Video Bupati Lebak Memarahi Pedagang Tua Beredar di Path

Iti merupakan kader Partai Demokrat. Ia menjadi Bupati Banten menggantikan ayahnya, Mulyadi Jayabaya, yang telah memerintah dua periode.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 26 Mei 2014, 12:22 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2014, 12:22 WIB
5-octavia-jayabaya-lebak-140220b.jpg
Bupati cantik Lebak Banten ini terus menebarkan senyumnya kepada para wartawan yang memburunya (Liputan6.com/Faisal R Syam).

Liputan6.com, Jakarta - Video Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya yang sedang memarahi perempuan tua beredar di sosial media Path. Dalam video berdurasi 27 detik tersebut, anak bupati Lebak dua periode itu, 2003-2008 dan 2008-2013, memaki dua ibu-ibu tua di Terminal Mandala, Jalan Sunan Kalijaga, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, dengan menggunakan Bahasa Sunda.

"Lamun eweuh kesadaran, kumaha? Hayang make bae. (Kalau tidak ada kesadaran, bagaimana? Maunya memakai saja)," teriak Iti yang disambut teriakan anak buahnya, dan sejumlah anggota Satpol PP.

Dalam video tersebut, Iti tak hanya memarahi perempuan tua itu. Dia juga memerintahkan mereka membersihkan sampah di sekitar lokasi berdagang mereka. Iti bersama bawahannya marah-marah sambil bertolak pinggang dan memegang pacul kecil. 

Tak ayal, aksi memaki masyarakat bawah itu menuai banyak kritik. Nedi Kurniadi, mahasiswa asal Lebak yang berkuliah di IAIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, mengatakan, "kok fenomena penguasa marah-marah jadi trend yah. Apalagi Iti dan pejabatnya saat memarahi dua orang ibu-ibu di terminal itu sedang tidak melakukan apa-apa. Sedang tidak memberi contoh. Ini sih murni arogansi seorang pemimpin," katanya saat ditemui di kampusnya.

Koordinator Lembaga Kajian Independen Banten, melalui pesan blackberry massanger, mengatakan, "Ini cerminan arogansi dan tindakan tidak terpuji. Kalau dia (Iti Jayabaya) meniru gaya Ahok (wakil gubernur DKI) atau Risma (walikota Surabaya) tentu tidak relevan. Mereka sudah berbuat banyak untuk rakyatnya. Sedangkan Iti baru saja menjabat bupati Lebak, kok sudah menampakkan arogansi."

Dimas menyesalkan sikap arogansi yang ditujukan kepada rakyat kecil. Menurutnya, sikap itu telah menyakiti masyarakat bawah. Sikap arogansi itu berbeda dengan ketegasan Risma maupun Ahok, yang dinililai mencintai rakyatnya.

"Baik Ahok atau Risma memarahi bawahannya, bukan warga masyarakat. Mereka justru menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat," ujar Dimas.

Dikonfirmasi hal ini, Iti melalui pesan singkatnya menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat berlangsungnya kegiatan rutin Jum'at Bersih (Jumsih). Kegiatan ini, menurut Iti, sudah dilakukan sejak dilantik menjadi Bupati Kabupaten Lebak, 15 Januari 2014.

"Itu satu bulan lalu teteh ke situ. Bekas terminal Kalijaga dan Pasar sudah bersih sebelum penilaian adipura. Sekarang mengalami kemunduran. Teteh (Iti Jayabaya) meminta kepada dinas terkait untuk saling koordinasi melakukan pengawasan dan mengajak masyarakat ikut bersama-sama, bukan cuma menjadi tontonan ketika Bupati dan lain-lain Jumsih," jelas Iti.

Lebih jauh dia mengungkapkan, kegiatan Jumsih yang dilakukannya saat itu untuk membasmi jentik nyamuk yang ada di sungai sekitar terminal. "Mengajak masyarakat supaya tidak mengandalkan pemerintah saja. Tetapi bersama-sama untuk menciptakan lingkungan bersih dan Sehat," katanya.

Dia mengaku, tempat itu sekarang sudah dibongkar beberapa minggu lalu oleh Satpol PP karena terindikasi ada warung remang-remang di terminal Mandala.

Iti merupakan kader Partai Demokrat. Ia menjadi Bupati Lebak menggantikan ayahnya, Mulyadi Jayabaya. Iti berpasangan dengan Ade Sumardi dan dilantik pada Rabu (15/1/2014), di Gedung DPRD Kabupaten Lebak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya