.
Pada akhir November 2023, Filipina mencatat hanya 4,6 juta wisatawan asing, sementara Indonesia dan Kamboja masing-masing menyambut 9,5 juta dan 4,4 juta sampai Oktober 2023. Tahun lalu, negara-negara Asia Tenggara berlomba menarik wisatawan asing dengan kebijakan imigrasi yang fleksibel.
Mulai 1 Desember 2023, Malaysia memberlakukan aturan bebas visa selama 30 hari bagi warga negara China daratan dan India, serupa dengan yang dilakukan Thailand. Menteri Pariwisata, Seni, dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Tiong King Sing berharap kedatangan wisatawan akan terus meningkat menyusul penerapan kebijakan itu, The Star melaporkan.
Â
Advertisement