Keberadaan Terminal Bayangan Rugikan Terminal Kampung Rambutan

Kepala Terminal Kampung Rambutan, Laudin Situmorang, mengungkapkan pihaknya merasa dirugikan dengan keberadaan terminal gelap.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 16 Jul 2015, 09:46 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2015, 09:46 WIB
20150630-Terminal-Kp-Rambutan-Jakarta1
Sebuah bus saat memasuki Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2015). Jelang memasuki arus mudik Lebaran 2015 terminal Kampung Rambutan masih terlihat sepi dan lenggang. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Pada arus mudik Lebaran 2015, jumlah penumpang yang menggunakan bus melonjak dibanding hari-hari biasanya. Namun, hal tersebut berujung pada tidak tertibnya lalu lintas karena keberadaan terminal bayangan.

Terminal bayangan atau terminal gelap adalah tempat agen bus menjual tiket sekaligus menaikturunkan penumpang di tepi jalan, bukan di terminal. Jelas, hal ini membuat jalan menjadi macet dan mengganggu kenyamanan pengendara lainnya.

Kepala Terminal Kampung Rambutan, Laudin Situmorang, mengungkapkan pihaknya merasa dirugikan dengan keberadaan terminal itu. Kerugian itu sangat dirasakan baik oleh pihak terminal dan PO bus yang lain.

"Ah, ya jelas dong sangat merugikan. Terminal rugi, PO yang sudah tertib pun rugi. Bagaimana tidak? Mereka itu tidak resmi. Naik turunkan penumpang saja di pinggir jalan, sembarangan. Dengan tarif pun sering seenaknya," ujar Laudin di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (16/7/2015).

Bukan hanya itu, penumpang yang naik dan turun di terminal bayangan, membuat pihak terminal resmi, seperti Terminal Kampung Rambutan sulit memantau arus mudik dan balik saat Lebaran. Dia mengatakan beberapa PO bus sudah mengeluhkan soal terminal bayangan padanya.

"Ya habis mau bagaimana? Kewenangan kita hanya 300 meter dari terminal. Tidak sampai lah itu. Harus kerja sama dengan pihak terkait seperti sudinhub dan kepolisian untuk tindak itu. Kita juga jadi sulit kontrol dan pantau data arus Lebaran," tutur Laudin.

Dia juga sangat menyayangkan, penumpang yang lebih memilih naik bus dari terminal bayangan. Padahal, pihaknya telah menyediakan berbagai fasilitas ekstra dalam rangka arus mudik yang dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat.

"Coba terminal bayangan mau nunggu bus di mana? Kita punya ruang tunggu bersih dan nyaman. Mau parkir kendaraan di mana? Kita punya parkiran luas dan aman untuk inapkan kendaraan. Kalau sakit? Kita punya 6 pos kesehatan gratis mulai dokter sampai obat," lanjutnya.

Laudin mengimbau agar para penumpang bus, khususnya pemudik, untuk naik dan turun di terminal agar tertib dan teratur. Juga dapat terjaga keamanan dan kenyamanannya.

"Gimana enggak aman? Kita sudah jamin bebas calo. Harga enggak bisa sembarang tembak. Di sini harus ada tujuan disertai tarif yang jelas dari setiap loket dan itu harus. Pos pengamanan dari lintas aparat juga siap melindungi pemudik," pungkas Laudin.

Sebelumnya, sejumlah terminal bayangan atau gelap membayangi keberadaan Terminal Kampung Rambutan. Terminal gelap itu antara lain terletak di perempatan Pasar Rebo dan Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Jakarta Timur. (Bob/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya