Situs Keramat Rusak, Warga Buru Ngamuk di Tambang Milik Oknum TNI

Sejak 2011, tambang emas di Gunung Botak banyak menuai masalah, seperti kerusakan lingkungan, pembunuhan hingga kerusuhan di areal tambang.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Mar 2015, 02:44 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2015, 02:44 WIB
Demo-Tambang-Adat
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Ambon - Emosi ratusan warga adat marga Nurlatu tak lagi terkendali ketika dialog dengan oknum anggota TNI menemui jalan buntu. Berbekal linggis dan kayu, ratusan warga adat pemilik lahan tambang emas mengamuk dan merusak sejumlah alat yang sedang melakukan kegiatan penambangan emas secara liar di areal tambang Gunung Botak, Desa Wamsait, Kabupaten Buru, Maluku.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (6/3/2015), penambangan tersebut diklaim menjadi milik oknum anggota TNI yang bertugas di Kodim Pulau Buru dan Kompi Batalyon 733 Abaresi, Kodam 16 Pattimura.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap aksi penambangan. Sebab telah merusak lingkungan serta situs keramat leluhur yang ada di kawasan areal tambang.

Sejak 2011 lalu, keberadaan tambang emas di Gunung Botak, Pulau Buru ini memang banyak menuai masalah. Mulai dari kerusakan lingkungan, pembunuhan hingga kerusuhan di areal tambang.

Namun sejauh ini belum ada tindakan lanjut dari pemerintah terkait pengelolaan tambang secara profesional. (Dan/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya