Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengancam balik para pedagang kaki lima (PKL) yang melakukan unjuk rasa di Balaikota Jakarta, Selasa (26/5/2015).
"Mau tuntut, tuntut aja. Kalau anda anarkis, gue sikat lu. Lu coba aja anarkis, itu aja," tegas pria yang karib disapa Ahok itu.
Ia mengatakan, sebanyak 339 PKL yang tak mendapatkan kios di Lenggang Jakarta merupakan pedagang yang baru datang ke Monas. Sementara Pemprov lebih memprioritaskan pedagang lama.
Dari 1.000 PKL yang diseleksi, ujar dia, Pemprov menemukan banyak yang memilliki lebih dari 2-3 kios. Bahkan ada yang bukan pedagang, melainkan penyuplai.
"Kenapa 339 masih ada yang kosong? Karena ketahuan mereka bukan pedagang. Jadi selama ini di Jakarta itu lebih banyak PKL itu nyewa dari oknum asosiasi lah, oknum ormas, oknum perorangan. Nah Anda mau demo saya, ya demo aja," ucap Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga membantah anggapan dirinya tak menyejahterakan PKL. Namun justru membuat perusahaan besar lebih untung dengan menyerahkan pengelolaan Lenggang Jakarta kepada swasta.
"Silakan kalau dia enggak suka. Kalau enggak suka, ya kita tegaskan apakah saya mau menghapus PKL, enggak. Saya justru sedang membeli tanah, membeli lahan banyak untuk PKL. Nah yang jadi dipersoalkan, Anda mau dagang seenak-enaknya. Kalau gitu kita dagang di Bundaran HI aja. Nanti kita minta jatah di Grand Indonesia," pungkas Ahok. (Ali)
Energi & Tambang