Jalur Pantura Macet Parah Saat Musim Mudik, Ini Alasan Kapolri

Jembatan Comal ambles, sehingga Polri bersama instansi terkait mengubah skenario arus mudik dan balik.

oleh Edward Panggabean diperbarui 05 Agu 2014, 00:10 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2014, 00:10 WIB
Arus Balik Lebaran
Jalur-jalur utama yang digunakan pemudik, seperti jalur Pantai Utara (Pantura) dan jalur Selatan ke arah Jakarta terpantau padat..

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengakui jajaran polisi lalu lintas memberlakukan rekayasa lalu lintas melalui jalur tengah dari jalur utama pantura lantaran ambruknya Jembatan Comal di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Saat ambruknya jembatan itu, tak ayal para pengendara yang melintasi jalur pantura saat mudik dan balik Lebaran mengalami kemacetan hingga 35 kilometer.

"Nah, saat ambles itu terjadi kemacetan panjang hingga 35 kilometer. Kita harus lakukan rekayasa lalu lintas melalui jalur tengah yang merupakan bagian menghambat, tapi bisa kita urai," ujar Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/8/2014).

Karena amblesnya Jembatan Comal, Polri bersama instansi terkait pun mengubah skenario arus mudik dan balik tersebut melalui jalur timur. Namun, saat dialihkan ke jalur itu ternyata Jembatan Cibaruyan di Ciamis, Jawa Barat, juga ambles dan tak bisa dilalui.

"Sehingga harus melakukan rekayasa dari Raja Polah ke kiri masuk ke Tasikmalaya hingga tembus ke Ciamis, tentu ini menjadi persoalan," ungkap dia.

Akibatnya kata mantan Kapolda Metro Jaya itu, pengendara dialihkan melalui jalur selatan yang melintasi Jawa Barat dengan waktu tempuh rata-rata 10 jam.

"Jadi ini masih batas toleransi dan masih cukup lancar," ujar dia.

Terkait jumlah kecelakaan selama musim mudik dan balik dalam rangka Operasi Ketupat 2014, menurut Kapolri sudah menurun. Rata-rata 19 persen, begitu juga korban yang meninggal dunia maupun luka berat dan luka ringan juga menurun.

Namun, Sutarman belum merinci secara pasti jumlah korban tersebut. Sebab, pihaknya masih mengevaluasi kegiatan Operasi Ketupat itu hingga H+16.

"Kita terus evaluasi hingga H+16. Kita akan evaluasi pada 6 Agustus," tegas jenderal polisi bintang 4 itu.

Kendati demikian secara global selama Operasi Ketupat berlangsung, menurut Sutarman kondisinya sangat baik. Hal ini sebagai bentuk kerja sama masyarakat yang sudah peduli dengan aturan berlalu lintas.

"Kondisinya sangat bagus ini merupakan kerja sama masyarakat. Dan ini wujud dari masyarakat yang sudah menaati peraturan lalu lintas dan berupaya menyelamatkan diri sampai tujuan," tandas dia.

Baca juga:

Puncak Arus Balik di Jalur Pantura Padat Merayap
Akibat Macet, 30% Penumpang Turun di Jalan Sebelum ke Pulogadung
Mabes Polri: Kecelakaan Lalin 2.351, 516 Pemudik Meninggal

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya