Liputan6.com, Pekanbaru - Kepolisian Daerah Riau tengah menyelidiki PT Nasional Sago Prima (PT NSP) yang diduga membakar 1.200 hektare lahan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Jika bukti cukup, perusahaan sagu tersebut akan ditetapkan sebagai tersangka.
"Penyidik tengah melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mencari bukti. Selain itu, tim ahli lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (ITB) sudah didatangkan," kata Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Rabu (5/3/2014).
Pun begitu, menurut Condro, menyelidiki keterlibatan perusahaan yang diduga membakar lahan bukan perkara mudah. Butuh waktu 6 bulan mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi-saksi.
"Itu waktu minimal. Memang tidak mudah menyelidiki. Perusahaan Malaysia yang diselidiki dulu butuh waktu 6 bulan lebih. Yang penting, buktinya tengah dikumpulkan," tegasnya.
Sejauh ini, tambah Condro, ada 7 perusahaan yang tengah diselidiki Polda Riau. Tanpa menyebutkan nama perusahaan dimaksud, dia mengatakan ada dugaan kesengajaan dan kelalaian dalam kebakaran lahan.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Riau, Zulkifli menyebut PT NSP beroperasi di Kepulauan Meranti atas izin membangun Hutan Tanaman Industri. Praktiknya, perusahaan malah membangun lahan pertanian sagu.
"Saya tidak mau menyebut PT NSP menyalahi aturan. Yang jelas, izinnya HTI dan praktiknya menanam sagu. Sagu itu ada izinnya sendiri yaitu hak guna bukan kayu, bukan HTI," tegas Zulkifli.
Humas PT NSP Setia Budi yang dihubungi membantah perusahaanya terlibat membakar lahan. "Tidak mungkin kami membakar lahan sendiri. Itu menyebabkan kerugian bagi perusahaan," katanya.
Sedangkan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengaku heran kawasan Cagar Biosfer bisa mengalami kerusakan parah. Bukan disebabkan faktor alam, hutan yang diakui UNESCO itu dirusak dan dibakar oleh sekitar 2.000 perambah liar.
"Saya heran, kawasan konservasi ada jalur busnya. Ini tidak dibenarkan. Berdasarkan data yang saya terima, ada sekitar 2.000 perambah dari luar Riau yang masuk ke Cagar Biosfer," jelas Zulkifli di Pekanbaru.
Kendati demikian, Zulkifli membantah kinerja Kementerian Kehutanan lemah dalam mengawasi Cagar Biosfer. Ia menyebut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kemenhut sudah berupaya maksimal. "Kemenhut melalui BKSDA sudah sering melakukan pemantauan," tegasnya. (Yus Ariyanto)
Kebakaran Lahan, Polda Riau Selidiki Keterlibatan PT NSP
Polda Riau selidiki keterlibatan PT NSP yang diduga membakar 1.200 hektare lahan di Kepulauan Meranti. Perusahaan ini menyalahi izin.
Diperbarui 05 Mar 2014, 16:43 WIBDiterbitkan 05 Mar 2014, 16:43 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menelusuri Asal Usul Semur Daging, Jadi Santapan Lebaran Khas Indonesia
350 Jawaban Ucapan Lebaran Bahasa Jawa, Momen Idul Fitri Penuh Makna
Semen Indonesia Raup Laba Rp 772 Miliar di 2024
350 Ucapan Lebaran ke Orang Tua Bahasa Jawa, Sopan Penuh Makna
Idul Fitri 2025: Ini Contoh Ucapan Selamat Lebaran untuk Rekan Kerja dan Klien Bisnis
Rekomendasi 5 Destinasi Desa Wisata di Semarang
Proyek Kripto Donald Trump Bakal Luncurkan Stablecoin
Inter Milan Bakal Penuhi Banderol Wonderkid Manchester United, Setan Merah Mau Melepas?
Mengenal Grok AI dan Cara Menggunakannya: Panduan Lengkap 2025
Rekomendasi Wisata di Jakarta, Cocok untuk Habiskan Libur Panjang Lebaran
Kisah Haru Mudik dari Belanda ke Indonesia, Beri Kejutan Keluarga Tanpa Kabar
31 Maret 1970: Pembajakan Japan Airlines Flight 351, Kelompok Yodo-go Tuntut ke Korea Utara