Panglima TNI: Pemukulan Polisi, Sama-sama Salah

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, kasus dugaan pemukulan polisi masih dislidiki POM AL.

oleh Audrey Santoso diperbarui 19 Feb 2015, 03:34 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2015, 03:34 WIB
Panglima TNI Kirim 800 Prajurit Penjaga Perdamaian ke Darfur
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko beserta para pejabat teras Mabes TNI memberangkatkan 800 prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas Batalyon Komposit (Satgas Yon Komposit) ke Darfur, Jakarta, Rabu (18/2/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Terkait kasus pemukulan anggota polisi oleh TNI, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan POM AL sedang menyelidiki kasus tersebut. Ia pun menyalahkan sikap arogansi TNI AL dan anggota polisi hingga menyulut api pertikaian.

"(Kasusnya) Sedang diusut oleh POM kita. Sebenarnya dari teman-teman kepolisian salah, kita juga salah. Kita juga mengaku salah," ujar Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/2/2015).

Menurut Moeldoko, penyelidikan kasus pemukulan ini dilakukan agar POM AL dapat mengungkap fakta, pihak mana yang berperan besar dalam dugaan pemukulan tersebut.

"Tingkat kesalahannya itu seperti apa, nanti kita lihat. Kalau perlu, ada hal-hal yang digunakan sebagai terapi untuk membenahi penerapan disiplin," kata perwira tertinggi di TNI itu.

Menurut Moeldoko, razia yang dilakukan pada 7 Februari lalu, merupakan razia gabungan TNI dan Polri yang disebut Operasi Gaktib (Penegak Ketertiban).

"Oh ya kita lagi operasi. Panglima kan telah membuka pada Desember, Operasi Gaktib yang dijalankan secara terpadu oleh seluruh angkatan dan kepolisian. Dalam operasi itu tidak boleh tidak bersatu, harus terpadu. Makanya selalu melibatkan kepolisian," jelas dia.

Kasus dugaan pemukulan anggota polisi oleh anggota POM AL terjadi pada Sabtu 7 Febrauri dini hari. Saat itu POM AL sedang mengadakan razia tempat hiburan malam, dan salah satu sasarannya ialah Bengkel Cafe yang terletak di kawasan SCBD Semanggi, Jakarta Selatan.

Kedua pihak memiliki argumentasi untuk membela diri yang berbeda. Menurut pihak kepolisian, pemukulan terjadi ketika anggota POM AL meminta polisi yang berada di dalam club untuk menunjukkan identitas dan enggan diperiksa karena sedang bertugas khusus.

Sementara pihak POM AL mengatakan polisi menodongkan pistol kepada anggotanya, sehingga POM AL terpaksa mengamankan polisi tersebut. Selain itu, anggota polisi tersebut juga tidak meu mengeluarkan identitas. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya