Metro Kapsul `Bunuh` Monorel? Jokowi: Semua Masih Dihitung

Jokowi mengatakan, baik itu monorel maupun metro kapsul, saat ini masih dikalkulasi.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 18 Mar 2014, 17:51 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2014, 17:51 WIB
Prinsip Kepemimpinan Jokowi
Blusukan menjaring Aspirasi Rakyat

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sedang memperhitungkan rencana pembangunan satu lagi moda transportasi massal Metro Kapsul yang diklaim berbiaya lebih murah ketimbang monorel yang dibangun PT Jakarta Monorail (JM). Namun demikian, pria yang biasa disapa Jokowi itu membantah munculnya rencana pembangunan metro kapsul itu 'membunuh' monorel Jakarta.

Jokowi mengatakan, baik itu monorel maupun metro kapsul saat ini masih terus dikalkulasi. "Saat ini belum rampung. Semuanya masih dihitung, yang lama dihitung (monorel) yang baru juga dihitung (Metro Kapsul)," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (18/3?/2014).

Jokowi tak membantah apa yang dikatakan wakilnya, Ahok yang menilai pembangunan Metro Kapsul jauh lebih murah dan dapat mengangkut penumpang jauh lebih banyak ketimbang monorel.

"Memang berniat sebelumnya (menawarkan), tapi semuanya harus dihitung. Koridor jalur banyak sekali. MRT saja baru dari selatan ke utara. Satu kota sebesar Jakarta bisa puluhan (jalur). Jadi tidak hanya Green Line-Blue Line, tapi ada yang lainnya," ucap Jokowi.

Proyek "Metro Kapsul" dianggap memiliki nilai investasi yang lebih murah dengan tiang yang lebih sedikit dibandingkan dengan proyek monorel dari PT JM.

Metro Kapsul diperkirakan mengangkut penumpang lebih banyak. Kalau bus Transjakarta bisa mengangkut sebanyak 1.800 orang per jam, Metro Kapsul bisa mengangkut satu tingkat di bawah kapasitas penumpang Mass Rapid Transit (MRT) yaitu sekitar 350.000 orang per hari. Sedangkan monorel PT JM hanya bisa ngangkut 150.000-200.000 orang per hari.

Bila digabungkan, kata Jokowi, khusus wilayah Jabodetabek saja membutuhkan banyak jalur dan jenis transportasi massal. Dengan total 28 Juta penduduk, Jabodetabek paling tidak harus mempunyai berbagai jenis moda transportasi seperti trem bawah tanah, bus, kereta, dan jenis transportasi darat lainnya.

"Kita 28 juta penduduk untuk Jabodetabek. Jadi kalau di sini hanya baru mulai dua line (monorel), MRT-nya baru satu line. Banyak sekali," terang Jokowi.

Yang terpenting, kata capres PDIP itu, seluruh transportasi yang ada harus saling terintegrasi dan terkoneksi. Bukan hanya dalam wilayah Jakarta saja tapi mencakup wilayah Jabodetabek.

"Karena itu harus terintegrasi sesuai dengan makro desain Jabodetabek. Kita berbicaranya harus sesuai dengan blueprint makronya loh," tukas Jokowi. (Shinta Sinaga)

Baca juga:

Jokowi Ganti Monorel dengan Metro Kapsul?

Seskab Pastikan Tak Ada Perpres Monorel untuk Adhi Karya

Jokowi Ganti Monorel dengan Metro Kapsul?

Adhi Karya Belum Direstui Jadi Badan Penyelenggara Kereta Api

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya