Area Tambang Emas di Jambi Longsor, 3 Orang Tewas

Insiden penambangan emas di Provinsi Jambi kembali memakan korban jiwa. Kali ini terjadi di Dusun Krembil, Desa Tambang Tinggi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 27 Feb 2015, 01:55 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2015, 01:55 WIB
Ilustrasi longsor
Ilustrasi longsor

Liputan6.com, Jambi - Tiga pekerja tambang emas di Provinsi Jambi, tepatnya di Dusun Krembil, Kecamatan Cermin Nan Gedang, Kabupaten Sarolangun tewas akibat tertimbun longsor. Sementara tiga orang lainnya luka-luka.

Enam korban tersebut seluruhnya merupakan warga Dusun Krembil. Korban tewas sudah dibawa ke rumahnya masing-masing, sementara korban luka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Chatib Quzwain Sarolangun.

Kapolsek Limun AKP Pujiarso mengatakan, insiden lobang tambang emas tersebut terjadi pada Kamis (26/2/2015) sore sore sekitar pukul 16.30 WIB. Korban meninggal teridentifikasi dengan nama Ranto (9), Desi (35) dan Mariam (50). Sedangkan korban luka adalah Inam (35) Zainab (45) dan Raimah (50).

"Korban meninggal yakni Ranto diketahui berstatus siswa kelas 5 SD yang saat itu tengah ikut ibunya menambang," ujar Pujiarso.

Dia menjelaskan, Dusun Krembil merupakan satu wilayah di Kabupaten Sarolangun yang sebagian besar warganya bekerja sebagai penambang emas. Mulai dari pagi hari, mesin-mesin tambang atau biasa disebut dompeng membuat lobang tambang sedalam kurang lebih 6 meter dan lebar 20 meter tergantung lokasi.

Pada tengah atau sore harinya, puluhan pekerja mulai menuruni lobang mencari batu-batu untuk kemudian didulang dan diambil emasnya. Nahas, saat enam penambang berada di dalam lobang, tiba-tiba tanah yang diduga rapuh akibat hujan yang kerap mengguyur longsor. Tiga penambang tewas seketika tertimpa timbunan tanah. Beruntung tiga lainnya hanya mengalami luka-luka dan langsung dievakuasi aparat kepolisian Polsek Limun dibantu warga.

Yusuo, salah satu suami korban luka mengatakan, pekerjaan mencari bebatuan sebelum ditambang memang biasa dilakukan sore hari, di mana sebelumnya, lobang-lobang tambang dibuat dengan menggunakan mesin.

"Setelah dari pagi hingga siang mesin bekerja, sore harinya pekerja turun mencari batu-batu bercampur tanah untuk kemudian ditambang," ujar Yusuo saat ditemui di Rumah Sakit Umum Chatib Quzwain Sarolangun.

Yusuo mengakui, hampir seluruh warga di Dusun Krembil bekerja sebagai penambang. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. "Penghasilan dari menambang lumayan, satu orang dalam semalam bisa mendapat Rp300 ribu," kata Yusuo.

Kabupaten Sarolangun menjadi salah satu daerah tambang emas di Provinsi Jambi. Dua daerah lainnya adalah Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo.

Dalam beberapa tahun terakhir, aparat kepolisian dan pemerintah daerah menyatakan 'perang' terhadap penambangan emas ilegal. Berkali-kali baik aparat kepolisian maupun TNI kerap melakukan penertiban lokasi tambang. Namun, sampai saat ini titik-titik tambang ilegal di Jambi tetap subur.

Kondisi ini juga banyak ditentang kelompok atau LSM peduli lingkungan. Karena lokasi tambang yang tidak jauh dari kawasan sungai diduga menjadi penyebab utama pencemaran air di banyak sungai di Provinsi Jambi, terutama Sungai Batanghari. Diduga, aktivitas penambangan ilegal ini banyak dibekingi oknum aparat maupun pemerintah daerah terutama kepala desa (Kades) dimana lokasi tambang berada. (Riz)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya