Liputan6.com, Jakarta - Selalu ada cara mengatasi tindakan melawan hukum, termasuk prostitusi. Salah satunya dengan mengecat jalanan dengan cat kuning cerah dan menempelkan gambar imut di beberapa titik sepanjang Jalan Taiyujicho, Osaka.
Jalan tersebut dikenal dengan pusat rahasia bagi tachinbo. Mengutip laman SoraNews24, Jumat (13/12/2024), tachinbo berasal dari tachi yang artinya 'berdiri'. Maknanya tidak hanya berdiri, tetapi bertujuan untuk menjual diri alias prostitusi.
Advertisement
Pekerja seks komersial (PSK) yang beroperasi dengan gaya tachinbo akan menemukan jalan untuk berkeliaran. Mereka seringkali mengutak-atik ponselnya seolah-olah sedang menghabiskan waktu sambil menunggu seseorang. Secara teknis, mereka memang menunggu didekati calon pelanggan untuk bernegosiasi harga sebelum melayani hubungan seksual.
Advertisement
Aparat keamanan bukannya tidak bertindak. Sekitar 30 PSK yang diduga mempraktikkan tachinbo ditangkap sepanjang tahun ini. Namun, jumlah itu sangat kecil dibandingkan jumlah perempuan yang setiap malam menjajakan diri di sana.
Proses penangkapan juga dinilai sulit mengingat PSk dan calon pelanggannya hanya berbicara di jalan, sementara transaksi sebenarnya terjadi secara tertutup di hotel cinta terdekat yang mamtok tarif per jam. Untuk itu, pemerintah Osaka mencari cara mencegah praktik itu sejak awal dengan mengecat jalan berwarna kuning cerah.
Proses pengecatan jalan selesai pada minggu ini. Selain dicat, lampu jalan tambahan pun dipasang agar lebih terang di malam hari. Poster bergambar imut juga dipasang di beberapa titik sepanjang jalan, menampilkan kumpulan ikan dan kehidupan bawah laut lainnya. Seketika, visual kawasan itu berubah.
Berdampak pada Tachinbo?
Kebijakan tersebut mengundang pro kontra di masyarakat. Ada yang menganggap pengecatan itu seolah semakin memperjelas bahwa kawasan tersebut adalah 'zona prostitusi terselubung'. Namun, ada pula yang mengapresiasi upaya tersebut.
Siapa pun akhirnya bisa nongkrong di sana untuk jangka waktu lama, baik PSK, calon pelanggan, hingga masyarakat biasa yang ingin foto-foto. Bahkan, karya seni hewan laut dianggap memberikan efek psikologis yang halus, menggambar mereka berenang maju untuk menanamkan gagasan 'terus bergerak' dalam pikiran orang-orang.Â
Sejak perombakan visual, pihak berwenang setempat mengatakan bahwa penampakan tachinbo semakin jarang terlihat di jalan. Para kritikus berpendapat bahwa hal ini berarti para pelacur dan klien mereka telah menemukan tempat lain untuk bertemu. Tapi jika perubahan warna kuning menjauhkan mereka dari jalan ini dalam jangka panjang, besar kemungkinan upaya mengecat jalan serupa akan diaplikasikan di wilayah lain.
Masih dari Osaka, pemerintah setempat mengumumkan larangan merokok di seluruh jalan umum yang berlaku mulai 27 Januari 2025. Kebijakan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Osaka, Hideyuki Yokoyama, pada 12 November 2024.
Advertisement
Siapkan Ruang Khusus Merokok
Melansir Mothership, Selasa, 19 November 2024, larangan ini merupakan langkah besar menuju lingkungan kota yang lebih sehat dan bersih, sekaligus mendukung tema besar Expo Dunia 2025 yang akan digelar di Osaka. Untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah kota Osaka berencana menyediakan setidaknya 140 ruang merokok publik sebelum larangan diberlakukan.
Sebanyak 120 di antaranya merupakan fasilitas baru, sementara 20 lainnya akan direnovasi dari ruang merokok yang sudah ada. Selain itu, pemerintah akan memberikan subsidi untuk mendorong perusahaan swasta membangun ruang merokok.
"Kami menargetkan menyediakan sekitar 200 ruang merokok, termasuk 140 fasilitas baru atau yang telah direnovasi, serta fasilitas gratis dari lembaga swasta,"Â ujar Yokoyama.
Langkah penambahan fasilitas ruang merokok diharapkan dapat mengurangi ketidaknyamanan masyarakat, khususnya para perokok, akibat kebijakan baru tersebut.
Osaka sebenarnya telah memberlakukan larangan merokok di beberapa area publik tertentu sejak 2007. Pelanggar kebijakan tersebut dikenakan denda sebesar 1.000 yen (sekitar Rp115.000).
Namun, larangan yang akan diberlakukan mulai 2025 itu mencakup seluruh jalan umum di kota tersebut, menjadikannya kebijakan anti-merokok yang jauh lebih luas. Dengan membatasi aktivitas merokok di ruang publik, pemerintah berharap dapat mengurangi polusi udara, melindungi kesehatan warga non-perokok, dan menciptakan kota yang lebih ramah lingkungan.
Kesiapan Indonesia Ikut World Expo 2025 di Osaka
Menjelang World Expo 2025 Osaka, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati menjelaskan bahwa Paviliun Indonesia akan mengusung tema 'Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future'. Di dalamnya akan ditampilkan berbagai inisiatif keberlanjutan, seperti teknologi hijau dan energi terbarukan, pengembangan smart city, infrastruktur berkelanjutan, serta kemajuan di industri kreatif. "
"Dukungan para mitra strategis, baik dalam bentuk finansial maupun inovasi teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, tidak hanya akan mendongkrak pengembangan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang investasi dan memberikan dampak positif jangka panjang," kata Vivi, Minggu, 15 September 2024, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.
Bidang teknologi hijau dan energi terbarukan akan mengedepankan solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan jejak karbon, seperti panel surya, turbin angin, dan sistem bioenergi, serta sistem manajemen limbah dan pengolahan air limbah yang efisien sebagai upaya melestarikan sumber daya alam dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Sementara itu, smart city akan menampilkan model kota pintar yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi, seperti sistem transportasi cerdas, manajemen lalu lintas berbasis data, dan jaringan energi pintar. Platform digital untuk mempermudah akses informasi dan layanan publik, termasuk kesehatan, pendidikan, dan administrasi juga akan dipamerkan di Paviliun Indonesia.
Advertisement