Kisah Penjual Pulsa dengan Sepeda di Kandang Macan

Pria bernama Paryatno ini menjajakan barang dagangannya itu dengan sepeda.

oleh Yanuar H diperbarui 25 Feb 2015, 11:40 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2015, 11:40 WIB
Kisah Penjual Pulsa dengan Sepeda di Kandang Macan
Pria bernama Paryatno ini menjajakan barang dagangannya itu dengan sepeda. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pria bernama Paryatno ini memiliki pekerjaan unik sebagai tukang jual pulsa keliling. Ia menjajakan barang dagangannya itu dengan sepeda.

Meski sederhana, warga Tempuran RT 09 Tamantirto Kasihan Bantul itu tetap semangat mencari rejeki. Sebab prinsip hidupnya berniat untuk tidak berpangku tangan kepada orang lain.

Pria berusia 36 tahun itu semangat mengayuh sepedanya di bawah terik matahari setiap hari berjualan pulsa keliling, walau keuntungan yang didapatnya tak banyak.

Pukul 11.30 WIB saat cuaca sedang panas-panasnya di jalanan Yogyakarta, suara dering bel sepeda 'kring kring cell' membuat orang-orang sadar dengan kehadirannya.

Yatno panggilan sehari-harinya, kerap mengayuh belasan kilometer menuju pusat kota untuk menjual pulsa, paket internet, kartu perdana dan nomor cantik. Ia pernah berjualan masuk ke kampung-kampung namun tidak terlalu laku, hingga akhirnya memilih untuk keliling jalan-jalan besar kota Yogya.

Ia juga punya tempat khusus berjualan pulsa jika wisatawan datang ke kotanya, yaitu di Kandang Macan sebelah timur sisi selatan Alun-alun Utara Kota Yogya.

"Saya biasanya keliling jalanan dulu, nanti trus ke Kandang Macan di Alun-Alun Utara sebelah selatan bagian timur alun-alun itu lho. Lalu pindah ke BI, lalu datang wisatawan ke Alun-alun ya saya kejar mereka ," ujar Yatno kepada Liputan6.com yang dimuat Rabu (25/2/2015).

Walaupun sering mangkal di Kandang Macan, tak jarang banyak pengendara yang menghentikan laju sepedanya di jalanan untuk membeli pulsa. Bahkan pelanggannya hingga pengendara roda dua atau roda empat.

Yatno mengaku, banyak masyarakat senang dengan kehadirannya yang baru 5 bulan. Sebelumnya ia bekerja menjadi sol sepatu.

Bersyukur

Walaupun dalam cuaca panas, Yatno tetap semangat menggenjot sepedanya. Demi kucuran rupiah mengalir ke sakunya. Ia pun bersyukur pekerjaan barun lebih disukai.

"Syukurin pokoknya kerjaan ini. Ya panas-panas saya genjot, saya jalani yang penting seneng dulu," ujar Yatno.

Keuntungan yang didapat Yatno berkisar Rp 30 ribu dalam sehari. Uang itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan dua anak yang masih kecil.

Meski pas-pasan, lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Bugisan Yogya ini bersyukur dengan pendapatan tersebut. Sebab ia mampu membeli sayur dan jajan untuk buah hatinya di rumah.

"Untuk anak dua, 2 dan 4 tahun. Sehari dapat sekitar Rp 30 -25 ribu. Habis buat makan. Habis kerja ke pasar dulu beli sayuran sama jajanan anak. Nggak bisa nabung, cukup buat makan," beber dia.

Awal Berjualan

Yatno menungkapkan, penjualan pulsa keliling dengan sepeda pinjaman dari salah satu provider itu membuat pendapatannya terbatas. Sehingga berniat untuk mengembalikan kendaraan tersebut. Namun ia bingung.

Ia pernah meminta bantuan kepada salah satu lembaga agar meminjaminya modal untuk usaha, namun niat itu tidak dapat terwujud karena ribetnya persyaratan. Tak lantas kecewa, Yatno pun putar otak mendesain sepeda pemberian kakaknya dengan berbagai tulisan dan aksesori sendiri, lalu menggunakan helm bertuliskan jual pulsa.

Cara unik dan kreatif itu pun sukses menarik perhatian pembeli, bahkan saat itu banyak provider yang ingin membranding dirinya.

Namun karena sudah pengajuan ke salah satu provider yang menyediakan kendaraan kayuh, ia pun menerimanya dan menjualkan pulsa serta paket internetnya.

Karena terikat kontrak hanya boleh menjual satu provider, Yatno mengaku kesulitan dengan penjualannya. Otomatis berimbas pada pendapatannya sehari-hari. Ia pun berencana kembali menggunakan pernak-pernik lamanya, meski sepeda miliknya agak berat.

"Kring kring cell mau saya kembalikan, karena kondisi saya kan pas-pasan. Kemarin itu awalnya pakai sepeda pemberian kakak saya. Lalu mengajukan bantuan ke salah satu provider, malah jadi beban karena 3 bulan harus jual paket internet itu kesusahan. Mau tak kembalikan saja. Kembali seperti dulu pakai helm unik, pokoknya kreatif," papar Yatno.

Menurut Yatno, memulai usaha tak harus selalu memiliki modal yang besar. Buktinya ia bisa memulainya dengan modal pas-pasan, asal niat besar untuk usaha maka akan membuat rejeki itu mengalir walaupun tidak deras. (Tnt/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya