Liputan6.com, Banda Aceh - Lettu Tek Rahmad Samdany asal Lhokseumawe dan Lettu Cpn Hery Syahputra asal Aceh Tamiang, merupakan 2 putra asal Aceh yang menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, pada Selasa 30 Juni 2015.
Lettu Tek Rahmad Samdany dikenal sebagai sosok taat beribadah dan pintar, seperti yang diungkapkan Riski Julianda, sahabat dekat Rahmad.
"Rahmad sosok pintar dan dari keluarga taat agama, paham agama. Kami berkawan dekat itu 4 orang. Rahmad adalah orang yang selalu mengingatkan kami untuk berbuat baik," tutur Riski mengenang Rahmad di Banda Aceh, Rabu 1 Juli 2015.
Bagi para sahabatnya, Rahmad juga merupakan sosok guru yang selalu mengingatkan sahabatnya untuk selalu berbuat baik. Rahmad mengerti dan paham ilmu tauhid.
Rahmad menghabiskan masa kecil di Kota Petro Dolar. Ia bersama orangtuanya tinggal di Kompleks PT Arun NGL, Batuphat Barat, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh. Ayah Rahmad, Anwar Hasyi, merupakan guru agama di Yayasan Pendidikan Arun. Setamat SMA, Rahmad melanjutkan pendidikan di Sekolah Angkatan Udara pada 2009 dan lulus menjadi teknisi.
Riski mengaku berpisah dengan Rahmad setelah tamat SMA. Riski sendiri diterima sebagai mahasiswa IPDN pada 2006. Sedangkan Rahmad menjadi mahasiswa jurusan teknik penerbangan.
Saat Hercules C-130 jatuh, Rahmad tengah bertugas menggantikan temannya yang tidak bisa ikut terbang. "Hari kejadian itu sebenarnya dia enggak piket. Rahmad menggantikan tugas rekannya yang tidak bisa ikut terbang," ujar Riski.
Lettu Rahmad meninggalkan istri dan seorang anak yang masih berusia 1 tahun. Istri dan anak Rahmad saat ini tinggal di Bandung, Jawa Barat. Dikatakan Riski, sehari sebelum kejadian nahas itu terjadi, Rahmad sempat menghubungi keluarganya.
"Satu hari sebelum barangkat dari Halim, dia sempat telepon ayahnya. Seperti pamit," ungkap Riski yang mengaku mengetahui hal itu dari perbincangan dengan rekannya.
Karena mendapat firasat tidak enak, pada hari yang sama setelah ditelepon Rahmad, orangtuanya langsung menuju Tanjung Pura, Sumatera Utara. (Sun/Ado)
Firasat Sang Ayah Sebelum Lettu Rahmad Jadi Korban Hercules C-130
"Satu hari sebelum barangkat dari Halim, dia sempat telepon ayahnya. Seperti pamit," ungkap Riski
diperbarui 02 Jul 2015, 07:32 WIBDiterbitkan 02 Jul 2015, 07:32 WIB
Seorang anggota Wara memeluk peti mati suaminya yang menjadi korban dari jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Rabu (1/7/2015). Peristiwa ini menambah catatan kecelakaan yang disebabkan tuanya alustista yang digunakan TNI. (REUTERS/Beawiharta)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cak Imin Prihatin Siswa SD di Medan Duduk di Lantai karena Belum Bayar SPP: Kita Carikan Solusi
Miftah Maulana Dituduh Playing Victim Usai Kembali Isi Pengajian, Memang Bagaimana Ciri-cirinya?
Deretan Nama Kampung di Kecamatan Kraton Yogyakarta yang Terinspirasi dari Nama Dalem Pangeran
Amal Tidak Menjamin Masuk Surga, Mengapa Harus Tetap Beribadah? Simak Jawabannya
Siswa SD di Medan Dihukum Duduk di Lantai karena Nunggak SPP, Orangtua: Jaga Mental, Saya Akan Tarik dari Sekolah
Kemenag Dorong Pengukuhan 600 Ribuan Guru Profesional Pendidikan Islam
Karakter Masyarakat Banyumas di Balik Logat Ngapak
Disanksi PTDH Karena Perkosa dan Paksa Pacarnya Aborsi, Bripda F Ternyata Bertugas Lagi
Diguyur Hujan Semalaman, Ratusan Rumah di Pesisir Barat Lampung Terendam Banjir
Puasa Ayyamul Bidh Rajab: Jadwal Januari 2025, Niat dan Keutamaan Pahala Dobel
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 700 Meter
3 Negara Selain Indonesia yang Ganti Pelatih di Tengah Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ada yang Sukses?