Liputan6.com, Jakarta - Pada arus mudik Lebaran 2015, jumlah penumpang yang menggunakan bus melonjak dibanding hari-hari biasanya. Namun, hal tersebut berujung pada tidak tertibnya lalu lintas karena keberadaan terminal bayangan.
Terminal bayangan atau terminal gelap adalah tempat agen bus menjual tiket sekaligus menaikturunkan penumpang di tepi jalan, bukan di terminal. Jelas, hal ini membuat jalan menjadi macet dan mengganggu kenyamanan pengendara lainnya.
Kepala Terminal Kampung Rambutan, Laudin Situmorang, mengungkapkan pihaknya merasa dirugikan dengan keberadaan terminal itu. Kerugian itu sangat dirasakan baik oleh pihak terminal dan PO bus yang lain.
"Ah, ya jelas dong sangat merugikan. Terminal rugi, PO yang sudah tertib pun rugi. Bagaimana tidak? Mereka itu tidak resmi. Naik turunkan penumpang saja di pinggir jalan, sembarangan. Dengan tarif pun sering seenaknya," ujar Laudin di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (16/7/2015).
Bukan hanya itu, penumpang yang naik dan turun di terminal bayangan, membuat pihak terminal resmi, seperti Terminal Kampung Rambutan sulit memantau arus mudik dan balik saat Lebaran. Dia mengatakan beberapa PO bus sudah mengeluhkan soal terminal bayangan padanya.
"Ya habis mau bagaimana? Kewenangan kita hanya 300 meter dari terminal. Tidak sampai lah itu. Harus kerja sama dengan pihak terkait seperti sudinhub dan kepolisian untuk tindak itu. Kita juga jadi sulit kontrol dan pantau data arus Lebaran," tutur Laudin.
Dia juga sangat menyayangkan, penumpang yang lebih memilih naik bus dari terminal bayangan. Padahal, pihaknya telah menyediakan berbagai fasilitas ekstra dalam rangka arus mudik yang dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat.
"Coba terminal bayangan mau nunggu bus di mana? Kita punya ruang tunggu bersih dan nyaman. Mau parkir kendaraan di mana? Kita punya parkiran luas dan aman untuk inapkan kendaraan. Kalau sakit? Kita punya 6 pos kesehatan gratis mulai dokter sampai obat," lanjutnya.
Laudin mengimbau agar para penumpang bus, khususnya pemudik, untuk naik dan turun di terminal agar tertib dan teratur. Juga dapat terjaga keamanan dan kenyamanannya.
"Gimana enggak aman? Kita sudah jamin bebas calo. Harga enggak bisa sembarang tembak. Di sini harus ada tujuan disertai tarif yang jelas dari setiap loket dan itu harus. Pos pengamanan dari lintas aparat juga siap melindungi pemudik," pungkas Laudin.
Sebelumnya, sejumlah terminal bayangan atau gelap membayangi keberadaan Terminal Kampung Rambutan. Terminal gelap itu antara lain terletak di perempatan Pasar Rebo dan Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Jakarta Timur. (Bob/Tnt)
Keberadaan Terminal Bayangan Rugikan Terminal Kampung Rambutan
Kepala Terminal Kampung Rambutan, Laudin Situmorang, mengungkapkan pihaknya merasa dirugikan dengan keberadaan terminal gelap.
diperbarui 16 Jul 2015, 09:46 WIBDiterbitkan 16 Jul 2015, 09:46 WIB
Sebuah bus saat memasuki Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2015). Jelang memasuki arus mudik Lebaran 2015 terminal Kampung Rambutan masih terlihat sepi dan lenggang. (Liputan6.com/Yoppy Renato)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Top 3 Berita Hari Ini: Video Viral Tempat Makan Diduga Cuci Piring Pakai Air Penuh Sampah
Kubu Pramono-Rano Ajak Masyarakat Kawal Proses Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta
Der Klassiker Jilid 1 2024/2025: Misi Dortmund Hentikan Kegemilangan Bayern Munchen
Sinopsis Drama Thailand Club Friday Season 16: Love You to Death di Vidio, Saat Cinta Berubah Menjadi Duka
Tingkatkan Literasi Ekonomi Syariah, Halal Fair Bakal Digelar Bulan Depan
Aneka Olahan Mangga: Mangga Bisa Diolah Menjadi Apa Saja yang Lezat dan Menyegarkan
Zita Anjani Sebut Kontribusi Anak Muda Majukan Pariwisata Indonesia Sangat Besar
Sederet Inovasi Startup yang Curi Perhatian di Startup4Industry 2024
350 Kutipan Tentang Missing Someone Quote yang Menyentuh Hati
VIDEO: Detik-detik Talud Longsor Akibat Curah Hujan Deras di Yogyakarta
Menakar Peluang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kafe Matcha Favorit Kini Buka di Bekasi, Hadirkan Menu Viral Pistachio Kunafa