Mendikbud: Sekolah Siap UN Berbasis Komputer Hanya di Bawah 1%

UN berbasis komputer dapat mencegah kecurangan saat pengerjaan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 08 Apr 2015, 18:24 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2015, 18:24 WIB
Mendikbud Anies Bawesdan Tanggapi Lintasan Beresiko
Mendikbud, Anies Bawesdan saat menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jumat (13/3/2015). Mendikbud Anies Baswedan menuturkan, setiap laporan yang masuk segera ditindaklanjuti. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan pemerintah akan segara melakukan uji coba pelaksanaan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer. Anies menyatakan hanya 1 persen dari total keseluruhan sekolah sistem baru tersebut.

"Jadi hanya di tempat yang dia siap sebagai uji coba itu kira-kira di bawah 1 persen. Jadi dari seluruh sekolah yang menggelar UN, itu nggak sampai 600 yang siap uji coba," ujar Anies di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (8/4/2015).

Anies menjelaskan hanya 720 sekolah dari seluruh sekolah yang ada di Indonesia mengajukan UN berbasis komputer. Namun yang dinyatakan siap hanya 585 sekolah.

Ia pun berharap uji coba UN berbasis komputer yang akan digelar pada Senin pekan depan dapat berjalan lancar. Sebagian besar sekolah-sekolah yang ikut uji coba itu tersebar merata di tiap provinsi.

"Penyebarannya merata, yang siap memang banyak, ada di 27 provinsi di tingkatan kota dan kabupaten itu tersebar di seluruh Indonesia, seperti di Banten kan itu yg ada di kabupatennya, jadi tidak hanya di kota-kota besar saja," terang dia.

Anies menjelaskan tujuan penerapan sistem komputerisasi untuk memperbaiki kualitas UN yang selama ini menggunakan kertas. Bila dibanding dengan pengerjaan UN dengan lembar kertas, UN dengan komputer jauh lebih baik dan mencegah kecurangan saat pengerjaannya.

"Sistem ini akan dikembangkan ke depan supaya UN itu integritasnya lebih terjaga, karena ujian antara satu siswa dengan yang lainnya itu soalnya berbeda, mengerjakannya juga berbeda, diselenggarakannya dalam waktu berbeda-beda. Kalau pakai kertas kan harus diselenggarakan dalam waktu yang sama, jenis soalnya juga harus multiple choice," kata Anies.

"Jadi ke depan dengan 1,7 juta orang peserta UN, kalau kita pakai komputer akan jauh lebih efisien, sejauh ini persiapan sudah dilakukan lewat try out di sekolah-sekolah. Minggu lalu dicoba dan sekarang mereka masih bisa mencoba terus. Nanti kita lihat hasilnya," lanjut dia.

Bukan UN Online

Mantan Rektor Paramadina ini menerangkan, kalau ujian berbasis komputer berbeda dengan UN Online. Sebab pengerjaannya tidak terkoneksi dengan jaringan internet saat ujian berlangsung. Namun setelah soal selesai dikerjakan, maka hasilnya akan dikirim dengan menggunakan jaringan server.

"Jadi UN bukan ujian online ya, kalau ini datanya berbasis komputer," ujar dia.

"Jadi sekolah itu rasio komputernya, satu komputer untuk tiga siswa. Jadi kalau satu angkatan di satu sekolah ada 100 siswa, berarti minimal ada 35 komputer. Kemudian harus ada jaringan internalnya, terhubung dengan server, sehingga nanti dimasukkan bahan ujiannya, network operator bisa mengelola dengan baik apa tidak. Dan persetujuan itu ada dari sekolah, murid dan guru," papar Anies. (Alv/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya