Panas Menyengat Karena Pancaroba, Warga Diimbau Jauhi Hal Ini

Pada musim pancaroba atau transisi seperti saat ini, cuaca akan menjadi ekstrim. Angin kencang dan petir akan bersahutan saat hujan turun.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 17 Okt 2014, 10:47 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2014, 10:47 WIB
Liputan Khusus Jakarta Panas
Ilustrasi Pemanasan Global

Liputan6.com, Jakarta - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, panas matahari di beberapa pekan terakhir pada Oktober tahun ini terasa sangat menyengat. Di Ibukota Jakarta, belum pukul 09.00, suhu udara sudah mencapai 33 hingga 34 derajat celsius. Terik matahari yang menyengat juga terasa di beberapa kota lainnya di Indonesia, termasuk di Tangerang, Provinsi Banten.   

Saat siang hari, suhu udara bisa mencapai 37 hingga 38 derajat celsius. "Kondisi ini sebenarnya pada Oktober ini, matahari berada di puncak garis ekuator, sedangkan untuk wilayah Tangerang, berada di garis selatan ekuator," ungkap Else Siregar, Kabid Pelayanan BMKG Balai 2 Ciputat, Kota Tangsel, Jumat (17/10).

Disebutkan juga bulan ini bukan puncaknya musim panas, melainkan musim pancaroba atau transisi dari kemarau ke musim hujan. Musim pancaroba ini ditandai dengan bertiupnya angin kering dari Australia ke Indonesia. Akibatnya, udara menjadi terik dan panas, ditambah uap air laut tak terangkat membentuk awan, sehingga hujan urung terjadi.

"Tapi bukan berarti tanpa hujan ya. Tercatat sudah dua hari hujan turun untuk kawasan Tangerang," ungkap Else.

Dia meminta warga berhati-hati. Sebabnya, pada musim transisi seperti saat ini, cuaca akan menjadi ekstrem. Angin kencang dan petir akan bersahutan saat hujan turun. "Warga diminta untuk menjauhi dan tidak memarkirkan kendaraan di bawah pohon besar," ujar dia.

BMKG memperkirakan musim hujan akan mengguyur kawasan Tangerang dan sekitarnya, pada 11-20 November mendatang. "Kemungkinan akan telat 2 sampai 3 hari saja," kata Else. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya