Bahrumsyah si Pemeran Video Ajakan Ikut ISIS Terus Diburu

Polri meminta kepada masyarakat agar tidak melindungi Bahrumsyah yang menjadi buron polisi tersebut.

oleh Edward Panggabean diperbarui 06 Agu 2014, 18:16 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2014, 18:16 WIB
Ronny F Sompie
Ronny F Sompie (Kadiv Humas Mabes Polri) (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Polri terus memonitor kegiatan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) yang berada di Indonesia. Bahkan Polri tengah mencari Bahrumsyah, Warga Negara Indonesia yang muncul di dalam video mengenai ajakan bergabung dengan ISIS pada situs Youtube.

Bahrumsyah merupakan buronan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror yang terkait dengan jaringan kelompok garis keras pimpinan Santoso.

"Kita ingin melacak keberadaannya dan bersama orang-orang yang ada bersamanya. Yang bersangkutan sudah dikenal oleh Densus dan Badan Intelkam Polri," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/8/2014).

Ronny menjelaskan, Polri akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait upaya penangkapan terhadap Bahrumsyah, termasuk dengan masyarakat dan anggota jaringan teroris yang telah ditangkap. Dia juga meminta kepada masyarakat agar tidak melindungi buron polisi tersebut.

"Termasuk mereka yang ikut sembunyikan orang tersebut itu bisa kena pidana," tandas dia.

Tim Densus 88 dalam kurun 12 sampai 16 Mei 2014 meringkus anggota teroris jaringan Santoso yang merupakan teroris kelas wahid di Indonesia. Di antaranya sudah 11 tersangka diringkus, mereka adalah Ibnu Khaludin alias Sigit alias Rifki alias Sugeng alias Bondan alias Royan alias Sularno alias Gunawan. Ibnu, sendiri pernah mengikuti pelatihan militer di Moro, Filipina, 1999–2002. Selepas itu, dia bergabung dengan jaringan teroris di Tanah Runtuh, Poso.

Setelah Ibnu, 10 teroris lainnya yang ditangkap adalah Moch. Ramuji alias Muji alias Ahmad alias Kapten alias Botak. Dia ditangkap di Jalan Belimbing Raya, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, keesokannya, 13 Mei 2014.

Kemudian Suyata alias Suyoto alias Salim alias Jimmy alias Yahya. Dia ditangkap di warung makan sup kaki kambing Bareng, Klaten Utara, Jawa Tengah (Jateng). Bersama Suyata, dibekuk pula Joko Purwanto alias Joko alias Galih Setiawan alias Galih. Setelah itu pada 15 Mei 2014 tim Densus menangkap Badawi Rachman alias Yusril alias Yudi alias Arif alias Tomi alias Rizal Abdurrahman. Badawi ditangkap di tempat pencucian motor dan mobil di kawasan Nolojayan, Klaten, Jateng.

Lalu, Slamet Sucipto alias Slamet alias Pak RT alias Awal, Abdul Rofiq alias Rofiq alias Agung, Rohimat Jauhar Arifin S.H.I. alias Jao Alias Arifin alias Nano alias Ali Darmawan, dan Muhammad Yusuf alias Yusuf alias Kuswoyo alias Su'ud Rusli diringkus di tempat yang sama, yaitu pertigaan Jalan Dukuh Kadipiro menuju Pasar Pedan, Klaten.

Sedangkan tersangka Gunawan alias Gun alias Pak Wi alias Wijaya alias Danang alias Wiratno ditangkap di Kampung Pandansari III, Kelurahan Pandansari, Kecamatan Semarang Tengah, Jateng. Terakhir, Polisi antiteror itu menangkap Andi Alkautsar pada 16 Mei 2014  di jalan trans-Sulawesi, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Sedangkan senjata yang berhasil disita tersebut, antara lain, 17 pucuk senjata rakitan, 6 bilah pedang berukuran sedang, 5 samurai, 25 pisau lempar, dan bahan dasar pembuatan bom serta sejumlah dokumen. Selain itu, Densus 88 menyita mesin bubut yang diduga digunakan untuk membuat komponen senjata api. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya