ESDM: Tebing Ambrol, Pantai Sadranan Relatif Bahaya untuk Wisata

Selain daerah pantai yang curam, tebing di wilayah itu terjal dan juga retak. Tapi ada juga titik yang tidak berbahaya.

oleh Yanuar H diperbarui 19 Jun 2015, 21:12 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2015, 21:12 WIB
Longsor Yogyakarta
Kondisi tebing di Pantai Sadranan, Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, yang longsor. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kementerian ESDM turun tangan untuk meneliti penyebab ambrolnya tebing di Pantai Sadranan, Tepus, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terungkap tebing setinggi 12 meter itu longsor karena abrasi pantai.

Kepala Tim Bencana Tanah Longsor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian ESDM Herry Purnomo, mengatakan ambrolnya tebing karena abrasi pantai merupakan fenomena biasa.

Terlebih, bebatuan di sekitar pantai selatan merupakan batuan karst yang terkena abrasi sehingga menjadi lapuk dan mudah untuk ambrol.

"Longsoran seperti itu hal biasa. Sebab, pantainya curam, abrasi air menyebabkan growongan (cekungan) dan seolah menggantung. Pada daerah tertentu retak lama-kelamaan akan lapuk dan jatuh ke bawah karena gravitasi dan tebingnya curam," kata Herry, Jumat (19/6/2015).

Setelah melakukan pengamatan, Herry menyatakan kondisi di sekitar Pantai Sadranan relatif berbahaya untuk tempat wisata. Selain daerah pantai yang curam, tebing di wilayah itu terjal dan juga retak.

"Ada yang berbahaya dan tidak, tetapi secara umum berbahaya, dan bisa terjadi kejadian serupa," jelas Herry.

Dia berharap Pemkab Gunungkidul segera memetakan wilayah rawan longsor, khususnya pantai untuk wisata. Pemetaan ini untuk mengantisipasi kejadian longsor seperti di Pantai Sadranan yang mengakibatkan 4 orang tewas.

Pemerintah daerah juga diminta segera membuat rambu kerawanan, supaya daerah yang memiliki kerawanan tinggi dapat diketahui. "Pemkab harus memasang rambu peringatan disekitar pantai selatan agar wisatawan tidak berteduh di bawah batu karang," kata Herry. (Bob/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya