37 Kilogram Daging Busuk Ditemukan di Pasar Solo

Tim tidak hanya menemukan daging sapi maupun kepala ayam yang busuk, tapi juga mengamankan daging sapi gelonggongan.

oleh Fajar Abrori diperbarui 25 Jun 2015, 10:36 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2015, 10:36 WIB
Harga Daging Sapi Kembali Normal
Seorang pedagang daging sedang merapikan barang dagangannya, Jakarta, Senin (22/6/2015). Harga daging sapi kembali normal setelah sebelumnya sempat mengalami kenaikan hingga mencapai Rp.110rb/kg. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Solo - Dinas Pertanian Kota Solo, Jawa Tengah, menggelar operasi daging busuk di sejumlah pasar tradisional pada Ramadan 2015 ini. Operasi gabungan yang melibatkan Dinas Pertanian, Kepolisian, dan Satpol PP itu mengamankan 37 kilogram daging busuk.

Pantauan Liputan6.com, daging busuk hasil operasi tim gabungan tersebut dikumpulkan di Kantor Dinas Pertanian Kota Solo di Jagalan, Jebres, Solo. Selanjutnya, daging busuk tersebut dimusnahkan di ruang krematorium dengan cara dibakar.

Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kota Solo, Agus Sarwoko, mengatakan, pelaksanaan yustisi sidak dilakukan secara mendadak di sejumlah pasar tradisional di Solo. Sidak tersebut berhasil mengamankan 35 daging busuk yang beredar di pasaran.

"Saat sidak di Pasar Nusukan ditemukan 35 kilogram daging busuk. Itu merupakan penemuan terbesar untuk sidak daging busuk di Solo," kata Agus usai memusnahkan daging busuk di Kantor Dinas Pertanian, Solo, Kamis (25/6/2015).

Selain menemukan daging busuk, lanjut dia, tim gabungan juga menyita 2 kilogram kepala ayam busuk. "Untuk kepala ayam itu ditemukan oleh tim gabungan di Pasar Legi Solo," ungkap dia.
 
Dalam sidak tersebut, tim tidak hanya menemukan daging sapi maupun kepala ayam yang busuk. Tapi juga 11 kg daging sapi gelonggongan dari pihak penampungan daging sapi di daerah Jagalan.

"Untuk yang daging gelonggongan oleh tim diambil untuk ditiriskan. Nah, setelah kandungan airnya berkurang, daging sapi itu dikembalikan lagi ke penampungan. Daging sapi gelonggongan itu berasal dari Boyolali," jelas Agus. (Mut/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya