Liputan6.com, Jakarta - Tedjo Edhy Purdijatno ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dalam Kabinet Kerja yang dibentuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ia lahir di Magelang, 20 September 1952. Tedjo menghabiskan sebagian besar karir sebagai prajurit Angkatan Laut. Tedjo adalah tamatan Akademi Angkatan Laut tahun 1975.
Puncaknya, ia menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2008-2009. Sebelumnya, ia pernah menjabat Dirjen Perencanaan Pertahanan Dephan, Komandan Sesko TNI, serta Kepala Staf Umum TNI.
Dalam karier militernya, Tedjo pernah selama 14 tahun mengabdi di Satuan Udara. Kemudian mulai tahun 1982 bertugas di KRI, antara lain, sebagai Palaksa KRI Teluk Penyu (513) Satuan Amfibi Armatim, dan menjadi Kemudian Komandan KRI Teluk Lampung (540) Satlinlamil Surabaya.
Pensiun dari kemiliteran, ia bergabung dengan ormas Nasional Demokrat (Nasdem). Setelah Sri Sultan Hamengkubuwono X mengundurkan diri dari posisi Ketua Dewan Pembina Nasdem, Tedjo ditunjuk untuk mengisi posisi tersebut.
Tedjo Edhy, Mantan KSAL Menjadi Menko Polhukam
Pensiun dari kemiliteran, ia bergabung dengan ormas Nasional Demokrat (Nasdem).
Diperbarui 26 Okt 2014, 17:27 WIBDiterbitkan 26 Okt 2014, 17:27 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips Membuat Cerpen yang Menarik untuk Dibaca
Buktikan Janji, Bandung bjb Tandamata Taklukkan Jakarta Livin Mandiri di Laga Terakhir PLN Mobile Proliga 2025
Menlu Sugiono Bertemu PM Belanda Dick Schoof, Perkuat Kerja Sama dan Respons Isu Global
Plt Ketum PPP Mardiono Didesak Siapkan Agenda Konsolidasi Muktamar
Banjir Rendam Tanjung Senang Bandar Lampung, 5.905 Warga Terdampak
Tujuan Pembangunan IKN: Mewujudkan Pemerataan dan Kemajuan Indonesia
BRI Insurance Bayar Klaim Asuransi Alat Berat ke Hasnur Group
Apa Tujuan Penulisan Drama? Memahami Esensi dan Manfaatnya
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Malut United Menang Tipis Lawan PSS
Wamendagri Sebut Ada Kepala Daerah yang Bergabung Retret dalam Waktu Dekat
9 Jenis Kecerdasan Anak & Cara Mengembangkannya, Setiap Anak Istimewa
Ketua Bawaslu Sebut Politik Uang dan Hoaks Musuh Utama Saat Pemilu