Kisah Karomah Syekh Nawawi dan Mbah Kholil Bangkalan Sholat di Makkah dalam Sekejap, Cling!

Syekh Nawawi dan Syekh Kholil lalu saling memegang tangan dan seketika, atas izin Allah, mereka berpindah ke Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah. Di sana, waktu menunjukkan pukul 11 siang, sehingga mereka masih memiliki cukup waktu untuk menunaikan sholat dzuhur.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2024, 04:30 WIB
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah karomah ulama sering menjadi bagian dari sejarah Islam yang menginspirasi umat. Salah satu cerita karomah wali yang luar biasa datang dari Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syaikhona Kholil Bangkalan, dua ulama besar Nusantara yang dikenal dengan kedalaman ilmu dan keistimewaan mereka.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @Fakta_Bray, diceritakan kisah menakjubkan tentang perjalanan spiritual kedua ulama ini. Kisah tersebut terjadi saat keduanya menghadiri sebuah pertemuan di Alas Roban, Jawa Tengah, yang juga dihadiri oleh beberapa ulama lainnya.

Saat pertemuan berlangsung, waktu sholat dzuhur semakin sempit. Syekh Nawawi menyadari kondisi tersebut dan bertanya kepada Syekh Kholil, "Kiai, sekarang sudah jam berapa?" Syekh Kholil pun menjawab, "Sudah jam 3 lebih sedikit, Kiai."

Mendengar jawaban tersebut, Syekh Nawawi merasa bahwa mereka tidak mungkin lagi melaksanakan sholat dzuhur di tempat itu karena waktu sudah berlalu. Ia kemudian berkata kepada Mbah Kholil Bangkalan. "Kiai, di sini kita tidak bisa melakukannya,".

Syekh Kholil kemudian bertanya, "Lalu, kita sholat di mana, Kiai?" Syekh Nawawi dengan tegas menjawab, "Di Makkah." Jawaban ini tentu saja mengejutkan, namun menjadi awal dari sebuah keajaiban yang terjadi.

Keduanya lalu saling memegang tangan dan seketika, atas izin Allah, mereka berpindah ke Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah. Di sana, waktu menunjukkan pukul 11 siang, sehingga mereka masih memiliki cukup waktu untuk menunaikan sholat dzuhur.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Masih Sempat Menunggu Waktu Dzuhur dengan Sholat Sunnah

Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)
Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)

Setibanya di Masjidil Haram, Syekh Nawawi dan Syekh Kholil memanfaatkan waktu yang tersisa untuk melaksanakan sholat sunnah terlebih dahulu. Mereka menunggu datangnya waktu dzuhur di salah satu tempat paling suci bagi umat Islam.

Keberangkatan mereka yang seolah melawan hukum waktu dan ruang ini adalah salah satu bentuk karomah, yaitu keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang saleh. Karomah ini menunjukkan bahwa keterbatasan manusia tidak berlaku bagi kekuasaan Allah.

Kisah ini tidak hanya menggambarkan keistimewaan kedua ulama tersebut, tetapi juga mengajarkan bahwa keimanan dan ketakwaan dapat melahirkan keajaiban di luar nalar manusia.

Karomah yang dialami Syekh Nawawi dan Syekh Kholil ini menambah keyakinan umat terhadap keberkahan para ulama. Kisah ini juga menjadi bukti bahwa keajaiban dalam Islam tetap relevan dan menjadi inspirasi hingga kini.

Selain keajaiban tersebut, Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syekh Kholil Bangkalan dikenal dengan kontribusi besar mereka dalam pengembangan ilmu agama. Syekh Nawawi adalah penulis kitab-kitab klasik yang menjadi rujukan di pesantren hingga sekarang, sedangkan Syekh Kholil dikenal sebagai guru dari banyak ulama besar Indonesia.

 

Keduanya Sholat di Masjidil Haram dalam Sekejap, Cling!

Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Keduanya adalah sosok yang tidak hanya memiliki ilmu yang dalam, tetapi juga menjadi teladan dalam kesederhanaan dan pengabdian kepada umat. Kisah perjalanan spiritual mereka ini menjadi salah satu dari banyak cerita yang menunjukkan kedekatan mereka dengan Allah.

Bagi masyarakat Indonesia, kisah ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga sholat tepat waktu, apa pun situasinya. Sholat adalah tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap muslim, sebagaimana ditunjukkan oleh para ulama besar seperti Syekh Nawawi dan Syekh Kholil.

Meskipun karomah seperti yang mereka alami tidak dapat dijangkau oleh semua orang, semangat mereka untuk menjaga ibadah adalah hal yang dapat dicontoh oleh setiap muslim.

Kisah ini juga memperlihatkan pentingnya menghormati ulama dan mengambil pelajaran dari kehidupan mereka. Ulama bukan hanya pewaris nabi, tetapi juga pemandu umat menuju jalan yang diridhai Allah.

Cerita tentang Syekh Nawawi dan Syekh Kholil di Masjidil Haram ini terus hidup di tengah masyarakat, mengingatkan umat Islam bahwa keajaiban Allah dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.

Bagi generasi sekarang, kisah ini adalah warisan berharga yang mengajarkan tentang kekuatan iman, ketekunan dalam ibadah, dan kebesaran Allah yang tak terbatas. Semoga kita semua bisa meneladani semangat dan dedikasi kedua ulama besar ini.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya