Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNIÂ Moeldoko merekomendasikan mantan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Mayor Jenderal Purn Hendardji Supandji sebagai calon pimpinan KPK. Namun TNI dinilai tak seharusnya masuk dalam dunia hukum.
Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menjelaskan, TNI pada dasarnya didesain untuk pertahanan negara. Untuk itu dia mempertanyakan‎ rekomendasi Moeldoko terhadap Hendardji tersebut.
"TNI bukan aparat penegak hukum. Mindsetnya pertahanan, bukan judicial," kata Poengky di Jakarta, Sabtu (27/6/2015).
Poengky menjelaskan, TNI punya catatan kurang bagus dalam hal transparansi. Karenanya, bila ada unsur TNI masuk dalam pimpinan KPK, maka bukan tak mungkin dugaan-dugaan korupsi di tubuh TNI tak bisa disentuh.
"Bukan rahasia umum ada dugaan korupsi di tubuh TNI. Kalau TNI jadi pimpinan KPK, kasus-kasus korupsi yang diduga melibatkan aparat TNI juga bisa tidak diusut KPK," ujar Poengky.
Karena itu, dia berharap tidak ada unsur TNI yang masuk menjadi pimpinan KPK. Sebab, hal tersebut hanya akan menghambat pengusutan kasus dugaan korupsi itu sendiri oleh KPK. Terutama dugaan korupsi yang terkait dengan oknum TNI.‎
‎
"Maka masuknya TNI jadi pimpinan KPK malah membuat pengusutan terhadap kasus korupsi TNI jadi terhambat," ucap Poengky.‎
Sebelumnya, Moeldoko menilai ‎Hendarji merupakan sosok yang bagus dan memiliki kapasitas yang mumpuni. Hendardji juga dinilainya punya integritas yang layak memimpin KPK.‎ Bahkan, Moeldoko menyatakan, akan mengeluarkan rekomendasi agar Hendardji ikut seleksi Capim KPK.
"Kalau perlu Panglima TNI membuat rekomendasi nanti," ujar Moeldoko pekan lalu.‎ (Mut)
Rekomendasi Moeldoko Jadikan Hendardji Capim KPK Dipertanyakan
Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menjelaskan, TNI pada dasarnya didesain untuk pertahanan negara.
diperbarui 27 Jun 2015, 11:59 WIBDiterbitkan 27 Jun 2015, 11:59 WIB
Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti (tengah) saat konferensi pers terkait pencalonan Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN, Jakarta, Kamis (11/6/2015). Imparsial menolak Sutiyoso karena memiliki catatan buruk terkait HAM. (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prabowo Teken Keppres Tetapkan Pilkada 27 November 2024 Jadi Hari Libur Nasional
Tips Diet Ibu Menyusui, Panduan Lengkap Turunkan Berat Badan Secara Aman
Apa itu Cool Undertone: Panduan Lengkap Mengenali dan Memanfaatkan Rona Kulit
Rapat Perdana dengan DPR, Menhan Sjafrie Kenalkan 2 Pejabat Baru di Kemhan
Tips Menghilangkan Ngantuk yang Efektif untuk Produktivitas Maksimal
Penting Nih! Tarif Pajak 0,5% untuk UMKM Harus Diperpanjang
Tips Membeli Rumah KPR, Berikut Panduan Lengkap yang Penting Diketahui
Jung Woo Sung Dilaporkan Telah Miliki Pacar Tapi Bukan Moon Gabi, Siapa Sosok Wanita Misterius Itu?
Apa itu Black Friday? Ini Sejarah, Fakta dan Tradisi di Balik Hari Belanja Besar-Besaran
Tips Diet untuk Pemula, Bantu Turunkan Berat Badan dengan Aman
Apa Itu CP Bahasa Gaul: Pengertian, Penggunaan, dan Dampaknya
Menuju Pelaminan, 7 Potret Romantis Nita Vior dan Vincent Kosasih Jelang Pernikahan