Tanaman Padi di Indramayu Terancam Puso

Sudah dua bulan hujan tak mengguyur sebagian besar daerah di Indramayu, Jabar. Petani di Brebes, Jawa Tengah, juga punya masalah yang sama: sawah mereka kekeringan.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Jul 2006, 13:31 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2006, 13:31 WIB
040706bkekeringan.jpg
Liputan6.com, Indramayu: Ratusan hektare tanaman padi di Indramayu, Jawa Barat terancam puso akibat kekeringan. Keadaan makin buruk karena debit air di sejumlah danau atau situ yang diandalkan petani untuk mengairi sawah mereka juga mulai menyusut. Demikian hasil pantauan SCTV di Indramayu, belum lama ini.

Kekeringan paling nyata di Desa Situraja, Kecamatan Haurgeulis. Sudah sekitar dua bulan hujan tak mengguyur daerah itu. Sudah begitu pasokan air dari Situ Cipancuh mulai tersendat. Akibatnya, sebagian besar tanah dari sekitar 700 hektare sawah di Situraja mulai pecah-pecah. Menurut petani, dalam kondisi normal Situ Cipancuh mampu mengairi sawah lebih dari 6.300 hektare.

Keterbatasan debit air juga terjadi di Situ Patok, Kecamatan Mundu, dan Situ Pengasinan di Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon. Rata-rata debit air di semua situ tersebut turun jauh dari batas normal. Selain petani, pemilik hewan ternak pun ikut repot. Sebab hampir seluruh rumput di sekitar situ mengering.

Kekeringan juga menghantui petani di Brebes, Jawa Tengah. Para petani sekarang tengah berjuang keras menyelamatkan lahan pertanian mereka yang nyaris gagal panen. Bila sebelumnya mereka menggadaikan pompa air untuk modal bercocok tanam, sekarang petani di Brebes mulai melego barang lain untuk menebus mesin pompa air.

Para petani di Brebes kini mulai sibuk mencari uang tunai, mulai dari meminjam ke tetangga sampai menggadaikan harta lain seperti emas, kain batik, dan sepeda motor. Data di Kantor Pegadaian Brebes menunjukkan, dalam sehari sedikitnya ada 10 hingga 20 mesin pompa ditebus petani.

Pertimbangan petani, menebus kembali mesin pompa air jauh lebih ekonomis ketimbang harus mengeluarkan uang Rp 75 ribu per hari untuk menyewa pompa air. Tapi, kini yang membuat mereka resah adalah upaya mengembalikan pinjaman dari tetangga atau menebus kembali harta yang telah digadaikan.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya