Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan bahwa kebakaran hutan kawasan Konservasi Gunung Guntur mencapai 30 hektare lebih.
"Diperkirakan hasil pengecekan kami semua, serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), ada 30 hektare, bisa lebih," kata Kepala BPBD Garut Dadi Zakaria saat dihubungi, Senin (20/7/2015).
Ia menuturkan, lahan hutan yang terbakar merupakan tanaman ilalang dan ranting yang kering di area Puncak 2, Blok Pamulangan, Citiis, Tarogong Kidul.
Kebakaran itu, menurut dia, diketahui Minggu 19 Juli 2015 siang. Hingga Senin dini hari, kobaran api masih terlihat kemudian menjelang pagi diperkirakan sudah padam.
"Telah melakukan upaya pemadaman dengan BKSDA, TNI, dan Polri, menjelang pagi sudah hampir padam, diperkirakan api padam," beber Dadi.
Penyebab kebakaran itu, kata dia, belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi dugaan sementara karena faktor alam yaitu panasnya matahari, atau perbuatan manusia yang membakar sampah.
"Kita tidak bisa memastikan sumber api seperti apa," tukas Dadi.
Ia menyampaikan peristiwa kebakaran itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun hanya sempat mengganggu pendaki atau orang yang berkemah di kawasan Citiis, Gunung Guntur.
Selain itu, lanjut dia, kebakaran hutan tidak menjalar ke permukiman penduduk di kaki Gunung Guntur karena lokasinya cukup jauh.
"Tidak mendekati titik api, jarak titik api ke permukiman lima kilometer, sementara aman," ujar dia.
Dadi menambahkan, kebakaran hutan Gunung Guntur merupakan peristiwa setiap tahun pada musim kemarau dengan luas lahan yang terbakar berbeda-beda.
"Kebakaran gunung sudah beberapa kali terjadi," tukas Dadi. (Ant/Ali/Ans)